Hari Senin hari yang sangat menyebalkan bagi para pelajar, bagaimana tidak menyebalkan jika harus dijemur seperti ikan asin yang baru ditaburi garam. Sudah panas, pidato kepala sekolah juga panjang kali lebar kali tinggi membuat banyak siswa siswi mengeluh kepanasan.
Reyna sudah terbiasa dengan hal ini, jadi ia tidak memusingkan nya lagi.
"Aduh tangan gue panas banget, tuh Orang pidato gak tau tempat apa." Ucap Renita, reyna yang melihatnya hanya memutar kedua bola matanya dengan malas melihat tingkah laku sahabatnya.
"Lebay banget sih lo ren, kayak gue dong gak kepanasan." Sahut Bella saat mengibaskan kertas foto copy tugasnya untuk mendapat angin dari kertas tersebut.
Renita tidak terima lantas ia mengambil alih kertas itu dari bella, dan bella pun tak terima ia langsung merebutnya dan sebaliknya terjadilah antara rebut merebut benda sepele itu.
Haduh mulai lagi nih. Batin reyna.
"Kalian kenapa rame banget, ikut saya kebelakang kalian harus berdiri disana. Cepat." Sontak mereka berdua mengikuti aturan bu Ninik selaku guru sejarah dikelas Reyna, Reyna pun hanya terkikik tanpa suara melihat kedua sahabatnya dihukum dibelakang para barisan murid Sekolah itu yang lebih panas dari tempat reyna tersebut.
Tak terasa Upacara telah usai, tujuan pertama murid SMA itu adalah,Kantin.
Reyna sibuk mencari Kedua sahabatnya yang entah dimana, saat ia melewati Lorong kelas X ia berpapasan dengan Citra dan juga Roy, entah kenapa mereka berdua melihatnya seperti ada hal sesuatu yang akan mereka rencanakan.
Dan akhirnya Reyna mempercepat langkah agar tidak menatap Citra dan Roy.
Sesampainya di kantin, Reyna melihat kedua sahabatnya berada di sana sedang santai-santainya duduk dan makan. Reyna pun menghampiri mereka berdua.
"Kalian ya, ninggal gue seenak jidat kalian." Kesal Reyna sembari duduk diantara sahabatnya.
"Ya elah gitu aja ngambek, sayangku." Ucap Bella sembari memeluk Reyna dari samping.
"Maaf deh Rey jangan ngambek gitu, sebagai gantinya gimana kalo hari ini lo gue traktir?" Reyna langsung berbinar saat tahu Renita mentraktirnya.
"beneran,gak bohong kan lo?" Tanyanya tidak percaya dan Renita hanya mengangguk mengiyakan.
"Kalo gue gimana Ren? Lo traktir gue gak?" Tak mau kalah Bella pun melontarkan ucapannya. "Gak, males gue!" Tolak reniya datar, membuat Bella mengerucutkan mulutnya.
"maaf deh ren, maafin bella lo ini ya." Mohon bella dengan memasang wajah puppy eyesnya.
"Hih! Iya deh iya lo juga? Jijik gue lihat wajah lo itu." Ucapnya membuat bella langsung berbinar memdengar jawaban renita.
"Hm."
Reyna yang melihatnya hanya memutar bola matanya dengan malas, "sumpah lo semua tuh, gak pantes main drama abal-abalan." Ejek Reyna dan mereka berdua hanya meringis menampilkan gigi mereka yang putih.
☆☆☆☆☆☆
Entah kenapa hari ini Reyna tidak bertemu dengan Rendy, tadi pagi ia berangkat bersama kakaknya, karena kakaknya yang meminta untuk mengantarnya. Dan ia hanya meninggalkan pesan buat Rendy tetapi dari tadi pesannya tidak dilihat apalagi dibalas.
Ini sudah jam istirahat, Reyna memutuskan untuk pergi kekelas Rendy, yang berada di koridor atas.
Saat melewati Koridor kelas XII ia melihat teman Rendy yang sedang membawa tumpukan buku, hingga akhirnya ia bertanya kepada Temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Is Real (COMPLETED)
RandomKamu orang yang selalu aku impikan dan kamu adalah orang yang menguatkan jati diri di dalam diriku. Dan kamu orang yang membuat ku bahagia dan juga membuat ku terluka. Mimpi ku hanyalah khayalanku dan kamu, aku tidak mengerti dengan semua ini. Pergi...