Chapter 4.1 [Wei Wuxian] - Rumah

8.6K 824 14
                                    

Aku ingin kembali, kepangkuan ibuku dan pelukan ayahku
Tawa kami yang menggema dalam tiap sudut rumah
Makan malam yang kami santap bersama tiap malam
Aku merindukannya

Perahu kami sudah cukup lama keluar dari perbatasan Gusu, seingatku aku diserang iblis air ketika akan pergi ke Cloud Recesses dan  kurasa Lan Wangji benar-benar bisa diandalkan untuk urusan itu. Ini sudah larut dan lelaki itu hanya berdiam diri diujung geladak kapal dengan guqinnya.

Lagunya sangat indah, inikah inquiry yang mereka katakan. Aku hanya mendengar rumor yang ada tapi tidak pernah melihat secara langsung, bagimana para roh berwarna putih terang diantara gelapnya malam ini menyelimutinya dengan cahaya.
Dan lihat itu, ekspresinya setenang sungai ini.

“Han guangjun belum tidur?”

“..”

Ini menyebalkan, aku tidak pandai berbasa basi dan dia mengabaikanku begitu saja?

“aku menuntun para roh yang ada di disepanjang sungai ini”

Nada dari guqin miliknya benar-benar indah, tiap senar yang bergetar itu menggema dalam sunyinya malam. Jemarinya masih memainkan guqinnya dengan lihai, diantara pembesar Gusu dia memang salah satu yang terbaik tentu setelah kakaknya. Tidak ada yang menyangkal hal tersebut begitu juga diriku.

“eh benda apa itu”

Aku melihat sebuah benda lusuh dengan motif aneh diatas guqin miliknya, rasanya seperti aku pernah melihatnya. Sungguh aku memiliki ingatan yang payah, tapi aku yakin pernah melihat benda itu.

Lan Wangji mengambilnya dengan tenang kemudian memasukkan ke dalam saku bajunya, tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya hanya sebuah ekspresi yang berubah setelah aku mendekatinya karena penasaran dengan benda itu.

“Hei hei beri tahu aku...”

“Kau tidak sopan pada gurumu...”

Ucapannya masih sedingin biasanya
Aku memutar bola mataku kesal, dia masih tidak suka padaku.

“Oh maafkan aku”

Aku memberinya hormat, dan berlalu. Bagaimanapun dia benar . aku tidak seharusnya ikut campur urusannya, tidak ada urusannya denganku. Dia tidak perlu bertanggung jawab dengan perasaanku, dia tidak mencintaiku dan hanya karena dia beberapa kali bercinta dengamu bukan berarti dia mencintaimu.

Kau harus lebih membuka matamu, menyadari bahwa Lan Wangji tidak pernah memiliki perasaan yang sama denganmu. Batinku memang memberontak, berusaha meraihnya padahal dia berada di tingkatan yang berbeda denganku dan aku masih berharap padanya?tunggu aku mungkin hanya bermimpi, sangat lucu.

Ketika aku membuka pintu kabin di kapal, Jiang Cheng masih terjaga dari tidurnya. Kurasa ketika ia menjadi pemimpin klan bebannya juga ikut bertambah, kantung matanya yang membengkak berbentuk hitam itu membuatnya terlihat mengerikan seperti seorang pengangguran yang frustasi.

Jiang Cheng “Lagu dari tuan Muda Lan benar-benar indah kan”

Ia bersandar di bantalnya dengan tidak nyaman, aku menghampirinya dan duduk disebrang ranjang Jiang cheng.

Kapal ini memang tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami beristirahat dimalam hari, kau tahu kan udara menjadi sangat dingin ketika musim dingin segera datang.

“Wei Ying kau masih ingat janjimu padaku kan? Kita akan memimpin klan Yunmeng Jiang –bersama-sama”

“Tentu saja.. tentu saja.. “

Aku tersenyum padanya, Jiang Cheng berusaha menutup matanya tapi aku tau ia belum tidur.

“Syukurlah..”

Improve

Tenggorokanku terasa panas, dan darah itu masih terus keluar dari mulutku. Rasa asin darah itu memenuhi rongga mulutku. Rasa perih di kerongkonganku mulai menjalar, mulai dari perut hingga kepala yang rasnya ingin pecah.

Energi kehidupanku nyaris diserap habis oleh benda itu, benda aneh yang dibawa Lan Wangji barusan bergetar, kemudian mengeluarkan energi kebencian yang membaur bersama angin malam . tubuhku roboh setelah terlalu banyak kehilangan darah, dia akan benar-benar mencincangku dengan bichen jika tau aku menggeledah kamarnya dengan tidak sopan.

Tapi siapa peduli,

Aku benar-benar tidak bisa menggerakkan tubuhku lagi.
.

.

.

.

Yang kulihat pertama kali adalah kegelapan, aku sudah membuka kelopak mataku, tapi masih saja gelap. Ini sangat menakutkan, aku mendengar banyak teriakan minta tolong yang berdengung ditelingaku dan sangat berisik.

Jeritan itu memilukan, aku menutup kedua telinaku dan yang ada suara itu menjadi semakin jelas di telingaku.

“Tolong. Tolong aku”

Tunggu dulu apa ini, kedua kakiku terasa berat. Dan itu membuat tengkukku menengang karena sangking takutnya. Kumohon ini bukan sesuai dugaanku.

Aku menoleh kebelakang saat beberapa cahaya tiba-tiba datang entah dari mana. Wajah itu.. bagaimana aku bisa lupa.

“Ahh... tidak tolong lepaskan”

Aku berteriak histeris, jantungku benar-benar berhenti berdetak ketika kedua mayat itu memegangi kaki ku dengan erat. Aku lupa bagimana caranya berkonsentrasi dan menggunkanan energi spiritual, yang kutahu aku harus menjauhkan mereka berdua dariku.

“Tidak tidak... maafkan aku...”

Aku terjatuh dengan keras ketanah. Tapi kedua mayat itu masih memegangi kakiku dengan erat.

Bau busuk dari tubuh mereka bisa tercium dengan jelas dan itu membuatku mual. Tubuh yang dipenuhi darah amis, tubuh yang menghitam , bola mata putih tanpa pupil dan otot-otot mereka yang menyembur keluar seperti akar tanaman itu membuat kedua mayat itu sama seperti mayat hidup lainnya, tapi yang membuatku takut adalah...

Mayat itu ayah dan ibuku..

Improve [Lan Wangji x Wei Wuxian] - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang