Thanks for reading...
______________
Edo yang sudah paham dengan ucapan citra tadi saat di kamar mandi lantas ingin sekali menghampiri reyna, tetapi bel masuk pertanda jam istirahat telah usai jadi ia akan memberitahukan ini kepada reyna saat pulang sekolah nanti.
☆☆☆☆☆☆
Sepulang sekolah, Edo tak menjumpai reyna sama sekali, ia ingin sekali membicarakan soal ini, tapi bagaimana bisa? Reyna mungkin sudah pulang duluan pikir edo,
Edo pun akhirnya berjalan melewati koridor lantai bawah yang akan menuju ke arah parkiran montornya. Namun tangan nya tertahan seseorang dan ditarik paksa.
Jduk!
"Awh, lo apa-apaan sih kak?" Ringis edo saat punggungnya menabrak dinding koridor dengan keras dikarenakan dorongan seseorang.
"Lo udah tahu kan," terka seseorang itu, "tau apa sih kak cit," ucap edo
"Hah! Rupanya lo pura-pura gak tahu ya, trus ini buktinya apa?" Ucap citra dengan menggantungkan gantungan pin yang disana tertulis nama Edo, sontak edo menelan salivanya dengan susah payah.
"K-kok a-ada di lo s-sih k-kak." Ucap edo terbata-bata. Citra hanya tersenyum sinis mendengar ucapan edo. "Ternyata lo, lo nguping omongan gue? Iya!" Sorot mata citra membuat edo bungkam bagaimana ia akan menjawabnya seakan tenggorokannya tercekat tidak bisa untuk diajak berbicara.
"Mau lo apa!" Tanya edo yang mulai tersulut emosi, "mau gue? Haha mau gue sih lo lenyap dari hadapan gue sekalian dibumi ini kalo bisa." Jawab citra dengan nada sinisnya,
"Minggir gue mau pulang,"
"Enak saja lo mau pulang,"
"Trus gue disini, mau ngapain?" Tanya edo sepelan mungkin.
"Gue mau lo tutup mulut saat ketemu dengan rendy ataupun cewek brengsek reyna."
"Reyna bukan cewek brengsek, yang brengsek itu lo!" Serkah edo.
"Gue tau kok, lo gak bisa hidup tanpa pin ini." Ucap reyna dengan menggantungkan pin itu di jari telunjuknya. "Kalo bisa ini bakal gue musnah in sekarang ju-" ucapan citra terpotong oleh edo.
"O-oke, oke gue bakal tutup mulut, tapi balikin pin gue dulu." ucap edo dengan menggapai pin itu tetapi tidak bisa karena citra lebih dulu mengambil alihnya.
"Eitss, gue gak percaya sama tampang lo, ini bakal gue bawa dulu kalo lo tutup mulut dengan tidak membicarakan kehamilan gue yang statusnya anak orang lain bukan anak rendy, kepada rendy maupun reyna. Dengan bodohnya mereka tertipu dengan omongan gue atau pun drama gue hahaah."
Prokk...prokkk
"Bagus!" Ucap seseorang sontak dua orang itu menoleh ke arah asal suara.
☆☆☆☆☆☆
*RendyPov
Seperti biasa aku selalu tepat waktu untuk menjemput kekasihku, dan sekarang aku sudah berada di depan kelasnya.
Kelasnya sudah sepi dan tinggal dia yang sekarang tengah memasukkan buku-bukunya, lalu aku pun menghampirinya.
"Sudah selesai?" Tanyaku dan dia membalasnya dengan senyumannya yang selalu membuat jantungku berdebar sungguh manis.
"Yuk kak, kita pulang katanya tadi mau traktir aku beli siomay depan perumahan kakak," ajaknya dengan suara khasnya membuatku sangat gemas dan tanpa sadar aku mencium pucuk kepalanya, aku merasakan bahwa dia menegang tetapi tak butuh waktu lama ia langsung menyeretku untuk keluar,
Aku bisa melihat dari samping bahwa dia blushing karena ulahku di dalam kelasnya.
"Nyium sembarang tempat, gak malu apa." Omel dia membuat ku tertawa kecil, "kok ketawa sih kak, apanya yang lucu." Lanjutnya dengan mengembungkan kedua pipinya membuatku tambah gemas.
"Pengen nyium deh, yang di monyong-monyong in itu." Godaku dan dia pun memukul lenganku. "Ih sebel deh," setelah ucapannya itu keluar ia langsung berjalan mendahului ku dengan menghentak-hentak kan kakinya.
Aku pun menyusulnya,
Tak terasa langkah ini sudah berada diparkiran montorku, aku melihat dia berada disamping montorku dengan wajah yang ditekuk.
"Tambah jelek tau gak,senyum dikit dong." Ejekku dan aku melihat bahwa ia menampilkan senyumnya,
Yang aku suka dari reyna adalah, dia orang nya penurut dan baik, dan suka mengerti apapun walaupun aku sudah pernah mengecewakannya. Tapi aku percaya kedepannya tidak akan aku kecewakan lagi.
"Oh ya aku lupa, belum kasih kunci ini ke pak kebun." Sungguh aku lupa belum mengembalikkan kunci yang aku pinjam tadi siang, aku pun pamit kepada reyna dan dia hanya mengangguk.
Dikoridor aku berjalan dengan cepat agar dapat sampai di tempat tukang kebun.
Langkahku terhenti saat aku mendengar suara seperti bentakan aku pun mendekatkan ke arah koridor sampingku dan aku mengintip alangkah terkejutnya aku melihat disana ada citra dan, seorang laki-laki yang aku yakini itu seperti teman reyna di waktu itu yang menghampiri reyna dan memberi titipan kotak sialan itu.
Aku masih bisa mendengar samar-samar saat citra seperti mengancam laki-laki itu, aku mendengar ucapan citra itu dengan telingaku sendiri fakta yang mengejutkan yang baru saja aku dengar, aku pun langsung keluar dari persembunyianku dan melangkahkan kaki ku ke arah dua orang itu.
Prokk..prokk....
Tbc.
Maaf sedikit biar gak cepet ending heheh....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Is Real (COMPLETED)
RandomKamu orang yang selalu aku impikan dan kamu adalah orang yang menguatkan jati diri di dalam diriku. Dan kamu orang yang membuat ku bahagia dan juga membuat ku terluka. Mimpi ku hanyalah khayalanku dan kamu, aku tidak mengerti dengan semua ini. Pergi...