🥀Lima Belas

1.1K 126 17
                                    

"Mike.." Ucap Dinda sambil menatap kedua sosok paruh baya yang berada dihadapannya dengan bingung. Mike tersenyum melihat perempuan yang disukainya, ia berjalan menghampiri Dinda dan memeluknya dengan erat. "Aku merindukanmu.." bisik Mike dengan lembut membuat Dinda tersipu mendengarnya. Sedangkan Asri dan Dani saling berpandangan dengan tersenyum lebar melihat kedua sejoli yang tampak serasi itu. "EHEM!!" Asri berdeham kecil membuat kedua orang itu tersadar dan saling melepaskan pelukan itu dengan cepat.

"Dia cantik yah Pah.." ucap Asri membuat Dani mengangguk membenarkan perkataan istrinya. "Kalian serasi banget sih.." Asri berjalan menghampiri Dinda dan tersenyum sambil mengelus rambut Dinda. "Calon menantu Mama cantik banget sih.." ucap Asri membuat Dinda mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali sambil mencerna perkataan wanita paruh baya yang ada dihadapannya.

Tunggu dulu!

Calon menantu?

HAHHHH!

Apa ia tak salah dengar jika wanita paruh baya itu menyebutnya sebagai menantu. Sedangkan Mike tersenyum menatap Dinda dengan ekspresi kebingungan. "Perkenalkan dia ibuku.." ucap Mike yang sukses membuat Dinda shock dengan membulatkan kedua matanya. "Dan dia ayahku.." lanjut Mike menyentuh pria paruh baya yang berada disamping Mike. Ahhh, sungguh Dinda terkejut dengan semuanya.

"Ya ampun lihat pah, Mike. Dia manis dengan ekspresi bingungnya.." seru Asri dengan heboh.

Dinda tersadar dan tersenyum menatap Asri dan Dani silih berganti. "Perkenalkan nama saya Dinda Kirana tante-om." ucap Dinda sambil tersenyum tipis. "Uhh, pah. Liat calon menantu kita cantik banget sih. Mike nggak salah deh milih Dinda untuk jadi istrinya.." seru Asri yang lagi-lagi membuat Dinda terkejut dengan perkataan ibunya Mike.

'Istri?'

'Apa maksudnya??' Batin Dinda dengan penuh pertanyaan dalam batinnya.

"Mama apaan sih.." ucap Mike sambil melototkan matanya pada sang ibu, namun Asri hanya tertawa kecil melihatnya. "Tapi benerkan apa yang dikatakan mama ini.." goda Asri yang membuat Mike hanya mengulum senyumnya.

"Silahkan tante, om masuk. Maaf tante rumah saya berantakan." ucap Dinda mencoba mengusir suasana canggung yang mendera.

Asri hanya tersenyum menanggapinya, ia masuk kedalam rumah Dinda diikuti anak dan suaminya dibelakang. "Silahkan tante-om.." Dinda mempersilahkan kedua orang tua Mike untuk disofa kecil rumahnya. Asri menelisik interior rumah Dinda yang bersih dan nyaman. "Kedua orang tua kamu dimana?" tanya Asri membuat Dinda hanya menundukan kepalanya dengan raut sedih. "Orang tua saya sudah meninggal tante." Asri bisa merasakan kesedihan yang dialami Dinda, ia mengelus bahu Dinda dengan lembut.

"Maaf, tante nggak tau kalau kedua orang tua kamu udah meninggal.."

"Nggak papa tante.." Dinda tersenyum kearah Asri.

"Oh iya, tante mau minum apa?" tanya Dinda yang sudah berdiri, namun Asri menarik tangan Dinda. "Nggak perlu repot-repot. Kita kesini mau membicarakan hal penting sama kamu, jadi duduk didekat tante yah.." Dinda tersenyum melihat kelembutan ibu Mike yang membuat ia sangat nyaman.

"Tante kesini mau membicarakan hubungan kamu sama Mike.." ucap Asri langsung pada intinya.

"Hubungan?" Dinda melirik kearah Mike yang hanya tersenyum kearahnya.

"Yah! Hubungan kamu dengan Mike." ujar Dani angkat bicara. "Om kesini, mau melamar kamu untuk putra om yaitu Mike.." ada jeda. "Kita tau Mike, sangat mencintai kamu. Makanya om sama tante kesini mau memperjelas hubungan kamu sama Mike.." jelas Dani membuat Dinda terdiam dengan jantung yang berdetak kencang.

'Ya Tuhan..'

'Apa yang harus aku katakan?'

"Kamu nggak perlu terburu-buru untuk mengambil keputusan ini, aku memberikanmu waktu untuk menjawabnya. Aku akan menunggu jawabanmu setelah keputusan yang akan kamu ambil, aku tidak akan memaksakan kehendakmu disini.." ujar Mike dengan lembut.

"Namun aku sangat bersungguh-sungguh dengan hubungan ini, aku mencintaimu dengan tulus. Aku tau hal ini sangat terburu-buru, tapi aku ingin melamarmu terlebih dahulu. Aku harap kamu mau menerima lamaranku.."

Dinda mengepalkan kedua tangannya, bayangan Rizky muncul begitu saja dalam benaknya membuat ia bingung harus menentukan pilihan ini, ia tak mau memutuskan hal ini dengan terburu-buru yang nantinya akan membuat ia menyesal. Namun, tekadnya untuk melupakan Rizky adalah hal mutlak yang sudah ia putuskan.

Kesakitaan yang telah Rizky berikan begitu membekas dalam batinnya, walaupun kejadian itu sudah 2 tahun belalu namun lukanya tepat sama.

Asri menepuk bahu Dinda. "Pikirkan hal ini dengan baik-baik. Tante dan om akan menerima semua keputusan yang kamu ambil.." Asri tersenyum dan memeluk tubuh Dinda dan berbisik. "Tentukan pilihan kamu menurut kata hatimu.." Dinda terdiam mencerna ucapan Asri, ia membalas pelukan Asri dengan erat.

Mike tersenyum melihat kedua orang yang sangat dicintainya yaitu ibunya dan Dinda.

"Mama.." kedua matanya menatap kedua orang paruh baya yang tak dikenalnya. Matanya beralih menatap Mike-pria yang dirindukannya. "Papa.." teriak Ken berlari kearah Mike dengan semangat. "Ken.." seru Mike sambil mengangkat tubuh gempal bocah kesayangannya dan memeluknya begitu erat.

"Papa??" ucap Asri dan Dani secara bersamaan.

"Mike apa maksudnya ini?" tanya Dani menatap tajam kearah bocah yang ada dipangkuan anaknya.

"Jangan memolotinya pah," ucap Mike yang terus saja memeluk Ken yang menyusup kearahnya karna ketakutan dengan tatapan Dani. "Dia anakku.."

"APAAAA!!!"

Mike tertawa melihat keterkejutan ayah dan ibunya. "Kenapa kau tertawa Mike, ini sama sekali tidak lucu. Kau punya anak diluar nikah. Apa kau gila, bagaimana jika orang-orang tau dengan hal ini, apa kau ingin mempermalukan keluargamu.." jelas Dani dengan marah, sedangkan Dinda hanya menundukan kepalanya dengan perasaan sedih. Ia yakin ayah dan ibu-nya Mike tak akan setuju, setelah mengetahui jika ia sudah memiliki anak.

"Ma-maaf tante-om. Dia bukannya anak Mike. Tapi dia adalah putraku.." ucap Dinda dengan gugup.

"Ja-jadi kamu seorang janda?" tanya Asri sambil menatap Dinda dengan serius.

"Yaa tante."

Asri menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Mike, kenapa kamu nggak bilang kalau perempuan yang kamu suka itu udah punya anak.." Asri mendekati Mike dan menatap mata bulat Ken yang menatapnya. "Kalau kamu bilang dari awal..." Asri mengantungkan ucapannya membuat Dinda penasaran hal apa yang akan diucapkan selanjutnya.

"Mungkin Mama akan membawakan dia mainan.." ucap Asri meraih Ken dan menggendongnya.

'A-aaapa?!'

"Jadi Mama mau menerima Dinda walaupun dia udah punya anak.." ucap Mike sambil menatap Asri dengan senyuman lebar. "Yaa mama akan menerimanya, karna mama yakin pilihanmu adalah yang terbaik." Mike memeluk tubuh Asri dan mengucapkan kata terimakasih beberapa kali.

Sedangkan Dinda hanya bisa tersenyum mendengarnya. Sungguh, ibunya Mike mau menerimanya tanpa menilai status apa yang disandangnya. Mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk menerima lamaran Mike.

'Ya Tuhan, semoga ini adalah pilihan terbaikku menerima lamaran Mike dan melupakan Rizky..'

.

.

.

TBC!

Selasa, 27 Januari 2020

..

Hah akhirnya up lagi, udah lama nggak up tapi akhirnya bisa up lagi karena yah bingung juga mau nulis gimana karna idenya kadang muncul kadang juga engga, terus akhir-akhir ini aku punya penyakit pemalas membuat aku nggak semangat buat menulis dan ngelakuin apa-apa. Tapi dengan penuh tekad akhirnya aku nulis juga walaupun hanya 1k+ kata, maaf yah pendek, hehe.. Tapi aku usahakan untuk part depannya akan menulis panjang. Semoga aja rasa malasku segera menghilang. Bye semuanyaa...

Sampai bertemu di part berikutnya..

Salam,

nentiinurlela

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang