🥀Sepuluh

1.6K 168 20
                                        

Rizky berada dikedai ice cream, matanya tak segaja menatap tubuh gempal bocah laki-laki yang kini tengah berada dikedai yang sama, ia tau siapa dia. Dia adalah Ken. Bibirnya tersenyum menatap Ken yang tengah menikmati ice cream, ia sama sekali tak melihat ada yang mengantar bocah itu, termasuk Dinda, ia pun tak menemukan perempuan itu dimana pun.

'Apa dia sendiri?' tanyanya dalam hati.

Rizky berdiri dan menghampiri Ken, ia pun berjongkok dan mengusap bahu Ken dengan pelan membuat bocah bermata bulat itu menoleh kearahnya. “Paman!!” ucap Ken menatap Rizky dengan bingung.

“Apa Ken sendirian kesini?” tanya Rizky sambil mengusap pipi gembul Ken yang dipenuhi cream coklat. “Iya, paman.. Ken sendirian kesini. Abicnya Mama lagi cibuk cihh ngoblol sama paman Mike, yah jadi Ken kecini deh buat beli ice cleam,..” celoteh Ken, namun sekian detik ia pun menutup bibirnya. “Ups,” Ken sudah berjanji pada si Mama bahwa ia tidak akan mengobrol ataupun bicara sepatah kata pun pada paman Rizky—tapi ia sekarang sudah mengingkari janji itu. Ken benar-benar lupa sekarang. 'Maafkan Ken Ma—Ken udah ngingkarin janji cama Mama..' batin Ken.

“Kenapa?”

“Nggak papa paman,..”

Hup! Ken tidak bisa mengabaikan kehadiran Rizky—jujur deh hatinya sangat senang ketika paman Rizky ada  didekatnya. “Mau jalan-jalan bersama paman?” ajak Rizky membuat Ken menoleh dengan mata yang berbinar penuh keinginan.

“Mau paman!” teriak Ken dengan ceria.

Tapi raut wajahnya berubah menjadi sendu. “Kenapa jadi cemberut sih?”

“Tapi Ken udah berjanji cama Mama buat nggak ngoblol atau bermain cama paman, padahal Ken mau banget main cama paman..” ucapan polos Ken membuat Rizky terdiam.

'Sebegitu bencikah kau kepadaku—hingga kau melarangku untuk bermain bersama Ken..'

Namun...

Rizky tersenyum sambil mengelus rambut Ken. “Bagaimana kalau kita tetap bermain, tapi kamu nggak boleh bilang sama Mama kamu? Bagaimana?”

“Maksud paman Ken halus bohong cama Mama?! nggak paman!! Ken nggak mau,.. kata Mama bohong itu dosa loh—dan Ken nggak mau berbuat dosa.. Ken nggak mau..”

“Tapi Ken juga mau main sama paman!” ada jeda. ”Jadi bagaimana paman?”

“Hm, yaudah lain kali kita bermain bersama. Untuk sekarang bagaimana kalau Ken berfoto bersama paman,”

“Ken setuju paman—tapi Ken minta fotonya yah, jika Ken kangen cama paman Ken bica deh melihat foto kita.” Rizky tersenyum, semua penatnya hilang seketika dengan kehadirannya Ken yang mampu membuat ia terus tersenyum. Seolah Ken adalah penyemangatnya, andai saja ia mempunyai anak seperti Ken—pasti ia akan senang.. dirumah ia tak akan bosan karena mendengar celotehan Ken.

“Paman! Kenapa malah bengong cih!” tegur Ken sambil mengelus pipi Rizky.

“Ti-tidak, paman hanya sangat senang mengobrol dengan Ken..”

“Sama Ken juga seneng loh ngoblol cama paman..”

Matanya berkaca-kaca tanpa sebab, rasa senang tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. “Bolehkan paman peluk Ken!”

“Boleh paman," ucap Ken sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang tersusun rapih.

Rizky meraih tubuh gempal Ken dan memeluknya dengan erat, seolah ia tak ingin kehilangan Ken, Rizky hanya bisa berandai-andai saja bahwa ia bisa mempunyai putra seperti Ken. Andai saja semua itu terjadi. Cuph! Rizky memperikan kecupan manis pada kening Ken. “Paman menyayangimu,”

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang