🥀Empat belas

1.1K 139 28
                                    

“RIZKY. ADA HAL YANG AYAH INGIN BICARAKAN DENGANMU!” Rizky yang baru saja memasuki rumah ayahnya, tiba-tiba dikagetkan dengan suara Mubarak. Ia terdiam dengan posisi membelakangi Mubarak, rasanya Rizky enggan untuk melihat pria paruh baya itu, karna ayahnya punya hak adil dalam kehancuran hidupnya. Lebih baik ia tak menggubris perkataan ayahnya daripada nanti berakhir dengan sebuah pertengkaran.

Rizky menghela nafas dalam-dalam. “Sudahlah, ayah. Aku rasa tak ada hal yang perlu kita bicarakan lagi, sekarang aku ingin memfokuskan diri untuk memperbaiki semua kesalahanku..”

“Aku kesini hanya ingin mengambil berkas-berkas penting. Mulai saat ini aku akan tinggal diapartement milikku!”

“Mulai saat ini jangan coba-coba ikut campur dalam urusan pribadiku, aku berhak menentukan hidupanku kemana pun yang aku mau, dan kau tak perlu menjodohkanku dengan perempuan pilihanmu karna aku sudah menemukan orang yang pantas untukku.” ujar Rizky sambil berlalu menjauhi ayahnya yang kelihatan marah karna ucapannya, tapi ia sama sekali tak peduli dengan kemarahan Mubarak.

Menurutnya ia bebas menentukan pilihan hidupnya dan ia pun bebas mencari pasangan pilihannya bukan pilihan ayahnya. “Kau tak akan bisa melakukannya..” Langkah Rizky berhenti ketika mendengar perkataan sang ayah. “Aku bisa melakukannya.” ujar Rizky meninggikan suaranya.

“Aku bebas menentukannya. Dan kau tak punya hak apapun dalam dariku.” ia membalikan tubuhnya dan menatap Mubarak.

“Aku berhak menentukan hidupmu dan pasanganmu karna aku ayahmu, aku berhak melakukannya. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan aku sudah memilih Mici untuk menjadi istrimu, karna dia adalah orang yang tepat untuk mendampingimu.” ucap Mubarak membuat Rizky terkekeh mendengarnya.

“Hah.. sungguh lucu, kau bilang kau ingin yang terbaik untukku. Itu bukanlah hal terbaik untukku, tapi itu adalah hal terbaik untukmu, kau mengorbankanku hanya demi bisnis dan uang. Semua orang tua ingin kebahagiaan untuk anaknya, tapi kau berbeda dengan orang tua diluaran sana, kau hanya mementingkan dirimu sendiri, kau tak pernah memikirkan kebahagiaanku, kau egois..”

Mubarak terdiam tanpa menunjukan rasa bersalah pun, ia hanya memasang wajah datar. 

“Ayah bukan mementingkan diri sendiri, tapi ayah hanya ingin yang terbaik untukmu. Cobalah untuk mengerti.”

“Apa yang harus dimengerti, itu semua memang kenyataanya kan.” ada jeda. “Aku tau ayah hanya memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri, aku pun tau rencanamu.. kau menjodohkanku dengan anak rekan bisnismu hanya untuk kepentingan berjalannya sebuah bisnis, pikiranmu sungguh picik ayah.”

“Jaga bicaramu Rizky, kau seharusnya menghargaiku sebagai ayahmu.”

“Aku akan menghargai jika orang itu memang patut untuk dihargai, tapi untuk kau.. kurasa kau tak pantas untuk dihargai.”

Mubarak berkilat marah, anaknya berubah menjadi anak pembangkang.

'Kurang ajar' umpat Mubarak dalam hati. Perkataan anaknya sungguh menusuk. Tapi ia tak akan mengalah dan membiarkan Rizky untuk menikah dengan perempuan yang dipilihnya dulu, rasanya ia punya rencana yang akan membuat Rizky untuk menuruti semua keinginannya. WELL! Kita lihat dimana saat Rizky akan menuruti keinginannya dan mengalah padanya.

Hahaha,..” Mubarak tertawa keras, membuat Rizky menggertakan giginya menahan kesal.

“Bagaimana jika aku mencelakai perempuan itu dan menjauhkanmu darinya?” ancam Mubarak.

“Jika sampai kau melakukannya, aku akan pergi dari rumah ini dan melindungi Dinda darimu.” balas Rizky.

“Baiklah kita lihat sampai mana kau bisa melindunginya..”

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang