Epilog

2.3K 161 12
                                    

"Permisi!!"

Satu kata interupsi seorang gadis pada orang-orang yang berjalan sedikit lamban darinya, yang hari ini tengah terburu-buru. Bersama dengan koper besar berwarna cokelat miliknya, ia terus menerobos beberapa orang. Entah apa yang membuat bandara hari ini terlihat begitu sesak, mungkin karena ini adalah waktu liburan. Ya bisa jadi...

Brukk.

Karena tidak menghiraukan sekitar, alhasil ia harus bertabrakan dengan seseorang. Lebih tepatnya seorang pria muda. Barang bawaan pria itu berserakan dilantai, gadis itu terkejut. Orang-orang yang berlalu lalang mulai memperhatikan. Tidak ingin menjadi pusat perhatian pria itu berjongkok buru-buru merapikan barang bawaannya yang didominasi oleh kertas-kertas, seperti dokumen-dokumen penting.

"Ah maafkan aku. Aku tidak sengaja," sesal gadis itu merasa tidak enak dan membantu si pria merapikan kertas-kertasnya.

Pria itu tidak menjawab. Ia hanya menatap gadis itu sekilas lalu melanjutkan memasukkan semuanya kedalam tasnya yang lebih mirip tas kantor.

Selesai. Keduanya bangun bersamaan. Si pria tetap tak bergeming. Setelah melemparkan senyum tipisnya ia membungkuk hormat sekilas lalu pergi begitu saja.

Tidak ambil pusing gadis itu tetap melanjutkan perjalanan kilatnya hari ini.

Syukurlah, gadis itu mendapatkan taxi dengan cukup mudah tanpa harus menunggu lebih lama. Demi apapun, ia sudah tidak ada waktu lagi. Jadwal penerbangan ya g tadinya sempat ditunda secara mendadak harus membuatnya seperti tengah dikejar setan begini. Ingin rasanya mengumpat!

"Pak, tolong agak cepat ya?"

"Baik, Nona."

Akhirnya ia bisa pulang. Akhirnya...

♥♡♥

“Saya mengambil engkau, Bae Joohyun menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”

Sungguh seperti mimpi, Joohyun yang belum terbangun dari tidurnya. Tapi, ini nyata. Sebuah cincin emas berlian baru saja disematkan di jari manisnya. Ia tidak dapat membendung perasaan bahagianya yang luar biasa membuat setetes kecil air matanya lolos begitu saja. Hari ini ia resmi dipanggil dengan sebutan Nyonya Oh.

Di deretan bangku para keluarga dan kolega, Sooji ikut merasakan kebahagiaan itu. Ia juga sedikit terisak. Akhirnya di penghujung bab perjuangannya bersama Joohyun ia menemukan suatu hal menakjubkan yang disebut dengan kebahagiaan.

"Hei, lihat Bibi Sooji menangis! Jangan menangis, Bi. Ulgo sipji anha," tutur Sera berbicara dengan menirukan nada seorang anak kecil. Ia mengajak putera kecilnya yang belum genap setahun berbicara.

"Aniyo. Aku hanya benar-benar masih meragukan semua ini," balas Sooji menghapus air matanya.

"Kau tidak boleh ragu, Bi. Ini semua kenyataan hehe," sahut Sera menggerakkan tangan puteranya yang berada dalam pangkuannya itu.

𝙈𝙮 𝙊𝙪𝙩𝙙𝙖𝙩𝙚𝙙 𝙂𝙞𝙧𝙡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang