MOG - VI

1.4K 195 5
                                    

🎶 Would U - Red Velvet

8.00 PM

Sooji berdiri dengan semangatnya beserta senyuman yang sedari tadi ia perlihatkan dari wajah cantiknya. Ia sungguh tidak sabar untuk malam ini. Kini ia berdiri dibalik meja kasir kedai, disampingnya Joohyun terlihat sedang mengisi ulang beberapa botol kecil yang berisi bumbu-bumbu dalam bentuk bubuk.

"Kakak, apa dia masih belum juga datang?" tanya Sooji yang sudah puluhan kali mungkin. Hanya pertanyaan itu yang ia ucapkan sedari pukul 7 tadi, sejak ia berdiri.

"Sekarang jam berapa?"

"8!"

"Masih belum. Dia akan datang 1 jam lagi. Bukankah aku sudah mengatakannya?" sahut Joohyun yang masih sibuk memandangi toples gula dan toples garam.

Sooji menghela nafasnya. Tapi, tidak masalah. Ia akan tetap berdiri menunggu sang idola yang sudah berbaik hati berkenan membagi tanda tangan secara cuma-cuma.
Tadi siang sepulangnya kuliah ia mendapati poster miliknya yang tersimpan rapi didalam laci sudah tergeletak dalam keadaan tergulung diatas ranjangnya, ditambah sebuah coretan yang mampu membuatnya berbunga-bunga hingga kini. Tanda tangan Sehun yang Joohyun dapatkan semalam mampu meredam kekesalan Sooji pada Joohyun. Seakan lupa dengan soal yang tengah Joohyun sembunyikan darinya, Sooji sudah bersikap ceria seperti biasanya. Rencana Joohyun rupanya membuahkan hasil yang begitu memuaskan.

Tentu saja banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh Sooji soal bagaimana bisa Joohyun mendapatkan sebuah tanda tangan seorang Oh Sehun. Joohyun yang polos menceritakan semuanya pada Sooji. Awalnya Sooji hampir tidak mempercayai apa yang dikatakan oleh Joohyun hingga ia berinisiatif untuk ikut Joohyun ke kedai hari ini hingga larut malam, membuktikan semua perkataan kakaknya itu memang benar adanya atau hanya sekedar karangan bebas semata. Tapi mengingat selama ini Joohyun sangat jarang sekali membohonginya, kemungkinan besar apa yang dikatakan oleh Joohyun bisa jadi benar.

Kedai sudah mulai sepi pengunjung. 2 orang pelanggan terakhir baru saja keluar. Sekarang hampir pukul 9 malam, Sooji semakin tidak bisa mengendalikan dirinya saja. Nafasnya semakin cepat dan detak jantungnya meningkat hingga 2 kali lipat. Astaga rasanya seperti sedang jatuh cinta saja!

"Kenapa dia harus datang larut malam?"

Joohyun mengibaskan tangannya lalu mengusapnya dengan kain bersih yang menggantung disamping rak piring. Ia baru saja selesai dengan tumpukan piring kotor.
"Katanya agar tidak ada yang tahu. Nanti dia bisa tertangkap oleh papa... Papa... Papa apa ya?" jawab Joohyun sembari memejamkan matanya berusaha untuk mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh Sehun padanya kemarin.

"Paparazzi?"

"Nah! Itu dia! Paparazzi! Paparazzi itu apa?"

"Paparazzi itu hampir sama dengan wartawan tapi paparazzi lebih menyebalkan. Mereka mengambil foto seorang selebriti secara sembunyi-sembunyi. Jika ada kelakuan yang ganjil siap-siap saja nama selebriti tersebut muncul di media keesokan harinya!" jelas Sooji sambil memasang wajah yang tidak bersahabat ketika menjelaskan definisi paparazzi.

Joohyun hanya mengangguk-angguk saja. Entah ia paham atau tidak.

"Sekarang mana dia? Sudah jam 9, Kakak!"

"Bersabarlah. Aku tidak mengerti apa yang membuatmu sampai berlebihan seperti ini padanya! Kupikir dia biasa saja."

Sontak Sooji menoleh pada Joohyun, Oh Sehun idola semua orang Joohyun bilang biasa saja? "Apa yang kau katakan tadi? Biasa saja?"

𝙈𝙮 𝙊𝙪𝙩𝙙𝙖𝙩𝙚𝙙 𝙂𝙞𝙧𝙡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang