“Jangan berharap terlalu banyak padaku, aku menikahimu karena perintah ayahku yang menginginkan keturunan dariku. Jika pernikahan ini tidak membuahkan hasil yang baik, maka kita berdua akan bercerai,”
“Sudah kubilang hapus perasaan cintamu terhadapku karena aku tidak mungkin mencintaimu, karena pernikahan kita hanya terikat dalam sebuah perjanjian.”
“Hapus airmatamu karena menangis pun aku tidak akan luluh dengan mencintaimu. Harusnya kamu sadar siapa aku dan siapa kamu,”
“Ayahku memberimu waktu untuk hamil hanya lima bulan, tapi sampai sekarang kamu tidak hamil juga. Apa kamu termasuk perempuan mandul yang tidak bisa memberikanku anak. Aku ingin mengakhiri hubungan ini dan aku tidak meminta kembali uang sepersen pun yang telah ayahku berikan padamu. Aku harap kamu mengerti, aku tidak bisa memberikanmu waktu lagi untuk membuatmu hamil anakku.”
“Cepat tandatangan surat perceraian ini, maka aku dan kamu tidak memiliki hubungan apapun lagi.”
“Setelah perceraian ini selesai aku harap aku tak bertemu denganmu lagi, karena aku benar—benar muak ketika melihatmu.”
Kilasan-kilasan masalalu kembali menghampiri mimpi Dinda membuat perempuan itu tampak gelisah dalam tidurnya, keringat dingin mulai bermunculan dipelipis Dinda. Dinda meremas bantal yang ditidurinya, kepalanya bergerak kekiri-kekanan supaya mimpi itu menghilang.
“Huhs!!!” Dinda mulai membuka matanya dan tangannya menghapus keringat yang terus bermunculan, ia telah melupakan hal itu. Tapi saat ia tak segaja bertemu dengan Rizky entah kenapa bayangan itu kembali muncul dalam hidupnya.
“Kenapa disaat aku berusaha melupakanmu, kamu muncul kembali dalam hidupku.” lirih Dinda dengan memeluk kedua lututnya.
Liquid bening telah lolos meluncur dari kedua matanya tanpa bisa dicegah lagi. “Apa aku salah mencintaimu, apa aku sebegitu hina dimatamu sehingga mencintaimu pun kamu melarangku,” isak tangis menggema diruang tamu begitu menyesakan dan menyedihkan.
“Dan aku melihat dia kembali dengan seorang wanita yang tampak sangat bahagia. Apa dia sudah melupakanku, huh—bodoh mana mungkin dia masih mengingatku..” Dinda menghapus air matanya yang sedari tadi terus meluncur dari kedua matanya.
“Sekarang aku tidak boleh luluh olehnya. Aku harus bisa melupakannya dan membencinya. Walaupun perasaan ini masih ada tapi aku harus mengabaikannya.”
“Dan aku harus siap jika nanti aku akan bertemu dengannya..”
“Mungkin aku harus membuka hati untuk pria lain yang mencintaiku dan melupakan masa laluku yang begitu menyakitkan jika aku mengingatnya,”
“Dinda pasti kamu bisa melupakannya,” perempuan itu terus menyemangati dirinya sendiri agar ia bisa melupakan masa lalu yang berusaha ia kubur dalam-dalam.
“Jangan luluh dalam kondisi apapun,”
***
Rizky membaringkan tubuhnya pada kingsize ranjang miliknya. Matanya, memiliki kantung mata karena setelah kejadian dimana Dinda pergi dari rumahnya.
Entah kenapa Rizky merasakan kehampaan dalam hidupnya. Dari kehari-hari ia tak bisa melupakan bayangan Dinda yang menunggunya pulang kerja, perempuan itu yang selalu memasak masakan yang sangat enak untuknya.
Perempuan itu selalu tersenyum walaupun ia tak pernah menganggap keberadaannya. Perempuan itu selalu mengatakan ungkapan cinta walaupun ia selalu mengabaikannya. “Bodoh, kenapa perempuan itu terus berada dalam pikiranku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI [END]
RomanceRank# [19092018] # 1 in Dindakirana. [23092018]# 3 in Rizkynazar. [20082019] # 2 in Rizkynda. [26082019] # 3 in Kembali. [❤RIZKYNDA❤] * * * Rizky menyesali perbuatan ya dulu yang berbuat kasar pada sang istri, ia sadar perbuatan nya dulu sangat f...