17| Jakarta

61 7 0
                                    

Depok, Desember 2017

Berbulan-bulan sudah Mikha menjadi mahasiswi. Ia mulai terbiasa dengan hiruk pikuk kehidupan di Depok.

Hari ini, Mikha bisa bernapas lega karena semesterannya telah usai, sehingga bisa menikmati libur akhir tahun. Seperti biasanya, Mikha akan menunggu Raka dan Rio di depan perpustakaan. Ia duduk sendirian sambil menikmati musik yang mengalun pelan lewat earphone-nya.

Tiba-tiba, Rio datang lalu menarik earphone yang digunakan oleh Mikha. Lelaki itu hanya tersenyum ketika Mikha hendak marah. Dan senyuman itu berhasil membuat Mikha menahan amarahnya.

"Udah selesai semesterannya?" Tanya Rio.

"Udah dong! Tinggal persiapan buat liburan!" Seru Mikha bersemangat.

"Yah, enak banget, sih lo!" Rio menyikut pelan lengan Mikha. Mikha malah tertawa meledek Rio.

"Emang lo mau liburan ke mana? Pulang ke Bandung?" Tanya Rio.

"Maybe, aku juga udah lama banget nggak ketemu ibu. Kangen!"

"Jalan-jalan dulu ke Jakarta! Mampir gitu ke rumah gue, ntar gue kenalin abang gue,"

"Nggak." Jawab Mikha singkat. "Ntar makin banyak yang suka sama aku repot jadinya.

"Oo jadi maunya cuman disukain gue aja?"

"Heh?"

Rio tertawa melihat ekspresi wajah Mikha. "Gue tau kok kalau lo pengen gue jadi satu-satunya orang yang suka sama lo, kan?" Tanya Rio kini dengan nada suara yang terdengar lebih serius.

Mikha hanya menjawabnya dengan senyuman. Ia sudah terlalu terbiasa dengan ucapan Rio yang tak pernah dianggapnya serius.

"Gue ada kelas lagi, nih. Gue tinggal, ya?" Pamit Rio.

"Cepet banget?"

"Iya, gue cuman mau lihat lo aja. Duluan, ya?"

Mikha mengangguk, lalu membiarkan Rio melangkah menjauh.

Tak berselang lama setelah Rio meninggalkan Mikha, Raka datang. Lelaki itu menyapa Mikha dengan hangat seperti biasanya.

"Rio belum ke sini?" Itu sapaan pertama Raka ketika telah duduk di samping Mikha.

"Baru aja pergi. Ada kelas katanya." Jawab Mikha. "Ka, kamu udah selesai semesteran?"

Raka terdengar bergumam kecil. "Udah belum, yaa?" Raka sengaja menggoda Mikha yang terlihat begitu serius.

"Serius, Raka!"

"Iya, iya. Belum, sih. Tapi, minggu depan udah selesai. Emang kenapa?"

"Liburan, yuk?" Ajak Mikha.

"Kemana?"

"Bandung." Jawab Mikha dengan tegas.

"Yakin nggak mau nyoba main ke Jakarta?" Tanya Raka.

"Pengen, sih. Tapi, aku kangen ibu."

"Aku juga." Jawab Raka. "Gimana kalau kita ke Jakarta dulu? Nanti tanggal tiga puluh, kita ke Bandung buat tahun baruan, kan seru!"

Mikha berseri bahagia. "Aku mauu banget, Raka!" Seru Mikha bersemangat. "Kalau gitu kamu semangat, ya? Aku tunggu waktunya kita liburan!"

🌙

Jakarta, Desember 2017

Hari ini, Raka memenuhi janjinya untuk mengajak Mikha mengunjungi Jakarta. Mikha tampak begitu bahagia ketika duduk di jok belakang motor Raka.

Cukup lama perjalanan mereka hari ini mengingat menjelang akhir tahun jalanan semakin ramai. Menjelang, Raka mengajak Mikha ke sebuah mall di wilayah Jakarta Timur untuk beristirahat sebelum sampai di rumah.

"Kita sekalian jalan-jalan, ya?" Ucap Raka guna membujuk Mikha.

Di tempat itu mereka menikmati makan sore bersama. Mikha tak bisa menyembunyikan raut bahagianya ketika kini ia sudah sampai di kota yang dulu ingin sekali dijamahnya.

"Mik, habis ini cari buku bentar, ya?" Ajak Raka.

"Ya ampun, Raka. Kamu masih sempat mikirin buku? Aku aja kaya udah lupa semua materi kuliah."

Raka hanya terkekeh. "Nanti kamu juga bisa sekalian beli."

"Iya, deh. Terserah."

🌙

Mikha memilih menjauh dari Raka yang sedang sibuk mencari buku-buku penuh angka. Ia berjalan ke arah buku-buku fiksi yang tertata begitu rapi.

Tangannya bergerak seakan menyeleksi setiap judul buku yang dibacanya. Gerakannya terhenti pada sebuah buku yang terlihat begitu elegan menurutnya. Dengan cover buku berwarna perpaduan hitam, biru, dan oranye dihiasi gambar rumah pohon yang indah. Ia pun mengambil buku itu dari rak.

Antara Bandung dan Jakarta.

Mikha masih terpaku dengan judulnya. Ia pun membaca sebentar blurb di belakang buku tersebut. Cukup lama, dan itu membuatnya ingin membawa pulang buku itu.

"Mikha?"

"Iya? Udah, Ka?" Tanya Mikha.

"Udah. Kamu mau beli itu?" Tanya Raka sambil menunjuk buku di tangan Mikha.

Mikha mengangguk ragu.

"Ya sudah, ayo ke kasir!"

Mikha mengangguk.

🌙

Jakarta, Desember 2017

"Ya ampun, Mikha! Akhirnya kamu main ke sini." Sambut Fatma ketika melihat putranya datang bersama Mikha. Ia langsung memeluk hangat gadis itu.

"Mikha juga senang bisa main ke sini."

Fatma melepaskan pelukkannya. "Tadi berangkat jam berapa? Kok baru sampai?" Tanya Fatma.

"Tadi sebenarnya-"

"Lepas dzuhur." Potong Raka. "Tapi, kita main-main dulu, jadi lama."

"Kalau gitu, kalian mandi dulu, ya?" Ucap Fatma sambil membantu keduanya masuk.

"Ibu buatkan makan malam, ya." Ucap Fatma, lalu melangkah menuju dapur.

Raka yang sedang membawa tas masuk mengalihkan perhatiannya pada Mikha. "Mik, ke atap yuk!" Ajak Raka.

"Atap?"

"Ya, walaupun cuman tempat buat jemur baju, tapi bagus buat lihat matahari tenggelam."

Mikha tersenyum lalu mengangguk.

Sepasang insan manusia itu melangkah penuh semangat menuju atap rumah. Kedatangan mereka disambut dengan angin yang berhembus kencang. Senyuman Mikha pun merekah sempurnya.

Gadis itu melangkah menatap ke arah matahari tenggelam. Ia merentangkan tangannya, lalu memejamkan matanya.

"JAKARTA, AKU SUDAH DATANG!"

🌙

ALUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang