Pada saat itu Jiang Cheng masih berusia 8 tahun ketika dengan sengaja diam-diam mengikuti ayahnya melakukan perburuan malam, dia menyelinap bersama anjing-anjing spiritualnya. Jiang Fengmian bersama murid-murid senior Yunmeng melakukan perburuan cukup jauh disekitar Bukit Luanzang.
Jiang Cheng berfikir mungkin ayahnya akan terkejut ketika mengetahui dia sudah melakukan perburuan malam sendirian. Dia meninggalkan kelompok ayahnya berbalik menuju jurang di Bukit Luanzang yang sangat pekat, dari atas Jiang Cheng bisa melihat kegelapan menyelimuti dasar jurang.
Burung gagak hinggap ditanah dekatnya berkoak dengan suara parau, Jiang Cheng sedikit merinding. Bocah kecil itu memundurkan langkahnya menjauh, firasatnya buruk jadi dengan tergesa-gesa dia menuruni bukit. Langitnya berwarna merah entah karena faktor apa, Jiang Cheng yang melihat itu seolah berfikir langit tengah terluka, seperti marah.
Jiang Cheng merinding tanpa sebab.“Semoga saja aku tidak tersesat”
Dia merutuki dirinya sementara dibelakangnya anjing miliknya menggonggong, anjing dengan bulu kecoklatan itu berhenti dibalik sebuah pohon sambil terus menggonggong. Jiang Cheng yang melihat gelagat anjingnya segera menghampirinya, melihat hal apa yang membuat anjing kecil itu menggonggong saking kerasnya.
Biasanya anjing itu hanya akan menggonggong ketika menyadari iblis atau memanggil tuannya. Dibalik rerumputan dengan sinar bulan yang sedikit memerah Jiang Cheng bisa melihat sosok yang meringkuk diatas tanah.
Seorang bocah laki-laki seumurannya tengah meringkuk dengan banyak luka ditubuhnya, kakinya yang tanpa alas itu juga nampak patah. Jiang Cheng menghampiri bocah itu dengan terburu-buru, ketika cukup dekat dirinya bisa melihat dengan jelas wajah bocah yang pucat, rambutnya pendek seperti baru saja dipotong oleh seseorang, sisa rambutnya berceceran diatas tanah.
“Hei Bangunlah..”
Jiang Cheng menggoncang tubuh bocah itu
“Fairy Cari ayah..”
Dengan satu perintah itu anjing spiritual berwarna kecoklatan itu segera berlari menjauh dan menghilang dibalik kegelapan. Sementara Jiang Cheng sendiri bingung harus bagaiamana membangunkan bocah itu. Selama ini dia tidak pernah merawat orang sakit atau melakukan pertolongan pertama pada orang yang terluka. Dia panik sendiri takut kalau bocah itu tewas didepannya.
“Siapa namamu..”
“Heii..”
“Kenapa kau tidak mau bangun”
Sementara Jiang Cheng terus mengoceh bocah didepannya sepertinya berusaha membuka matanya, Jiang Cheng yang menyadari hal itu segera memberinya air mungkin saja bocah ini haus setelah kabur dari iblis yang ingin memakannya, itu pikiran yang terlintas dipikiran Jiang Cheng saat ini.
Dengan hati-hati Jiang Cheng memberi tiap teguk bocah itu air melalui botol minumnya. Tapi Jiang Cheng tetaplah anak-anak memberi minum pada orang pingsan malah membuat orang itu tersedak karena tidak sadar air mengalir ditenggorokannya.
Bocah itu terbatuk-batuk, kedua irish legamnya menangkap Jiang Cheng saat pertama kali terbuka. Wajah bocah itu begitu manis jadi sebagai laki-laki Jiang Cheng bersikap sok jantan didepan bocah yang baru saja siuman itu.
Dia berjongkok disamping bocah itu lalu berkata dengan lantang.
“Kamu sudah aman nona”
Senyumnya mengembang dan sebuah tawa hampir meledak dari bibir bocah itu, meski baru saja siuman dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa karena Jiang Cheng yang salah paham tentang gendernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Improve [Lan Wangji x Wei Wuxian] - Complete
FanfictionMenentang Takdir Surga tidak pernah terbuka bagi mereka yang bengkok. Wei Wuxian membengkokkan takdir manusia yang dicintainya, menjauhkan kematian dari Lan Wangji Guru nya sendiri. Surga Terlarang baginya sementara Nerakapun menolaknya. Dia sosok p...