❤ CHAPTER 14 ❤

236 11 0
                                    

Rooftop...

Hening...

"Hmm ren, bentar lagi kan kamu lulus, kamu mau ngelanjutin dimana?" Tanya reyna memecah keheningan.

"Inggris mungkin, sekalian aku mau ngelanjutin perusahaan papaku" jawab rendy.

Deg....

"Hmm berapa tahun?" Tanya reyna, "papa nyuruh aku cuma ambil 4 tahun."

Cuma?? 4 tahun itu lama ogeb, kalo nunggu ayam gue bertelur mungkin gue udah jadi pengusaha telor ayam, kali. Batin reyna.

"Hey kamu kenapa ngelamun, jangan mikirin aneh-aneh oke. Walaupun kita berpisah nanti namun cinta kita tetap bersatu, dengan selalu menjaga satu sama lain, dan percaya satu sama lain, kamu bisa kan ngelakuin ini semua?" Panjang lebar rendy.

"InsyaAllah aku usahain, tapi kamu kalo disana jangan deketin cewek lain ya." Kata reyna.

"Ciee cemburu nih ya, pasti sayang" ucap rendy seraya merangkul bahu reyna agar mendekat ke arahnya dan meletakkan kepalanya diatas kepala reyna,

"Siapa juga yang cemburu kamu aneh deh" kata reyna. "Kamu gapapa kok cemburu buat aku" sahut rendy sambil mengeratkan pelukannya.

"Rendyy aku gak bisa bernafas tau gak",

"Eh maaf hehe abisnya kamu bikin aku hangat sih pengen meluk deh" ucap rendy dengan melepaskan pelukannya.

Reyna merasakan kedua pipinya memanas, "kamu kenapa blushing ya? Ekhem cieee" goda rendy. "Kamu apaan sih kak" seraya menutupi kedua pipinya dengan kedua tangannya, "jangan ditutupin aku suka liat kamu lagi blushing tambah cantik" ucap rendy sambil mengarahkan tangannya untuk menyingkirkan kedua tangan reyna.

Blushhh...

"Ih kak rendy" ucap reyna seraya menghambur ke dada bidang milik rendy untuk menyembunyikan pipinya yang sudah merah seperti tomat matang.

"Iya-iya gak lagi deh,"ucap rendy.

"Sayang,mama nyuruh aku untuk bawa kamu ke rumah, kamu mau kan ikut aku." Tanya rendy, "tapi aku takut,"

"Apasih yang kamu takutin sayang, keluarga aku itu bukan serigala yang sewaktu-waktu akan nerkam mangsanya. Mereka semua baik kok, bisa terbukti disamping kamu ini ada cowok yang baik ngalah-ngalahin apapun" panjang lebar rendy.

"Hoam... udah selesai kalo omongnya?" Tanya reyna dengan bergaya seperti orang ngantuk. "Kamu ngejek aku yang?" Tanya rendy datar merasa perkataannya diabaikan.

"Eh nggak kok hehehe. Peace" ucap reyna sambil mengangkat dua jarinya membentuk V

"Gimana kamu mau kan? Ke rumah ku?" Tanya rendy lagi berharap gadisnya ini mau mengikuti kemauan mama nya waktu itu.

"Iya deh aku mau ke rumahmu" kata reyna, "beneran mau?" Sahut rendy dan dibalas anggukan oleh reyna.

Rendy pun akhirnya memeluk reyna dan dibalas oleh reyna. "Makasih sayang" ucap rendy sambil menciup puncak kepala reyna.

"Sama-sama"

Tanpa mereka sadari, dibalik pintu rooftop tersebut berdiri seseorang yang lama melihat dua orang yang sedang berpeluk mesra membuat seseorang tersebut hanya tersenyum sinis.

"Asikin dulu kalian bermesraan dihadapan gue, tapi lihat saja besok kalian gak akan bersatu lagi. Camkan itu" gumam seseorang dibalik pintu rooftop itu lalu pergi meninggalkan dua insan yang sedang memandang kepadatan ibukota tersebut.

☆☆☆☆☆☆

"Sayang yuk pulang," ajak rendy dengan menarik tangan reyna. "Ayokk" jawab reyna gembira.

The Dream Is Real (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang