❤ CHAPTER 25 ❤

172 5 0
                                    

Kedai es cream..

"Hmm enak, kak sini deh cobain es cream vanilaku enak banget." Ucapnya sambil memyuapkan es creamnya ke mulut rendy.

"Enak ya pantes aja kamu suka," Kata rendy dengan menyunggingkan senyumnya.

Rendy senang saat melihat Reyna bahagia. Walaupun hanya dengan Es Cream, tetapi ia tidak yakin saat nanti ia dan reyna berpisah.

"Kak, Nanti malem kita jalan-jalan yuk. Aku pengen jalan-jalan,dirumah bosen."ajak reyna sambil menyuapkan es cream ke mulutnya.

"Iya, tapi pulangnya jangan malem-malem ya," dan reyna hanya mengangguk.

"Yaudah yuk pulang, udah selesai makannya."

"Udah bahagia apa belum?"

"Udah dong, kapan-kapan kesini lagi ya kak."

"Oke tuan putri." Ucap rendy sambil bergaya hormat ke arah reyna dan reyna hanya tertawa melihat tingkah Rendy.

☆☆☆☆☆☆

"Gue gak bisa biarin, semakin hari Cewek itu sama Rendy semakin lengket, gue gak bakal bisa diem lagi." Sinis citra saat melihat Mereka berdua bermesraan di kedai es cream.

☆☆☆☆☆☆

Sesudah mengantarkan Reyna,  Rendy ingin bergegas pulang untuk mengistirahatkan badannya. Namun niatan itu tidak tercapai saat montornya dihentikan oleh mobil hitam yang menghadangnya.

Dan satu persatu orang yang menaiki mobil itu keluar dengan berbaju hitam dan juga memiliki badan yang sangat kekar.

"Woy Lo semua siapa, jangan seenaknya ngehadang orang Lo banci." Teriak Rendy dan tanpa diduga satu anggota orang itu memukul bagian belakang kepala rendy tanpa sepengetahuan rendy.

"Shhh...brengsek kalian." Ringis rendy sambil memegang belakang kepalanya dan ia terjatuh samar-samar ia melihat sesosok laki-laki yang entah itu siapa kemudian pandangannya kabur dan menggelap.

☆☆☆☆☆☆

"Aduhh kak rendy kemana sih? Daritadi udah aku tungguin gak dateng-dateng, ini tuh udah jam 8 malem janjiannya kan jam 7." Gumam reyna dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Reno yang baru saja turun dari tangga melihat adiknya seperti menunggu seseorang dengan berpakain yang sangat cantik dan juga rapi.

"Lo kenapa sih dek? Muka lo kok ditekuk,udah jelek nambah jelek lagi." Celetuk reno saat ia mendekat ke arah ruang tamu untuk menanyakan adiknya itu.

"Kak reno, hmm gapapa hehehe cuma akting drama aja kok. Bagus gak?" Bohong reyna. "Lo gak pantes buat ngebohongi kakak lo ini." Ucap reno dengan melipat kedua tangannya di dada.

Reyna merasakan rasa bersalah terhadap kakaknya itu. "Hmm itu kak, tadi kan gue ngajakin kak rendy buat jalan-jalan kami setuju jam 7 malam, ini kan udah jam 8 kak tapi kak rendynya belum dateng." Reno melihat raut wajah kecewa dari adiknya.

''Ini tuh udah satu jam gue nungguin kak rendy, gue takut kalo kak rendy gak jadi jalan sama gue kak reno, bantuin gue." Mohon reyna dengan menggoyang-goyangkan lengan kakaknya.

"Heh sudah, iya-iya gue bantuin. Lo udah telfon rendy?" Dan hanya di jawab anggukan oleh reyna.

"Telfon lo diangkat sama rendy?" Dan kali ini hanya dijawab gelengan oleh reyna. Reno hanya menghela nafas pelan. "Oke, sekarang lo coba hubungin lagi. Mungkin tadi dia ada kendala apa gitu." Reyna pun langsung menyetujui saran kakaknya.

The Dream Is Real (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang