🥀Duapuluh Satu

1.3K 132 9
                                    

Happy Reading.

Dinda sedang asik membuat makanan untuk Rizky dan Ken. Yah tadi malam Rizky menginap dirumahnya. Sepanjang malam ia hanya bermanja—manja dipelukan Rizky—melepaskan semua perasaan yang selama ini ia coba untuk lepaskan tapi tak bisa.

Ia terpekik kaget ketika kedua tangan seseorang memeluk dirinya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia terpekik kaget ketika kedua tangan seseorang memeluk dirinya dari belakang. “Harum!” bisik Rizky tepat ditelinga Dinda.

“Apaan sih!” Dinda mencoba melepaskan pelukan Rizky dari perutnya tapi Rizky malah mempereratnya seolah tak ingin membiarkan perempuan ini berada jauh dari jangkauannya.

“Ky. Lepasin aku mau siapin sarapan dulu buat kamu sama Ken.” ucap Dinda—berusaha melepaskan kedua tangan Rizky. “Yaudah kamu siapin sarapannya. Aku disini dibelakang kamu buat jaga kamu.” ucap Rizky sambil mengecupi puncak kepala Dinda.

Dinda berdecak dan mematikan kompor. “Kamu bukannya jaga aku. Tapi kamu malah ganggu!” ucap Dinda kesal.

“Ya abisnya kamu ngangenin. Jadi kan aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu.”

Dinda tergelak sekaligus menahan senyum. “Apaan sih!” Dinda berbalik badan dan saling berhadapan dengan Rizky.

“Kamu harusnya diam disana.” Dinda menunjuk meja makan yang berada disebelah kanan. “Bukannya ganggu aku kayak gini. Geli tau nggak, pake peluk-peluk segala.” Sumpah—ia tak kuat jika ditatap sedekat ini oleh Rizky.

“Masa. Geli apa suka?!” Goda Rizky dengan senyuman jahil dan itu sukses membuat kedua pipi Dinda memerah.

Dinda mengipasi pipinya. “Udah ah, sana.” Dinda kembali berbalik. Sungguh ia tak kuat jika harus bersitatap selama itu dengan Rizky. Rasanya jantungnya seolah ingin loncat keluar saking kencangnya berdegup.

“Coba aja Ky dulu sikaf kamu kayak gini. Pasti aku seneng banget!” Pikiran Dinda menerawang kemasa dulu.

Tangan Rizky mulai mengendur dan melepaskan lingkaran kedua tangannya diperut Dinda. Benar—sikafnya dulu bagaikan monster. Tapi sungguh, sekarang ia benar-benar berubah dan ia yakinkan kejadian dulu tak akan pernah terjadi lagi.

Dan ia sangat menyesalinya.

Rizky berjongkok dan memeluk pinggang Dinda. “Maafkan aku. Sikafku dulu benar-benar keterlaluan. Tapi sungguh aku sangat menyesalinya.” Rizky dengan rasa penuh penyesalan.

Tak terasa Rizky meneteskan air mata.

Dinda tergelak melihat tingak prianya. “Hey. Kenapa kamu menangis? Sudahlah jangan menangis lagi. Lupakan kejadian dulu, sekarang—kan kamu sudah berubah. Dan aku sudah mulai menerimamu lagi jadi mari kembali bangun kehidupan baru bersama.” Rizky bangkit dan memeluk tubuh Dinda meluapkan perasaan senang.

“Terimakasih! Terimakasih karena kamu mau menerimaku kembali. Besok kita akan pergi kerumah ayahku dan beri tahu dia tentang pernikahan kita.”

“Pernikahan?” Tanya Dinda bingung.

“Ya. Aku akan menikahimu secepatnya. Aku tidak akan menundanya.” Mendengar hal itu, Dinda makin mengeratkan pelukan ketubuh Rizky.

“Tapi bagaimana kalau ayahmu tak setuju?”

“Aku pastikan ayah akan menerimamu. Dia akan sangat senang apalagi dia menginginkan cucu seorang laki-laki. Dan kamu sudah mewujudkannya. Aku berharap dia akan merestui hubungan kita.”

“Tap—!”

“Kalau dia tidak merestuinya. Berjanji—lah untuk tetap menikah denganku walaupun tanpa restu dari ayahku. Aku tak peduli dengan restunya yang terpenting kita akan menikah.” sela Rizky dengan cepat.

Persetan, dengan Mubarak ia tak peduli dengan tanggapannya nanti.

Dinda hanya terdiam. Pikirannya tertuju pada ayah mertuanya dulu, ia takut jika nanti pria paruh baya itu tak akan merestuinya. Apa ia akan siap jika nanti ia mendapatkan penolakan? Tapi ia berharap pria paruh baya itu akan merestui pernikahannya dengan Rizky.

***

Mike tersenyum sambil menatap foto tunangannya itu. Iya berharap acara pertunangannya itu akan berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

Rencana pertungan ini sudah hampir selesai dipersiapkan. Tinggal memilih tema, dekorasi dan catring makanan.

Sedangkan gaun dan cincin sudah dipersiapkan. Tadinya ia dan Dinda akan menyelenggarakannya dengan sederhana tapi kedua orang tuanya akan memeriahkan acara pertunangan ini. Sedangkan udangan sudah disebar sebagian.

Dan ia sudah tak sabar menunggu hari dimana ia akan mengikat Dinda.

'Aku sangat mencintaimu. Aku berharap hubungan ini akan berlangsung ketahap pernikahan.' Batin Mike penuh harap. 

***

TBC!

Selasa, 28 Januari 2020

..

Huhuhu, akhirnya si Papa sama si Mama udah baikan—tapi eh, kasian juga sama Mike tapi apalah daya..

Bonus Foto

[1] Si Papa

[2] Si Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[2] Si Mama

[2] Si Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang