🥀Tigabelas

1.2K 141 16
                                    

Untuk kali ini..

Lupakan rasa bencinya..

Lupakan rasa kecewanya..

Lupakan rasa marahnya..

'Biarkan aku merasakan cintanya untukku.' batinya. Ia mulai membalas pelukan tubuh Rizky tak kalah eratnya.

hiks..” air matanya mulai lolos dari kedua matanya. Sedangkan Rizky tersenyum ketika perempuan itu mulai membalas pelukannya.

“Aku sangat mencintaimu..” entah berapa kali pria itu terus mengatakan ungkapan cintanya.

Rizky melongkarkan pelukannya dan mau tak mau ia pun menatap wajah Rizky yang tersenyum manis padanya. “beri aku satu kesempatan untuk memulainya..” kedua pasang mata itu saling berpandangan dengan perasaan yang saling menggebu.

Rizky mulai mendekatkan wajahnya, ia mulai memiringkan kepalanya sedangkan Dinda hanya mampu memejamkan matanya, ia tersihir oleh kedua mata Rizky membuat ia tak bisa melakukan apa-apa.

Cuph!

Kedua bibir itu saling bertemu, menimbulkan desiran aneh dari keduanya. Rizky semakin erat memeluk tubuh Dinda, ketika ciuman itu semakin dalam.. keduannya seolah hilang kendali, mereka bahkan tak memperdulikan dimana sekarang mereka berciuman.

.

.

.

..

.

.

.

Kesadarannya mulai menapar dirinya—ini salah... kemarahan dan kebencian mulai mengambil alih dirinya, ia memejamkan matanya sekilas.. kemudian ia mendorong tubuh pria itu dengan kasar membuat Rizky menjauh dari tubuhnya. Ia mengusap bibirnya kasar. “Lupakan apa sudah terjadi..” ucap Dinda tanpa memandang Rizky.

Ia berbalik bersiap meninggalkan Rizky namun suara pria itu membuat langkahnya berhenti seketika. “Tak adakah satu kesepatan untukku, untuk memperbaiki semuanya..” ujar Rizky dengan tegas.

“Aku tau kau masih mencintaiku, aku tau itu. Aku bisa melihatnya dari kedua matamu, tapi kenapa? kau tak mau memberiku kesempatan! apakah itu sulit untukmu..”

“Kumohon beri aku kesempatan..” Rizky berjalan dan menjatuhkan tubuhnya disamping tubuh Dinda, dengan cepat ia memegang pergelangan tangan perempuan namun dengan cepat Dinda menghepaskan tangannya. “Aku mohon..” Dinda memejamkan matanya dengan air mata yang sudah berjatuhan. Ia tak sanggup melihat Rizky seperti itu.. tapi.. ia tak bisa memberikan kesempatan itu.. masih ada banyak hal yang ia takutkan.

“Pergilah..” lirih Dinda tanpa menatap kearah pria itu. Rizky berdiri dan—BUGH!—ia menubruk tubuh Dinda dan memeluk tubuh perempuan itu dari belakang. “Kumohon.” Dinda memberontak ketika pria itu mulai lancang memeluk tubuhnya. “Sungguh, aku mencintaimu..” ada jeda “Apakah kesalahanku dulu sebegitu dalamnya hingga kau membenciku dan tak mau memberikanku kesempatan kedua..”

Dinda terdiam, namun dengan cepat ia melepaskan pelukan pria itu.. ia tak mau terlarut dalam suasana ini yang bisa membuatnya luluh.. ia tak mau!

Masih ada keraguaan didalam hatinya yang membuatnya enggan untuk bisa memaafkan pria itu ataupun memberikan kesepatan kepada pria itu.

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang