Menjadi dua insan yang berpura-pura tak mengenal padahal dekat adalah hal sulit bagi mereka. Biarpun terkesan menjauh selama beberapa hari ini, Alvaro tetap memantau Alvira. Lewat ekor matanya, di setiap titik ketika Alvira berada. Ia sendirian, sudah dua hari Bintang tak masuk sekolah. Tanpa kabar, bahkan sama sekali tak memberi pesan apapun pada Alvaro.
Lelaki itu menyaksikan banyaknya murid yang lalu lalang di kantin. Jika saja perutya tidak lapar, mungkin tak akan berada di sini. Bangku kosong tepat di tengah kantin, sendiri. Hanya ditemani segelas es teh manis dan sepiring ketoprak saja. Itupun sudah ludes dalam sekejap.
Tiba-tiba saja seseorang menghampiri Alvaro, sehingga membuat lelaki itu terdiam beberapa detik. Ia menatap dengan tatapan yang penuh tanda tanya, tapi malah diulur waktu oleh orang tersebut. Orang yang sempat ingin berkelahi dengannya tempo hari, si mantan ketos.
Kak Rafael menjatuhkan bokongnya di depan Alvaro, menaruh semangkuk bakso berkuah merah ke atas meja. Mengaduknya sebentar, semakin membuat Alvaro geram. Bukan hanya itu, Kak Rafael juga malah menambahkan cuka pada baksonya, ya sengaja.
"Emang ya, orang licik gak bakal punya teman," ucap Kak Rafael dengan nada sarkastis. Sontak saja memancing emosi Alvaro, apalagi kata licik ditekan. Seolah-olah sifatnya yang paling menonjol.
"Maksud lo, apa?" Alvaro menghembuskan napas pelan, sambil menyandarkan pinggangnya pada bantalan kursi. Cara yang dilakukan agar lebih tenang, karena melihat wajah Kak Rafael saja membuatnya muak. Tentu karena hal kemarin.
Kak Rafael menghentikan makannya, pura-pura tersedak mendengar pertanyaan polos dari Alvaro. Lantas segera membalas pedas, "Lo nyalonin karena mau famous kan? Mau jadi most wanted boy di sini? Gak ngerti lagi gue sama otak lo."
Penuturan Kak Rafael berhasil menciptakan tanda tanya bagi Alvaro. Namun, tak bisa menduakan emosinya. Tanpa babibu lagi Alvaro langsung bangkit dan menggebrak meja. Mengheningkan kantin selama beberapa saat.
Semua penjuru mengarah pada Alvaro yang mulai tak bisa mengintrol emosi. Ia menarik kerah seragam Kak Rafael dan menghempaskannya ke belakang. Menimbulkan benturan keras antara bokong dan bangku kayu yang berjejer di sana.
Semua diam, tak ada yang berani merelai perkelahian tersebut. Mengaga tak percaya, itulah yang Kak Rafael lakukan. Barulah beberapa detik kemudian dirinya bangkit, berjalan tegak menuju Alvaro. Melayangkan kepalannya yang dibentuk sedemikan rupa.
Sekali saja, cukup. Namun dampaknya berhasil mengeluarkan darah segar dari salah satu sudut bibir Alvaro, hingga ia meringis kecil dan mengelap menggunakan kerah seragamnya. Pemandangan yang mengerikan bagi para penonton.
Tak mau kalah, Alvaro mengerahkan lagi seluruh kekuatannya untuk membalas. Kali ini memainkan kakinya untuk menendang tungkai bawah Kak Rafael, anggap saja bola. Spesifiknya mengenai tulang kering, sukses mengalahkan sang lawan.
Keadaan barubah ricuh saat para penonton menyoraki sikap biadap Alvaro. Ia memilih menutup telinga, tak peduli dengan omongan-omongan sok tahu orang-orang di sekelilingnya ini. Dilihatnya, ada seorang siswi yang menuntun Kak Rafael pergi. Meskipun hanya nampak bagian belakang, Alvaro yakin itu Alvira.
Rasa sesak timbul, Alvaro menjatuhkan bokongnya ke kursi. Para penonton mulai bubar, keadaan kondusif seperti semula. Ada yang mengalir dari lubang hidungnya, Alvaro menempelkan telunjuknya untuk mengetahui apa cairan tersebut.
"Lagi," gumamnya pelan sambil memejamkan mata sejenak. Hidung lelaki itu kembali mimisan tapi memilih untuk bertahan pada posisi.
Berlama-lama, membiarkan mimisan itu terjadi tanpa penanganan apapun. Seolah mimisan adalah hal yang wajar. Malah mengurusi ponselnya yang bergetar panjang di atas meja. Ternyata ada telepon dari gadisnya, Alvira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua PMR vs Kapten Futsal [Completed]
Teen FictionBEST RANK : #2 ketuapmr 07 Juli 2020 #4 kaptenfutsal 07 Juli 2020 Alvira tak menyangka, pertemuan pertamanya dengan Alvaro di lapangan adalah awal dari kisah rumit yang akan terjalin. Alvira yang saat itu menjabat sebagai ketua PMR harus berurusan d...