Ketiga gadis kini tengah berdiri angkuh menghadap seorang gadis lain dengan kondisi yang sungguh mengenaskan.
Salah satu dari mereka mulai mendekati gadis malang dengan seringai miliknya.
"lepaskan gue sialan!"
"Bagaimana bisa aku melepaskan manusia tidak tau diri seperti mu begitu mudah!"
Ketiga gadis tersebut tertawa meremehkan kepada gadis tidak tau diri yang ada didepan mereka. Licya, Hana dan Jessy kini menyeringai membuat gadis malang tersebut merinding, dirinya cuma bisa pasrah karena berurusan dengan 3 iblis berparas cantik yang ada didepannya saat ini.
"11 tahun sudah berlalu, ku lihat hidup mu begitu dimanjakan dengan kekayaan dan kekuasaan keluarga angkat mu. Apakah kau tidak ingat kalau kau cuma putri angkat mereka yang dengan teganya memfitnah putri kandung mereka sendiri!"ucap Licya dengan terkekeh sinis melihat kearah gadis tidak tau diri didepannya ini dengan menekan kata angkat dan kandung untuk menyindirnya.
"Dan oh iya bagaimana kau juga meracuni keluarga itu sampai mereka begitu membenci Anindya!"sambung Hana lalu mencengkeram kuat dagu gadis itu hingga kuku-kuku jari indah miliknya membentuk sebuah bekas di wajah gadis malang tersebut.
"Ck ck dan lihatlah sekarang dengan tidak tahu malu nya gadis ini meminta agar namanya tercantum dalam hak waris keluarga itu!"sambung Jessy melihat gadis itu dengan sinis.
"Kalian menyiksa ku toh Anindya juga udah mati"balas gadis malang tersebut dengan seringai andalannya yang membuat Hana, Licya maupun Jessy menggeram kesal.
"Siapa yang sudah mati nona?"tanya seorang gadis dengan melangkah kan kaki jenjang miliknya mendekati sebuah kursi yang terdapat seseorang yang begitu dibencinya. Mila, gadis tidak tau diri yang bisa-bisanya merebut kasih sayang kedua orang tuanya bahkan semua keluarganya.
"K-kau masih hidup?!"tanya Mila terkejut yang membuat kedua bola matanya membulat hingga sebuah kekehan kecil terdengar oleh telinga miliknya, "sejak kapan aku mati?!"
"Kau!"geram Mila tidak terima melihat Anindya yang masih sehat tanpa kekurangan apapun.
"Tidak usah terkejut begitu, aku rasa 11 tahun sudah cukup untuk kau bersenang-senang dengan keluargaku dan kini waktunya kau menerima konsekuensinya!"balas Lena dengan menekan kata keluargaku dengan niat untuk menyindir gadis tidak tau diri didepannya ini.
Dengan perlahan Lena mengeluarkan sebuah pisau lipat andalannya lalu mengelap benda tajam itu dengan sebuah sapu tangan yang diambilnya dari saku celananya, melihat seorang gadis yang tengah ketakutan dan melihat pisau lipat yang ada ditangannya secara bergantian.
"A-apa yang akan kau lakukan akhh!"
Kini sebuah garis panjang tanpa lekukan tergores indah di kening milik Mila, Lena terkekeh melihat karya nya yang begitu rapi, "tidak begitu buruk,"
"Sialan! Shh,"bentak Mila kesakitan dengan tatapan tajam miliknya yang diarahkan kepada gadis iblis yang ada didepannya.
"Hei jangan membentakku! Aku hanya ingin melukis apa itu salah?!"balas Lena sengit lalu menarik rambut Mila hingga sang empu mendongak kesakitan. Hana yang sedari tadi diam kini mulai mendekati Mila dengan senyum manis miliknya, lalu mengelus wajah gadis itu dengan lembut. Perlahan darah mulai mengalir turun dengan bekas goresan yang berasal dari elusan lembut tangan Hana, ya sebuah jarum terselip di sela-sela jari tangannya!
"Shh, c-cukup! Bunuh saja aku! shh"teriak Mila kesakitan yang membuat keempat gadis cantik yang ada disana tertawa terpingkal-pingkal.
"Kami belum menyiksamu! Enak saja kau ingin mati dengan begitu mudah"balas Licya sinis. Lena melepaskan tangannya yang sedari tadi menarik kepala Mila dengan kasar, beranjak menjauhi gadis itu dan duduk disamping Jessy, sahabatnya yang sedari tadi hanya menonton tanpa berbuat apa-apa.
Seorang lelaki bertubuh jangkung memasuki ruangan itu, menunduk hormat kepada keempat gadis yang ada disana. Kemudian mendekati seorang gadis yang sedang terikat disebuah kursi dengan darah yang sudah mengalir kemana-mana.
Lena meninggalkan ruangan itu disusul oleh Hana, Licya dan Jessy menuju ruangan miliknya.
Dilain sisi lelaki jangkung itu mulai membuka satu persatu baju yang melekat pada gadis yang tengah terikat didepannya. Mencium rakus bibir ranum gadis itu hingga mengeluarkan darah. Tak tinggal diam tangannya meremas kedua gundukan besar yang terekspos begitu saja, "sialan, lepaskan aku ahh!"
Tidak menghiraukan teriakan gadis tersebut, kini wajahnya berada didepan kedua gundukan yang begitu menggoda, dengan rakus lelaki itu menghisap gundukan itu dan salah satu tangannya memelintir nipel gundukan satunya, "ahh, kau kurang ajar, shhh!" desahan yang keluar semakin membuat lelaki itu semakin nafsu untuk merayapi gadis tersebut.
-OoO-
Menyakiti fisik maupun batin Mila itu adalah tujuan Lena. Kehormatan gadis malang tersebut kini sudah direnggut oleh salah anak buahnya. Lengkungan dibibir Lena terbentuk begitu saja melihat keadaan mantan saudari angkatnya itu.
Mila yang masih terikat disebuah kursi hanya terdiam kaku atas kejadian beberapa waktu lalu, kehormatan yang sangat dijaganya selama ini harus direnggut begitu saja oleh lelaki yang bahkan tidak dikenalnya. Merasa dirinya sudah kotor dan malu atas dirinya sekarang. Sebutir air mata putih begitu saja dari kelopak mata Mila, Lena dan Hana yang melihat itu tentu kini tersenyum senang. Mental gadis malang itu perlahan terganggu, yang berarti tujuan untuk menghancurkannya berjaya, mereka iblis? Bisa dibilang seperti itu.
Licya dan Jessy yang baru saja sampai terheran saat melihat kedua sahabatnya tersenyum lepas memperhatikan sebuah objek yang kini hanya terdiam kaku disebuah kursi. Merasa mendapatkan jawaban Licya dan Jessy ikut tersenyum.
"Gue benci diri gue akhhhhhh! Gue kotor hiks.. g-gue ternodai oleh lelaki sialan itu hikss,"Lena yang ingin meninggalkan ruangan itu kini berbalik lagi saat mendengar teriakan Mila. Seringai kesenangan terpatri jelas dibibir gadis cantik tersebut.
'Mission completed'
-OoO-
Lalu lalang mobil ataupun motor dijalan raya kini menjadi objek yang lebih menarik untuk dilihat dibandingkan segelas kopi yang ada didepannya.
Keadaan ibukota saat ini tengah padat karena menunjukan jam makan siang, puluhan orang berlalu lalang keluar masuk cafe yang menjadi tempat lamunan seorang gadis dengan wajah bak bidadari tersebut.
Lamunannya buyar saat menangkap suara lembut menyapa dirinya, "permisi, apa saya boleh duduk disini? Soalnya meja yang lain sudah penuh,"ucap seorang gadis berbandana merah yang menambah kesan manis gadis itu, sebuah anggukan dari sang pemilik meja membuat gadis manis itu segera menarik kursi yang ada didekatnya meletakkan nampan berisi makan siang miliknya.
Sebuah tangan terulur kan yang disertai senyum manis gadis berbandana merah, "kenalin gue Syakira, Lo?"
"Lena,"sebuah balasan uluran tangan dan senyum manis terlontar yang membuat gadis bernama Syakira itu terpana akan kecantikan gadis yang ada dihadapannya.
-OoO-
Tbc..
Gimana masih pada ingat dengan Syakira?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[T A H A P R E V I S I] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] ---- Seorang gadis yang berumur 13 tahun namun sudah menjadi pemimpin suatu gangster yang bernama Black Dark. Percaya ataupun tidak tetapi itulah Anindya, gadis dingin dan kejam namun memiliki sedik...