23 : you too

6.9K 1K 46
                                    

"Besok Lyn pulang."

"i don't even care, maam." balas Jaemin. Saat ini mereka bertiga sedang makan malam di ruang makan keluarganya.

"Dia temen kamu dari kecil. Mama papanya deket sama keluarga kita. Kamu ga boleh kaya gitu." Sooyoung memotong daging di piringnya sambil berbicara pada Jaemin.

Tidak membalas, Jaemin tetap sibuk menyantap makanannya.

"Harusnya dulu perjodohan kamu itu gak usah di batalin..."

"MA!"

"Jae, duduk." Siwon ikut mananggapi dan menyuruh anaknya untuk tetap tenang.

"Yang mama kamu bilang bener Jae. Seenggaknya kamu bilang selamat tinggal atau apa. Formalitas." Siwon memotong sedikt demi sedikit makanannya dengan santai.

"Terserah."

--

Sebenarnya Jaemin terlalu malas untuk datang ke bandara. Untuk melihat Lyn saja dia tidak mau.

Tujuan ia datang kesini untum mengkuti kata-kata Papanya. Formalitas.

"Lyn!" wanita di sebelah Jaemin berteriak pada seorang gadis yang tengah menyeret kopernya.

"Hallo ma." keduanya bertegur sapa lalu berpelukan. Jaemin hanya berdiri di samping mereka.

"Hai Jae." Evelyn beralih pada Jaemin yang fokus dengan ponselnya.

Ia membalasnya dengan anggukan kecil. Tidak beralih pandangan dari layar benda berbentuk persegi panjang itu.

Mereka-Sooyoung dan Evelyn saja- berbincang sambil berjalan menuju ke pintu check in. Sekali-kali Jaemin diajak berbicara namun jawabannya acuh tak acuh.

"Kapan-kapan kesini lagi ya sayang?" Sooyoung mengelus puncak kepala Evelyn, Mengakhiri percakapan mereka berdua.

"Jae." kata Sooyoung sambil menyenggol sikut Jaemin.

"hm?" ia mengangkat kepalanya. Lalu beralih pada Lyn.

"Oh."
"Oke."
"Dah."
"Hati-hati di Jalan."

--

Jaemin dan mamanya kini berada di parkiran. Mereka sudah selesai dan hendak kembali ke rumah.

"Coba kamu pacaran sama Evelyn Jae. Mama pasti seneng banget." Sooyoung

"Ma, stop it. Pacarku Niken."

"Mama ga seneng kamu pacaran sama Niken. Apa hebatnya dia? Jauh sama Lyn." ucapnya membanggakan evelyn.

Jaemin berdecak frustasi. Ia mempercepat langkahnya. Menghiraukan namanya dipanggil beberapa kali oleh sang ibu.

Sooyoung tentu saja mengejar Jaemin yang masih berjalan di area parkiran.

"Jaemin."

"Jaemin!"

"NA JAEMIN!!!!"
"AWAS!!!!!!"



brakkkk


Wanita itu berteriak. disusul oleh jatuhnya badan Jaemin ke tanah.

Terlalu lemah untuk membuka mata. Jaemin perlahan menutupnya. Bisa ia lihat kaki seorang wanita yang dipastikan ibunya berlari kearahnya.

Terlalu lemah untuk bangun. Terlalu takut untuk menghadapi kenyataan.

--

Ponsel Niken berdering. Ia mengambilnya dan membaca nama yang tertera disitu. Bukan Jaemin, melainkan Jeno. Teman sekelasnya sekaligus sahabat Jaemin.

Nana, Rindu Dan Agama [ Na Jaemin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang