Seluruh murid SMA Wijaya dibuat terkejut oleh mading yang tiba-tiba terpajang di dekat tangga. Poster besar yang ditempel oleh salah satu anak OSIS tersebut mengundang kegaduhan dari anak-anak yang melihat.
ANNOUNCEMENT
KETUA OSIS PERIODE 2018/2019
Pendaftaran ditutup pada tanggal 30 November, pukul 16.00 WIB. Sekaligus penerimaan visi dan misi.
Untuk info lebih lanjut, bisa hubungi nomor di bawah ini :
08XXXXXXX999
Alvaro memejamkan matanya sejenak. Ada kemauan dalam dirinya untuk menjadi pemimpin organisasi ini, walaupun tak punya pengalaman sama sekali. Menjadi ketua OSIS memang bukan merupakan hal yang mudah, namun bisa dilakukan oleh siapa pun yang bersungguh-sungguh. Tidak sebatas ingin mencari popularitas atau sebangsanya.
Rafael mengguncang-guncang tubuh Alvaro dengan tidak berperikemanusiaan. Dan tepat di telinga Alvaro, Bintang berteriak, "Woy gaes! Perhatian semuanya...."
Mendengar Bintang berteriak lantang seperti itu barulah Alvaro membuka kelopak matanya karena penasaran. Beberapa anak ada yang acuh dan langsung menoleh ke arah Bintang, namun banyak juga yang melenggang pergi menuju kantin.
"Di sebelah gue nih, calon ketua OSIS yang baru." Bintang menyolek-nyolek dagu Alvaro, tak lupa menggoda jahil lewat tatapan matanya. "Kenalin, kenalin namanya Alvaro Defetro. Buat yang mau lebih kenal bisa follow aja insta--"
Ucapan Bintang terpotong begitu menyembul Alvira dari balik kerumunan. Sebenarnya Alvira nampak cuek, tapi tetap saja Bintang ketakutan sendiri. Lain halnya dengan cowok yang bersangkutan, jutru mengedikkan bahunya cuek. Membiarkan Bintang terus berkarya.
"Follow aja gaes, no DM! Nanti ada yang ngamuk, inisialnya A! Ada dikerumunan ini...." Bintang mengedarkan matanya ke penjuru dunia, ah ralat, ke sebatas anak-anak pembuang waktu yang mendengarkan saja.
Kini Alvaro mengangkat sebelah alisnya dan mengikuti jejak Bintang. Jatuh, tepat ke sasaran. Bola mata hitam legam gadis itu mengunci pandangannya.
Beberapa anak mulai bersiul-siul tak jelas, pertama dipelopori oleh Rafael yang entah sejak kapan tiba-tiba merangkul Rahma di sebelahnya. Ooh iya, di mana ada Alvira pasti ada Rahma.
"Udah deh, lo berdua nyalonin aja!" usul Rahma dengan entengnya.
Mata Alvira terbelalak, "Lo kira gam--" Tiba-tiba saja Alvaro mendekat dan menempelkan jari telunjuknya untuk menutup bibir Alvira yang ingin mengoceh.
"Gampang, kalau niat. Jadi patner gue 'ya? Sama-sama kita bisa kok," ucap Alvaro dengan tatapan meyakinkan.
Alvira mengerahkan seluruh otaknya untuk berpikir, ini berat. Tak boleh sampai salah mengambil keputusan, resikonya besar. Lagipula dirinya dan Alvaro kan sama sekali tidak punya pengalaman dalam OSIS.
"Ini bukan soal niat atau enggaknya. Tapi soal masa depan sekolah ke depannnya," sahut Alvira lantang.
Tiba-tiba saja terdengar langkah seseorang mendekat.
Tap ... tap....
Rupanya Gilang.
Alvaro nampak tak acuh, ia ingat bagaimana kelakuan Gilang bersama Alvira kemari . Dan ia pun mengecap Gilang sebagai ... PENIKUNG! Benar, dunia ini keras. Kita disuruh memilih antara menikung atau tertikung. Parahnya lagi, penikung datang dari kalangan sahabat sendiri.
"Si Alvaro kok jadi asem ya mukanya," bisik Bintang dengan pelan ke telinga Rafael di sebelahnya.
Rafael mengedikkan bahunya tanda tak tahu dan memilih untuk tidak peduli. Orang macam apa ini?! Jika sudah mengenal cinta saja sahabat sendiri bertengkar bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua PMR vs Kapten Futsal [Completed]
Roman pour AdolescentsBEST RANK : #2 ketuapmr 07 Juli 2020 #4 kaptenfutsal 07 Juli 2020 Alvira tak menyangka, pertemuan pertamanya dengan Alvaro di lapangan adalah awal dari kisah rumit yang akan terjalin. Alvira yang saat itu menjabat sebagai ketua PMR harus berurusan d...