🥀Duapuluh Tujuh

912 45 3
                                    

Selamat membaca..

.
.
.
.

Mubarak membuka pesan dari Rizky.

Pa. Aku mau bilang sesuatu sama Papa, dibawah aku kirim foto anak kecil Pa dan dia adalah putraku Pa, dia Kenta Naufal Mubarak. Dia putra ku dan Dinda. Selama ini Papa bilang ingin mempunyai cucu laki-laki lihat Pa sekarang aku udah mewujudkan apa yang Papa mau, sekarang cucu Papa udah berusia 3 tahun Pa. Dia tumbuh dengan sehat, aku menyesal Pa udah melewatkan perkembangan putraku selama ini— Dinda seorang diri membesarkan Kenta, bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan putraku. Dan aku menyesal telah memperlakukan buruk Dinda dulu. Sekarang Pa aku mau melihat perkembangan putraku, dan ingin memperbaiki semuanya. Aku mohon sama Papa tolong batalkan perjodohan aku bersama Mici. Lihat Pa ada dua orang yang butuh perhatian dan kasih sayang terutama untuk putra ku yang selama ini kehilangan sosok kasih sayang dari Papanya. Aku juga udah kirim file data tes DNA kalo misalnya Papa nggak percaya coba cek filenya.

 Aku juga udah kirim file data tes DNA kalo misalnya Papa nggak percaya coba cek filenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg.

Mubarak menyentuh foto cucunya saat bayi ia menangis.

Ia sangat bahagia—membaca pesan dari Rizky.

"Kenta ini Kakek.." Lirih Mubarak.

"Seharusnya dulu Kakek tidak egois  untuk memisahkan Papa Mama kamu. Maafkan Kakek ya udah buat kamu terpisah sama Papa kamu, bahkan dulu Kakek memperlakukan buruk Mama kamu. Kakek merasa sangat jahat ketika ingin menjodohkan Papa kamu. Tapi Kenta nggak usah khawatir. Kakek berjanji tidak akan memisahkan Papa dari Mama kamu. Kakek berjanji pada cucu Kakek." Ucap Mubarak pada dirinya sendiri.

Ia masih tak percaya sekarang ia sudah  menjadi seorang kakek.

Dan ia sangat bahagia akan kejutan yang diberikan Rizky.

"Terimakasih Ky, udah wujudin keinginan papa. Papa sangat bahagia." Batin Mubarak.

***

Mici keluar dari mobil miliknya—dan berjalan kearah pekarangan Mubarak si calon mertua. Hampir setiap hari ia datang kesini membawa makanan agar  pria paruh baya itu menganggap ia sebagai istri idaman untuk anaknya. Dan ia ingin membuat Mubarak menyukainya agar pria paruh baya itu bisa membujuk Rizky untuk segera menikah dengannya.

Ia sangat mencintai Rizky—dan berharap acara perjodohan ini berlangsung secara cepat.

Ia masuk kedalam rumah megah itu tanpa izin siapapun karena ia sudah biasa seperti ini. Matanya berbinar ketika menatap calon mertuanya—namun ia sedikit heran menatap penampilan Mubarak yang terlihat rapih.

'bukannya hari ini libur.' Pikirnya.

"Om mau kemana?" Tanya Mici yang kini sudah berhadapan dengan Mubarak.

"Kebetulan kamu disini. Tadinya Om mau pergi kerumah kamu, Om ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting kepada kedua orang tua kamu." Jelas Mubarak.

Mici tersenyum penuh arti. "Om ingin membicarakan acara perjodohan yang akan dilangsungkan beberapa hari lagi Om." Oceh Mici.

"Aku nggak sabar ingin menikah dengan Rizky." Matanya berbinar membayangkan ia dan Rizky berada di altar pernikahan mengucapkan janji suci pernikahan.

"Bukan."

"Maksudnya Om?" Tanya Mici yang tidak mengerti dengan ucapan Mubarak.

"Mici mungkin ucapan Om akan sangat menyakiti kamu tapi ini sudah menjadi keputusan Om." Ujar Mubarak.

Dan Mici tidak mengerti sama sekali.

"Maksudnya?"

Entah kenapa ia mulai merasakan perasaan tidak nyaman dan ia khawatir akan hal itu.

"Maaf yang sebesar-besarnya Mici. Om membatalkan perjodohan kamu dengan Rizky. Om sudah memikirkan hal ini dan memang seharusnya dari dulu Om melakukan hal itu."

"Apa Om?" Rasanya seperti tersambar petir disiang bolong.

"Ini becanda kan?"

"Bilang Om ini becanda?"

"Bilang bahwa semuanya hanya kebohongan?" Mici benar-benar merasa marah.

"Om bilang." Saking kesalnya ia berani berteriak kearah Mubarak—seseorang yang selama ini ia anggap sebagai jembatan untuk mengantarkan ia kepada Rizky.

"Benar Mici. Om membatalkannya." Ucap Mubarak.

"Apa Om sadar dengan ucapan Om itu menyinggung perasaan ku, bahkan Om nggak takut bagaimana kalau Papa aku mencabut semua dana yang sudah masuk kedalam perusahaan Om."

"Om sudah memikirkan hal ini dari awal. Dan Om sudah siap dengan segala konsekuensi dari keputusan yang Om ambil. Tapi Mici dalam dunia bisnis kita harus berpikir secara profesional dan tidak bisa mencampurkan urusan pribadi kedalamannya. Tapi kembali lagi itu keputusan kedua orang tua kamu, Om akan menerimanya." Ucap Mubarak.

"Aku bakalan bilang sama Papa." Mici berbalik dan pergi dari kediaman Mubarak. Ia merasa terhina—ketika mendengar pembatalan ini.

"Kamu harus tau sekarang Rizky sudah mempunyai anak."

Deg.

Langkahnya berhenti ketika mendengar ucapan pria paruh baya itu dan ia sangat terkejut mendengar hal itu.

Sialan.

Ia merasa kalah.

***

TBC!

Senin—21 Desember 2020

Note] satu persatu masalahnya terselesaikan ya. Akhirnya Mubarak luluh juga nih sama Kenta😄 jangan lupa Vote dan Komennya...





KEMBALI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang