🥀Enam

2K 200 46
                                        

Rizky berjalan lemas kedalam rumah dengan penampilan yang berantakan, ia sama sekali tak memperdulikan luka pada tangannya yang masih berlumuran darah.

Mubarak berjalan menghampiri putra satu-satunya. "Ada apa denganmu?" tanya Mubarak dengan khawatir, pria paruh baya itu menyentuh luka Rizky namun dengan cepat ia menepis nya dengan kasar.

"Ini semua terjadi karenamu, jika saja dulu aku tak menuruti perintahmu mungkin saja rasa penyesalan itu takan hadir padaku.."

"Apa yang kau katakan! Kenapa kau menyalahkan ayahmu, memangnya penyesalan apa yang kau sesalkan. Hah!"

Rizky mengusap kasar wajahnya dengan amarah yang mulai meletup-letup. "Kau pura-pura tidak tahu!" teriak lantang Rizky membuat mubarak terperang tak mengerti. Ini baru pertama kali nya putra semata wayangnya berteriak kearahnya.

"Mulai sekarang aku tak akan menuruti semua perintahmu! Aku muak denganmu ayah," Rizky berjalan meninggalkan rumah sang ayah dengan emosi yang masih menguasai dirinya.

"Hahh!" Rizky menjambak rambut nya sendiri.

Aku membencimu!

Aku membencimu!

Perkataan mantan istrinya terus saja melintas dalam ingatannya, hatinya sesak tak tertahan.

"Oh Tuhan, Apakah aku mulai mencintainya.." ucap Rizky yang berguman.

Mencintainya!

Hah! Tidak.. ia tak mungkin mencintai perempuan itu. Rizky terus membatah dengan perasaan yang mulai menganggu pikiran nya.

Ken!

Nama anak kecil itu tiba-tiba melintas dalam pikiran nya, ia akan tetus menyelidiki siapa ayah dari Ken!

Bukankah mantan istrinya mandul, tapi kenapa Dinda bisa memiliki putra tampan dan menggemaskan seperti Ken. Apakah Ken hanyalah anak asuh yang diambil dari panti asuhan?!

Tapi batin nya mengatakan jika Ken adalah anaknya. Tapi itu tak mungkin, karena dulu Dinda tidak bisa hamil dalam jangka waktu lima bulan.

Memikirkannya saja membuat pelipis Rizky berkedut pusing.

"Aku harus memyelidikinya.." guman Rizky dengan bersungguh-sungguh.

"Jika memang benar Ken adalah anakku maka aku akan mengambil Ken bagaimana pun caranya.."

***


"Mama Kenapa melamun? Apa yang cedang Mama pikirkan?" tanya Ken sambil mengelus punggung tangan Dinda.

"Hm, tidak sayang-Mama tidak memikirkan apa-apa kok." jawab Dinda sambil tersenyum kecut kearah Ken.

"Mama belbohong pada Ken!" kata Ken dengan nada kesal.

"Mama tidak berbohong Ken kamu mengertikan!" bentak Dinda membuat mata anak nya berkaca-kaca. "Ma-maafkan Mama Ken," ucap Dinda penuh sesal-ia tak seharusnya melampiaskan kemarahan nya pada putra kesayangannya itu.

Dinda meraih tubuh gempal Ken kedalam pelukannya. "Kamu tak akan mengerti apa yang dirasakan Mama sekarang.." ujar Dinda mengusap ujung mata Ken yang berair.

"Tapi Ken mau tau! Apa penyebab Mama melamun. Cejak Mama beltemu dengan Paman Lizky. Mama jadi kayak gini." Kata Ken dengan serak.

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang