"Mamaaa! Aku mau liat ituuuu!" Anak kecil berparas cantik dengan rambut panjangnya menunjuk sebuah toples berisi bintang-bintang kecil diatas rak.
"Sini sini mama ambilin ya?" wanita itu menghampiri rak yang tak bisa di jangkau buah hatinya dan mengambil toples beningnya.
"waaaaa... Bintangnya banyaaaak!" gadis kecil itu takjub saat mendapati toples milik Ibunya.
"ini bisa nyala kalo gelap loh! Sarah mau liat ga?"
"mau mau!" gadis itu bersemangat.
Ibunya segera berdiri dan menghampiri lampu dikamarnya lalu mematikannya.
"wuaaaaa... Iya bisa nyala ma!" gadis itu semakin antusias. Sesekali ia tertawa.
"Loh? Kok kamar papa gelap sih?" seseorang membuka pintu kala ibu dan anak itu tengah membicarakan bintang-bintang di dalam toples.
"papaa! Liat ini bintang-bintang punya mama! Bagus kaan?"
"ah.. Itu sih biasa. Mama kamu punya matahari juga loh.."
"Hah? Manaa?"
"Nih di depan kamu. Wuaaaahh!!!" lelaki tersebut merentangkan tangannya di depan putrinya.
"Ihhh! Papa bukan matahari! Papa gak bisa nyalaa!"
Mereka bertiga tertawa bersama. Gadis kecil bernama sarah dipangku oleh papanya, dan sang mama duduk di sebelahnya. Mereka bersenandung ditemani toples bintang-bintang yang bercahaya di tengah gelap.
Lama kelamaan, gadis itu tertidur karena lelah. Papanya menggendongnya ke kotak kasur di sudut kamar lalu menyelimutinya dengan perlahan supaya tidak terbangun.
Kini sisa mereka berdua, merapikan mainan-mainan yang berserakan di karpet bersama.
"Besok aku mau ketemu jeno." wanita yang tengah meletakkan kembali toples bening itu berbicara pada suaminya.
"besok tanggal 20 feb ya? Oke oke. Salamin buat jeno. Haechan kangen gitu."
"Hih kangen sama Jeno. Ke aku nya?"
"Tiap hari kalo kamu."
"Udah ah. Gak mau kena diabetes mendadak." Wanita itu menaiki kasur, disusul sang pria.
"Ken.."
"Hm?"
"Sarah minta adek loh ke aku."
"Ah bohong."
"Serius."
"Udah mendingan tidur sekarang daripada besok kamu aku kasih makan bubuk kayu sama batu."
"Eh eh jangan dong.. Iya iya tidur nih.."
"Selamat malam, istriku."
--
Tanpa basa basi, Jeno menaruh 2 amplop kecil, 1 map besar, dan sebuah kotak berwarna hitam bersamaan.
"Yang terakhir. Tugas gue cuma sampe 30 tahun."
"Dan ada dua surat.""Makasih Jen.."
"Oh iya. Satu lagi. Lo harus ketemu seseorang."
"siapa?"
"Nanti lo tau sendiri."
--
Sebuah penjara. Jeno membawa Niken ke sebuah penjara. Mereka berdua menyusuri lorong yang sepi dengan minimnya sinar matahari.
Setelah sampai di depan sebuah pintu, Jeno mempersilahkan Niken untuk masuk sendirian. Tanpa dirinya.
"Evelyn...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nana, Rindu Dan Agama [ Na Jaemin ]
Fanfiction[end] Kita sedekat nadi, Agama menjaraki sejauh bumi dan semesta. kamu bisa skip part awalnya sebelum ke konflik karena konflik itu yang penting :)