4| Kamu

127 9 0
                                    

Bandung, Juni 2014

Mikha menatap Raka yang sedang menyalurkan hobinya di bawah rumah pohon. Raka menyukai hal-hal tentang roda, terutama sepatu roda dan sepeda. Seperti saat ini, Raka sedang bermain sepedanya.

Dalam diamnya, Mikha membayangkan bagaimana suatu hari nanti jika Raka benar-benar pergi dari Bandung. Memang benar jika Jakarta-Bandung tidak terlalu jauh, tapi tetap saja akan ada jarak antara mereka.

"Mikha! Jangan ngelamun terus!" Teriak Raka dari bawah. Mikha membalasnya dengan senyuman kecil.

"Kata Bapak, anak-anak pemain sepak bola kemarin nginep di villa Om Agus. Kamu mau ke sana?"

"Serius?" Tanya Mikha memastikan.

"Iya. Mereka ke sini untuk latihan dan malam pengakraban."

"Ayo kita ke sana!" Seru Mikha semangat. Jujur, Raka merasa lega karena bisa melihat Mikha kembali penuh semangat seperti sebelumnya.

🌙

Perjalanan menuju villa Pak Agus cukup jauh. Mereka melewati beberapa jalanan menanjak dan sawah-sawah agar lebih cepat. Pak Agus adalah ayah dari Novi, teman semeja Mikha.

"Novi!" Panggil Mikha ketika mereka sampai di gerbang masuk villa. Villa milik keluarga Pak Agus tergolong villa yang mewah, jadi jika hanya masuk untuk bermain-main tanpa mengenal orang dalam akan sulit.

"Eh, Mikha, Raka. Ada apa? Tumben ke sini, ada perlu?"

"Ini Mikha pengen tau anak-anak sepak bola dari Jakarta," jawab Raka.

"Ah, kebetulan banget. Kamu mau aku kenalin?"

"Nggak, ih. Aku cuman mau lihat aja,"

"Nggak papa, mereka anaknya baik-baik, kok."

"Udah sana! Ntar nyesel lho," Raka berucap sambil menyikut Mikha.

"Tuh, kan. Udah dibolehin sama Raka." Tambah Novi.

"Nggak usah, ih. Malu tau!"

"Tenang, aku nggak akan cemburu, kok." Raka berucap dengan percaya diri.

"Yuk!" Ajak Novi lagi. Kali ini Mikha menyarah, ia mengikuti langkah Novi masuk ke villa milik ayahnya.

🌙

"Nov, aku malu," Mikha berusaha menahan langkah Novi menuju kerumunan laki-laki di halaman villa.

"Nggak papa, aku udah kenal sama mereka, kamu tenang aja, ya?" Novi meneruskan langkahnya.

"Kak Arzam!"
Tak berselang lama, seorang lelaki berjalan menuju Novi dan Mikha.

"Hai, Nov. Ada apa?"

"Kenalkan, kak. Ini Mikha, teman sekolahku." Ucap Novi. Mikha segera menyambut uluran tangan 'Arzam'

"Arzam,"
"Mikha,"

"Kalau begitu, kamu sama Mikha ikut acara kita aja. Kan sekarang kamu sudah punya teman perempuan,"

"Wah boleh tuh!" Novi berseru senang.
"Mik, ikut acara api unggun yuk?" Ajak Novi.

"Emang boleh? Bukannya itu acara  internal mereka?" Tanya Mikha ragu.

ALUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang