12 : i luv u

8.2K 1.4K 261
                                    

Hening. Aku tidak menjawab. Mataku seolah-olah beku.

"Niken," panggil kakakku.

Ia mengacak rambutnya frustasi atas diamku. Mengusap wajahnya beberapa kali.

Aku ingin berbicara. Namun rasanya bibirku kaku, Aku ingin menangis.

Aku berdiri dengan menunduk.
"Kak, maaf."
"Aku mau sendiri dulu."

Aku berjalan keluar dari rumah. Kak Jaehyun tidak mengejarku. Mana mau dia mengejar adiknya yang menyukai sesama jenis.

Aku akui itu. Aku memang pernah. Tapi itu dulu. Sekarang aku hanya menyukai bahkan mencintai Na Jaemin. Kenapa harus di ungkit lagi?

Aku ingin mengatakan itu tadi, Tapi rasanya berat sekali.

Suara gemuruh mulai terdengar. Aku tidak tau mau kemana. Hujan juga perlahan turun, kelamaan menjadi deras.

Niatnya aku mau ke rumah Kayla, Tapi rumahnya jauh. Hujan-hujan begini jarang ada ojek online.

Akhirnya aku kesana, Ke blok J4.

——

Hujan deras, Aku mendatangi rumah ini. Meminta izin pada satpam, namun ia tak percaya. Membiarkanku menunggu di tengah hujan saat ia memanggil Na Jaemin di dalam.

Tak butuh waktu lama dia keluar. Pacarku, Disitu. Dengan payung hitam besar di tangannya.

Satpam tadi membukakan gerbang besar rumah ini untukku.

Jaemin menghampiriku. Menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam. Tapi aku tetap kehujanan.

brak

Berasamaan dengan Pintu rumahnya ditutup kasar, Jaemin memeluk tubuhku yang basah. Ia memeluknya erat seolah menghangatkanku. Walau yang terjadi malah kaos jaemin ikut basah karena baju seragamku yang kehujanan.

"Kenapa hujan-hujanan?" katanya.

"Rindu," Jaemin memanggilku.

Aku tidak bisa menjawab.Badanku rasanya dingin semua. Aku menggigil. Setengah jam aku berjalan di tengah hujan besar.

Jaemin berjongkok membelakangiku, "Ayo Naik." katanya.

Sebenarnya aku tidak mau, tapi jaemin melingkarkan tanganku dan menggendongku di punggungnya. Ia nembawaku ke lantai dua. Namun bukan ke kamarnya. Kamar satu lagi. Yang lebih besar saat Jaemin membukakan pintunya.

Ada salib di atas tempat tidur besar itu, aku tidak fokus. Jaemin membawaku masuk ke kamar mandi.

"Keringkan baju kecilmu pakai hairdryer ini." Jaemin menunjuk wastafel berkaca besar

"Seragam taruh di bawah. Jangan dipakai lagi." ia mengelus pundakku dan hanya ku balas dengan anggukan.

Selanjutnya jaemin memenuhi bathup yang ada disana dengan air hangat, menyiapkan handuk, dan menyalakan lilin beraroma.

Aku memilih duduk di kloset sedangkan Jaemin baru saja keluar. Ia kembali saat bathup hampir penuh, dengan celana dan atasan di tangannya.

Setelah itu jaemin mematikan kran dan benar-benar keluar.

Aku melepas seragamku. Menaruh nya di sudut lalu melepas 'baju kecil' ku, Menggantungnya. Mengarahkan Hairdryer supaya ia bisa kering.

Setelah itu aku merendamkan diri di bathup yang hangat. Jaemin pandai mengatur suhu airnya.

Aku benar-benar hanya merendamkan diriku. Sekitar 30 menit, kemudian aku bangun.

Yang tadi kukeringkan juga sudah bisa dipakai. Aku memakai baju yang tadi dibawakan Jaemin. Lalu keluar darisana sambil membawa handuk.

Nana, Rindu Dan Agama [ Na Jaemin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang