-Happy Reading-
"Dek, kenapa melamun?" tanya Vano seraya menepuk pundak kanan Anindya membuat Anindya tersadar dari lamunannya.
"Kenapa kak?" Anindya menanya balik dan membuat Vano menghela nafasnya pelan.
"Kamu kenapa melamun?" ulang Vano membuat Anindya kembali mengalihkan pandangannya kearah meja yang terdapat sebuah keluarga bahagia yang tak jauh dari tempat mereka.
"Cuma berfikir sebegitu tidak pentingnya kah aku sampai-sampai mereka tertawa bahagia tanpa memikirkan bagaimana nasibku sembilan tahun belakangan ini?" ucap Anindya lirih membuat Vano mengalihkan pandangannya kearah meja yang berisi sebuah keluarga yang kini tengah tertawa bahagia.
"Ngga usah difikirkan, biarkan mereka bahagia tanpa kamu dan kamu juga harus bahagia tanpa mereka. Ngga perlu sedih, mereka yang harusnya sedih saat melepas sebuah berlian berharga demi sebuah rongsokan. Come on princess, tunjukkan bahwa kamu bisa lebih bahagia dari mereka. Kamu punya Mommy, Daddy, Kak Muel, Kakak, dan juga Lucas. Bahkan kamu memiliki Hana dan Licya yang selalu ada di samping kamu. " ucap Vano menghibur lalu mengelus surai rambut Anindya hingga memunculkan sebuah lengkungan di wajah Anindya.
"Kakak benar, kenapa aku harus sedih disaat kalian semua ada disampingku." sahut Anindya seraya tersenyum lalu memeluk pria berperawakan tinggi tersebut.
"Mau balik sekarang?" tanya Vano lalu melepas pelukan antara dirinya dan adik kecil kesayangannya.
"Mau, Nindya kangen sama mereka!" jawabnya dengan antusias membuat Vano terkekeh pelan.
-OoO-
Mansion megah bertuliskan 'KEDIAMAN ALEXANDER' menjadi tempat pemberhentian sebuah mobil Pajero sport berwarna putih. Pintu mobil di sisi kiri yang terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik pemilik bola mata berwarna coklat gelap yang kini tengah tersenyum senang tatkala melihat tempat tinggalnya saat kecil dulu.
Disusul oleh seorang pria yang langsung memanggil satpam agar membawakan 3 koper berbeda warna yang ada di bagasi mobil kedalam mansion.
Perlahan kaki jenjang gadis itu melangkah menuju pintu utama mansion, membukanya secara perlahan dan disambut oleh senyuman manis dari seorang wanita paruh baya yang sangat dirindukan olehnya.
"Assalamualaikum Mommy," ucap Anindya mendekat kearah wanita paruh baya tersebut, mengambil tangan kanan wanita itu dan menyalimnya sebagai bentuk kesopanan.
"Waalaikumsalam sayang, gimana perjalanannya?" sahut wanita paruh baya tersebut lalu memeluk putri kesayangannya dengan erat.
Anindya tersenyum dan melepas pelukan hangat yang sudah 2 tahun belakangan ini tidak dirasakannya sebab kedua orangtuanya yang tidak memiliki waktu untuk menjenguknya 2 tahun belakangan ini.
"Lumayan capek mom. Daddy, Kak Muel sama Lucas dimana?" tanya Anindya kepada Yoona membuat wanita paruh baya itu tersenyum hangat.
"Nanti bersihkan badan terus langsung istirahat ya sayang. Daddy masih dikantor kalau jam segini, Samuel lagi pergi sama temannya dan Lucas masih ada kegiatan ekstrakurikuler disekolahnya." sahut Yoona membuat Anindya mengangguk paham.
"Yaudah sana kamu bersihkan badan terus istirahat." potong Vano yang sedari tadi hanya melihat komunikasi antara ibu dan anak didepannya.
"Yaudah Nindya pamit ke kamar dulu ya mom, kak Vano," ujar Anindya lalu segera melangkahkan kakinya menuju kamar kesayangannya yang terletak dilantai dua mansion. Yoona yang beranjak menuju dapur dan Vano yang menyusul Anindya dikarenakan kamarnya yang terletak tepat disebelah adik kesayangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[T A H A P R E V I S I] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] ---- Seorang gadis yang berumur 13 tahun namun sudah menjadi pemimpin suatu gangster yang bernama Black Dark. Percaya ataupun tidak tetapi itulah Anindya, gadis dingin dan kejam namun memiliki sedik...