Ini semua kenyataan.
Sebuah realita yang mau tidak mau harus diterima Wen Rouhan. Perang ini berada diluar kendalinya, dan untuk hasil akhir seperti biasa dia tidak akan peduli.
Semuanya adalah paradoks yang tidak bisa dihindari, kekalahan Qishan Wen tepat didepan matanya. Penghianatan, cara kotor dan semua itu sudah menjadi bumbu tersendiri dalam perang.
Jika saja Jiang Cheng masih miliknya maka kekalahan yang harus diterimanya tidak harus seberat ini. Harga dirinya terlalu tinggi dan untuk menggapainya diperlukan banyak usaha.
Kedua putranya meninggal dan sekte yang telah dia pimpin selama ini luluh lantah, apa yang tersisa dari pria paruh baya ini? Tidak ada!! Kupertegas tidak ada yang tersisa dari Wen Rouhan kecuali dirinya sendiri.
Banyak spekulasi yang mengatakan bahwa Wen Rouhan adalah orang paling kejam, tetapi yang dilihat Jiang Cheng saat ini adalah sosok Pria rapuh yang tengah sekarat.
"Seni Pedang Gusu Lan memang terbaik"
Wen Rouhan menangkis pedang Lan Xichen dengan sebelah tanganya, lalu berbalik kearah kanan dan mendorong perut Zewu-jun menggunakan aliran energi spiritualnya.
Pria gusu itu telah cukup kelelahan saat pemutusan hubungan kultivasi Jiang Cheng dan sekarang dengan mudah pemimpin Qishan Wen membuatnya ambruk ditanah.
"Zewu-jun"
Jiang Cheng berlari menghampiri Lan Xichen, dia berusaha mengalirkan energi spiritualnya pada lelaki itu sama seperti yang Wen Qing lakukan pada Lan Wangji.
Pria Jiang itu memasang wajah skeptisnya "kenapa dengan kekuatanku?"
Lan Xichen batuk darah dan wajahnya menjadi sangat pucat, ternyata benar dia bukan tandingan Wen Rouhan. Mereka memiliki perbedaan yang sangat kentara dan meskipun tahu itu Lan Xichen tetap melawannya.
"Aku menyegelnya sementara, tidak perlu terlalu panik Uhuk.. uhuk.."
Sekali lagi darah keluar dan pandangannya menjadi buram dalam beberapa waktu.
"Jiang Cheng!!"
Hening
Suara Bariton Wen Rouhan hanya diacuhkan oleh Jiang Cheng. Lelaki itu tidak mengenali Wen Rouhan dan dari awal seharusnya memang seperti itu.
"Jiang Wanyin!!"
"Kenapa kau memanggilku?"
"Selamat Tinggal"
Dan Saat itulah untuk pertama kalinya hati Jiang Cheng bergetar, sebuah perasaan tak kasat mata itu menembus hati kecil yang sedari tadi meminta penjelasan mengenai Wen Rouhan.
Oh benar ini perasaan yang sama seperti yang dirasakannya pada Wei Wuxian. Jatuh Cinta sekali lagi, dan sekali lagi dia terlambat dalam semua hal. Seorang yang dicintainya selalu pergi lebih dulu.
***
Buyetian Cheng berubah menjadi semerah darah, mayat kultivator bergelimpangan ditiap sudut dan bau anyir begitu kuat menusuk indra penciuman. Selama hidupnya Nie Mingjue telah melihat begitu banyak hal mengerikan tapi yang paling mengerikan ada didepannya, delapan iblis penjaga neraka turun megendarai Chi-lin. *) Bahkan jika seluruh klan kultivator disatukan itu hanya akan merobohkan satu diantara mereka.
*) Sejenis unicorn
"Tuanku kami memenuhi panggilan anda"
Delapan iblis itu bernaung dibawah sang naga memberi hormat pada Wei Wuxian yang memegangi dadanya. Semuanya memiliki bentuk serupa dengan Baifeng Yun tapi mereka tidak memiliki nama, iblis tidak pernah memiliki nama dan manusia yang memberikannya secara tidak langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Improve [Lan Wangji x Wei Wuxian] - Complete
FanfictionMenentang Takdir Surga tidak pernah terbuka bagi mereka yang bengkok. Wei Wuxian membengkokkan takdir manusia yang dicintainya, menjauhkan kematian dari Lan Wangji Guru nya sendiri. Surga Terlarang baginya sementara Nerakapun menolaknya. Dia sosok p...