1 minggu kemudian....
"Sayang aku mau nanti kita pulang sekolah mampir dulu di toko buku ya." Ucap rendy sambil mengelus puncak rambut reyna. "Oke kak."
Dan mereka pun berjalan beriringan dengan mengaitkan tangan mereka satu sama lain,
"Reyna" panggil seseorang membuat reyna memutar tubuhnya ke belakang. "Eh, Edo kenapa?" Jawab reyna.
"Gue mau ngasih ini, entah tadi dari siapa? Katanya buat lo. Tapi gue kok heran dia tau nama lo ya?" Penasaran dengan ucapan edo reyna pun berfikir dua kali lipat untuk menerimanya atau tidak.
"Emang ciri-cirinya gimana do?" Tanya reyna. Dan rendy pun memadang kotak misterius itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Orang tadi yang ngirim ini, pake baju serba item. Gue gak tau wajahnya dia nyuruh gue anter nih kotak buat lo" jelas edo dan membuat reyna mengeryitkan dahinya.
"Mungkin bukan gue kali, nama reyna juga banyak kali do,bukan gue doang" sarkah reyna. "Dia bilang aja nama lo, saat gue tanyain reyna siapa dia malah jawab reyna nama lo itu. Yaudah gue terima dari pada gue kekunci diluar gerbang." Jelas edo.
"Yaudah aku baw-" ucapan reyna terpotong saat melihat rendy mengambil alih kotak tersebut. "Biar aku yang bawa."
"Eh, yaudah gue balik ke kelas dulu, udah mepet." Pamit edo sembari jalan pergi dari hadapan dua orang itu.
"Aku curiga isinya apa," ucap rendy sambil membolak-balikkan kotak misterius itu, "iya nih aku juga curiga." Sahut reyna.
"Biar aku bawa aja ya, nanti aku buka di kelas maaf kalo aku lancang. Tapi ini demi kebaikan kamu sayang" ucapnya dengan mengelus puncak rambut reyna. "Iya bawa aja, kalo ada apa-apa bilang sama aku ya kak"
"Pasti."
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan menuju kekelas masing-masing karena bel sudah berbunyi.
"Bangsat, gagal lagi." Gumam seseorang.
☆☆☆☆☆☆
Kelas Rendy..
"Itu apaan, yang lo bawa?dari fans lo ya?" Celetuk andre teman sebangku rendy.
"Gue juga gak tau ini apa, ini tadi aslinya buat pacar gue tapi pengirimnya gak jelas ya udah gue bawa aja takut kenapa-napa dia" jawab rendy dengan tetap memandangi kotak misterius itu.
"Buka aja napa." Ucap andre sambil merebut kotak itu. "Woy anjir balikin gak kotak gue" tak terima jika kotak itu diambil alih oleh andre hingga akhirnya aksi kejar-kejaran terjadi didalam kelas.
Namun andre tidak mau kehilangan kesempatan emas ini ia membuka kotak itu dan ia berdiri mematung juga melebarkan matanya.
Rendy yang tidak bisa menahan larian kakinya akhirnya menabrak andre yang berada didepannya.
Brukkk..
Dan mereka berdua akhirnya jatuh tersungkur, "aduh,bangke bokong gue" ucap andre sambil mengelus-elus bokongnya yang mendarat tidak perfect bagi andre.
"Mana kotaknya, makanya kalo mau berhenti ngode jangan mendadak" ketus reyna. "Emang gue apaan ngode-ngode, nih liat isinya gue liat bikin muntah" andre menyerahkan kotak itu kepada rendy dan diterima rendy dengan cara merebut kasar.
"Pelan aja jangan kasar,ogeb"
"Bodo amat."
Rendy pun langsung membuka kotak itu dan ia pun terkejut dengan isinya, bau anyir pun mulai masuk di indera penciuman rendy dan andre.
Kotak tersebut berisi bangkai tikus yang sudah tidak sempurna dimana tubuhnya dipenuhi oleh jarum-jarum kecil yang menusuk tubuh mungil tikus itu tak lupa juga selembar kertas yang ditulis dengan darah, rendy berfikir jika darah itu darah tikus yang dibunuh dengan cara mengenaskan.
"Reyna, jauhin rendy kalo lo gak mau dalam keadaan bahaya." Tulisan itu membuat rendy mengeraskan rahangnya lalu pergi meninggalkan andre yang menatapnya dengan wajah cengonya.
"Rendy kenapa? Kayak marah banget gue lihat.'' Gumam andre, "eh ya elah kenapa ini ada dipangkuan gue, udah baunya amis banget ah gue mau muntah" lanjutnya dengan wajah ingin muntah.
☆☆☆☆☆☆
"Loh kak, kok kamu disini." Tanya reyna dengan wajah kaget, kenapa rendy datang secara tiba-tiba dan langsung menarik tangannya.
"Ikut aku sebentar" dengan menarik tangan reyna dan membawanya pergi ke rooftop.
Sesampainya di rooftop rendy langsung memeluk reyna, membuat reyna bingung dengan kelakuan kekasihnya yang tadi menariknya dan sekarang memeluknya.
"Jangan pernah tinggalin aku ya sayang." Lirihnya sambil mengeratkan pelukannya.
"Hm kak ini maksu-" ucapannya terpotong saat rendy langsung melepaskan pelukannya.
"Sstttt, jangan bicara dulu aku mau ngomong sama kamu." Ucapnya lalu mulai duduk di sofa bekas yang berada di rooftop itu. Ia membersihkan sofa itu lalu menepuk-nepuk agar reyna mau duduk disampingnya.
Reyna pun menghampiri rendy dan duduk disebelahnya.
"Kakak mau bicara apa?" Tanya reyna sambil menatap rendy dari samping.
''Soal kotak itu, aku tadi melihat isinya itu buat aku kaget." Ucapnya. "Disana itu ada bangkai tikus yang dipenuhi oleh jarum-jarum yang kecil dan ada juga lembaran kertas yang ditulis dengan darah yang tulisannya kamu harus ninggalin aku, kalo kamu gak ninggalin aku kamu akan dalam bahaya."
Deg...
"Tapi aku mohon kamu jangan tinggalin aku, aku akan selalu berada disamping kamu sayang. Aku gak akan ngelanggar janjiku kepada bang reno untuk menjaga adiknya. Aku mohon" lanjutnya dengan memeluk reyna.
"Kak" panggil reyna lirih, "hmm kenapa?" Jawab rendy sambil melepaskan pelukannya.
"Aku takut jika hubungan kita ini banyak yang tidak suka." Membuat rendy mengeraskan rahangnya. "Hubungan ini kita yang jalanin bukan orang lain, jadi gak usah mikirin orang lain yang iri dengan hubungan kita" ucap rendy dengan intonasi naik. "biarkan mereka yang iri dengan kita, anggap saja mereka itu fans kita. Aku mohon jangan tinggalin aku sayang." Lanjutnya dengan memeluk lagi reyna.
Reyna pun tersenyum, sebegitu besar kan cintanya rendy kepadanya. Kalo iya ia sangat bersyukur mempunyai seseorang yang membuatnya nyaman dan bisa merasakan kebahagian.
Jika suatu saat nanti waktu berganti dengan waktu dan jejak berganti dengan jejak. Aku ingin selalu bersamamu dengan waktu yang akan berganti dan melukis jejak bersamamu di atas bumi ini.
~Reyna Natasha Aulia Putri~
Tbc.
Makasih sudah membaca, tunggu part yang akan datang....
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Is Real (COMPLETED)
De TodoKamu orang yang selalu aku impikan dan kamu adalah orang yang menguatkan jati diri di dalam diriku. Dan kamu orang yang membuat ku bahagia dan juga membuat ku terluka. Mimpi ku hanyalah khayalanku dan kamu, aku tidak mengerti dengan semua ini. Pergi...