Nana, Rindu Dan Agama [ Na Jaemin ]

25 : thank u, next.

Untuk sider tercinta :

💝💕💘💖💓💞💟

Hari terakhir ospek terasa begitu melelahkan. Niken membuka handphone nya dan membuka roomchat kesayangannya disana.

Nana💕

Tidak ada pesan baru. Mereka jarang mengobrol via whatsapp karena kendala waktu dan kesibukan masing-masing.

Sebulan setelah Jaemin berada di inggris, Niken sebenarnya masih belum terbiasa.

Mereka jarang bertengkar. Masih bisa memahami situasi dimana mereka sangat lelah dan lebih menginginkan beristirahat ketimbang chat panjang yang isinya sekedar basa-basi.

Perbedaan 7 jam membuat Niken kadang kebingungan. Ia mengucapkan selamat pagi, Jaemin masih di alam mimpi.

Mengucapkan selamat malam, Jaemin baru pulang kuliah.

Mungkin Niken masih butuh waktu untuk menyesuaikan LDRnya dengan Na Jaemin.

——

"RENJUN?!" aku tersentak. Lelaki yang ku kenal tiba-tiba duduk di sebelahku.

"Hai." sapanya sambil tersenyum. Berbanding terbalik denganku yang masih menganga tidak percaya.

"Loh... Lu disini??? Bahasa inggris juga??"

Renjun hanya mengangguk sambil mengeluarkan buku-buku catatannya.

"W-woi! S-serius?! Ah bohong nih! Ini pasti bukan renjun!" aku memutar-mutar badan lelaki di depanku.

"Gue beneran Renjun! Mana ada lagi di dunia ini yang seganteng gue coba. Renjun cuma satu di dunia." Ucapnya membanggakan diri.

Aku menepuk jidat lalu memilih untuk menyiapkan alat tulis juga untuk pelajaran pertama hari ini.

"Gilasih kok bisa sama banget kaya gini." Aku masih tidak percaya yang duduk disebelahku adalah Renjun.

"Ya bisa aja kan?" Dia tertawa lalu fokus pada pelajaran.

——

"Hallo Na?"

"Hai. Lagi makan siang ya?"

"Iya nih. Kamu ngapain subuh-subuh nelepon?"

"Rindu."

"Hm? Kenapa?"

"Aku rindu."

"Hish..."

"Aku ga bisa tidur."

"Mau di temenin?"

"Sini. Apartemen aku."

"Send alamat nya coba. Ntar aku otw kesana."