🥀Sembilan

1.6K 177 24
                                    

“Mama—Memangnya hari ini mau kemana?” tanya Ken kepada sang ibu yang sedang fokus memakaikan pakaian pada tubuh mungil nan padat miliknya.

“Hari ini kita akan pergi ke—kantor nya paman Mike!" jawab Dinda sambil mengelus surai Ken yang sudah rapi.

“Memangnya kita mau ngapain kecana cih Ma?” tanya Ken lagi dengan penasaran.

“Kita mau kesana mau memberikan makanan special buat paman Mike..”

“Acik,” seru Ken dengan bahagia. “Ken lacanya udah tidak cabal nih buat ketemu paman Mike dikantolnya..” ucap Ken yang tak jelas mengucapkan huruf R dengan benar.

“Mama boleh tidak kalau Ken panggil paman Mike dengan panggilan Papa?” tanya Ken dengan nada pelan sedangkan Dinda hanya bisa menganggukan kepalanya. “Boleh kok! Tapi harus bilang dulu nanti disana sama paman Mike! Oke...” ucap Dinda dengan mengelus hidug mungil milik Ken.

“Oke!” Teriak Ken dengan kegirangan.

Sekarang Dinda sudah siap dengan kemeja berlengan panjang berwarna putih berbahan sifon sedangkan untuk bawahnya perempuan itu menggunakan celana jeans berwarna biru tak lupa juga kedua kakinya ia balut dengan kitten heels yang berbelit berwarna hitam.

Untuk urusan rambut ia biarkan terurai bebas, tak lupa ia membawa tas kecil untuk menyimpan ponsel dan juga dompet miliknya. “Mama cantik banget cih,” komentar Ken membuat Dinda tersenyum lebar mendengarnya.

“Ken juga ganteng kok!” balas Dinda sambil mengecupi kedua pipi gembil milik Ken.

“Yaudah, ayo kita berangkat..”

“Ayo Ma—cudak tidak cabal buat ketemu Paman Mike,” ucap Ken sambil menautkan tangan nya pada jari sang ibu.

Dinda menuntun tangan Ken keluar rumah tak lupa di satu tangan nya lagi  membawa rantang berisi makanan untuk Mike.

Kedua nya menyetop taxi sebagai alat transportasi menuju kantor Mike yang lumayan jauh.

“Sudah sampai Nona,” ucap supir pada Dinda. Dinda pun turun dari taxi dengan menggendong Ken. “Ini pak uangnya,” kata Dinda pada sang supir.

Dinda berjalan kedalam kantor itu, disana terdapat para karyawan yang beralu lalang, dengan cepat ia melangkahkan kakinya pada reseptionist dan menanyakan dimana ruangan Mike berada dengan ramah nya reseptionist bertagname—Rita itu menunjukan ruangan Mike yang berada dilantai 10. Dinda pun masuk kedalam lift.

Ting!

Lift itu pun terbuka, Dinda pun keluar sambil menurunkan Ken. “Ma dimana luangan paman Mike? Apa macih jauh.” tanya Ken.

“Sebentar juga akan sampai,” Dinda mengenggam tangan Ken kearah orang yang tengah berkutat pada komputer nya.

“Permisi, saya mau bertanya dimanakah ruangan Mike?” tanya Dinda pada wanita itu.

“Apakah anda sudah memiliki janji dengan pak Mike?” Tanya wanita itu berbalik.

“Tentu saja—Saya sudah memiliki janji dengannya,” jawab Dinda.

“Tunggu disini! Saya akan memberitahu pak Mike terlebih dulu,” Wanita itu masuk kedalam ruangan Mike—tak berselang lama Mike pun muncul. Ken berteriak keras kearah Mike sambil berlari.

“Papa..” teriak Ken sambil merentangkan kedua tangan nya kearah Mike.

“Papa?” guman Mike dengan senyuman yang mengembang. Mike pun meraih tubuh bulat Ken dan menggendongnya sambil memberikan kecupan sayang pada dahi Ken.

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang