"Awas kak rendy".
Bugh
"REYNA" teriak rendy bangkit berdiri menghampiri reyna.
☆☆☆☆☆☆
*rendy pov
Kringgg....
Suara nyaring yang memekakkan telinga para murid di sma ini sudah berbunyi membuat para siswa dan siswi berhamburan pergi kekantin untuk mengisi perut kosong mereka.
Aku pun bergegas keluar menuju ke kantin untuk bertemu dengan seseorang yang sudah aku klaim sebagai pacarku.
Sesampainya di kantin, aku melihat ke arah penjuru kantin yang dipenuhi oleh lautan manusia namun, aku tidak menemukan reyna.
Hingga akhirnya aku pun duduk ditempat biasa sambil membawa nampan yang berisi bakso dan es teh, aku memakan dengan santai. Namun reyna tak kunjung datang.
Saat aku akan minum, minumanku sudah direbut oleh seseorang membuat ku menoleh kesamping dan menemukan seseorang yang pernah membuatku sayang dan kecewa, yaitu citra.
"Lo gak punya uang?" Tanyaku datar, dan aku langsung menyantap makananku lagi. Aku bisa mendengar hela nafas kasar dari citra.
"Huh! Kamu dari dulu selalu gitu sama aku," ucapnya membuatku muak, "pergi" usirku dengan suara datarku. "Nggak aku kangen sama kamu rendy, nanti kamu kerumah aku ya. Papaku lagi sakit pengen ketemu sama kamu, rendy" membuat ku melotot dan aku jawab. "Nggak."
"Please rendy, aku pengen kamu kerumahku sebentar saja. Ya,ya" mohonnya hingga membuatku berfikir sejenak. "Ntar gue usahain, gak janji" kataku. Reflek citra pun langsung memeluk lenganku dan tanpa sadar tatapan ku bertemu dengan reyna yang berada di pintu masuk kantin.
Pandangan kami berdua bertemu seakan aku bisa melihat bahwa tatapan mata reyna menyiratkan rasa kecewa saat tau citra memeluk lenganku, reflek aku menghempaskan tanganku. Bersamaan reyna berlari keluar dari kantin dan diikuti kedua sahabatnya yang meneriaki namanya.
Aku pun langsung berlari mengejar reyna, entah sudah beberapa orang yang tak sengaja aku tabrak. Lari reyna sungguh sangat cepat membuatku hilang jejaknya.
Disini tempat terakhir, koridor belakang aku berada, aku tak melihat ujung hidung reyna aku pun ingin berbalik dan entah mengapa telingaku mendengar suara bentakan, namun bentakan itu berasal dari mulut seorang perempuan. Aku pun langsung menyusul ke arah suara tersebut alangkah terkejutnya.
Aku melihat jika seorang perempuan yang tadi terdengar membentak ternyata reyna, kekasihku!
Dan aku juga melihat lawan bicara reyna adalah lelaki yang membuat ku mengeraskan rahangku saat lelaki tersebut menyentuh kedua pipi reyna. Namun ditepis oleh reyna.
Mereka berdua masih aku awasi tanpa sepengetahuan mereka. Hingga akhirnya saat reyna akan berbalik pergi tangannya dicekal oleh seseorang itu, dan aku juga melihat raut wajah reyna yang kesakitan saat tangannya dicekal oleh lelaki tersebut.
Roy?. Batinku
Membuatku mengeraskan rahangku dan aku berjalan menghampiri mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Is Real (COMPLETED)
RandomKamu orang yang selalu aku impikan dan kamu adalah orang yang menguatkan jati diri di dalam diriku. Dan kamu orang yang membuat ku bahagia dan juga membuat ku terluka. Mimpi ku hanyalah khayalanku dan kamu, aku tidak mengerti dengan semua ini. Pergi...