🥀Delapan Belas

1.1K 126 19
                                    

Selamat membaca semuanyaaaa...

.

.

.

Mike yang melihat Dinda dan Ken yang baru saja keluar dari taxi, dengan cepat ia berjalan menghampiri mereka dan menubruk tubuh Dinda dengan erat. “Kamu dari mana aja sih. Kamu tau nggak aku khawatir banget sama keadaan kamu sama Ken. Aku udah berkali-kali mengunjungi rumahmu tapi kamu belum pulang juga. Tapi syukurlah kamu udah pulang, tau nggak aku udah kangen banget sama kamu..”

Dinda terdiam mendengarkan ucapan Mike. Tangan terangkat dan membalas pelukan pria tunangannya itu. “Kamu nggak perlu khawatir. Aku sama Ken baik-baik aja, makasih udah khawatirin kita berdua..”

Mike melepaskan pelukan Dinda dan menangkup kedua pipi wanita itu dengan kedua tangannya.

Cuph!

Mike mendaratkan kecupan singkat dipuncak kepala Dinda dan mengelus punggung wanita pujaannya itu, matanya beralih kearah Ken dan mulai menggendongnya, tak lupa memberikan kecupan singkat dikedua pipi gembul Ken. “Papa merindukanmu Ken..” ucap Mike mengelus rambut Ken dengan lembut.

Ken tersenyum lebar mendengarnya, tak lupa ia mendaratkan kecupan dipipi Mike sebagai sambutan rasa kangennya pada pria yang sudah dianggap sebagai ayahnya itu. “Ken juga merindukan papa,..” sungguh, orang-orang akan berdapat bahwa mereka adalah pasangan suami-istri yang harmonis dengan putra kecil yang begitu menggemaskan.

“Sebenarnya kalian dari mana?” tanya Mike sambil menarik tangan Dinda kearah kursi yang berada dipekarangan rumah Dinda, tak lupa satu tangannya menggendong tubuh Ken.

Dinda terdiam.

Ia bingung harus menjelaskannya, mana mungkin ia mengatakan bahwa ia menginap diapartement Rizky, jika Mike mengetahuinya. Apa tanggapan pria ini padanya.

“Ah, aku menginap dirumah Nesia. Maaf aku tidak menghubungimu kemarin.” ucap Dinda berbohong, ia tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya ia tak mau jika Mike marah padanya.

“Nggak papa. Udah liat kamu sama Kena aja udah bikin aku seneng. Lain kali kalau kamu mau pergi kemana pun, jangan lupa beritahu aku. Biar aku nggak khawatir sama kalian.” Dinda menganggukan kepalanya, dan menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Mike. “Oke, lain kali aku akan menghubungimu terlebih dahulu sebelum aku pergi.”

Mike tersenyum.

“Oh iya, aku mau mengatakan hal penting padamu.” ucap Mike dan matanya tak pernah lepas dari Ken yang berada dipangkuannya karena bocah tampan itu tengah fokus memakan cokelat. Sesekali ia tertawa melihat tingkah Ken yang lucu.

“Hal penting. Apa itu?” tanya Dinda.

“Ini tentang pertunangan kita.”

Degh!

Ada perasaan tak siap kala ia akan mendengar ucapan Mike.

“Tentang pertungan kita..., Mama sama Papa udah setuju kalo pertungan kita bakal dipercepat, awal rencana kita kan 5 bulan lagi. Tapi pertunangan kita akan dilaksanakan dalam waktu 2 bulan. Menurut kedua orang tua waktu yang awal sudah direncanakan itu waktu yang terlalu lama makanya kedua orang tuaku mengubah rencana pada awalnya. Bagaimana menurutmu  apa kau senang mendengarnya?”

Dinda terdiam mematung mendengarnya. Apaaa? rencana pertunangannya akan dipercepat.

Huh!

Dinda menghembuskan nafasnya. Ia tersenyum kecut. “Tentu, aku senang.” Mungkin ini adalah cara takdir yang akan menuntunnya pada kebahagiaan bersama Mike, dan seharusnya ia mulai melupakan Rizky dan fokus pada acara pertunangannya bersama Mike tanpa memikirkan lagi mantan suaminya itu.

KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang