2. Hilang

925 93 12
                                    


Hai balik lagi ni, sebelumnya makasih udah baca part 1. Semoga kalian ga bosen ya....
Selamat membaca:)

🌼🌼🌼

Pagi yang cerah. Terlihat sekelompok burung-burung berkicau di depan rumah. Matahari pun tak malu-malu untuk bersinar menembus sela-sela ranting pepohonan, layaknya aura Mingyu yang selalu bersinar melewati sela-sela gerbang sekolah. Dah lah absurd.

Sayang sekali hari ini sekolah libur karena memang hari ini adalah hari Minggu. Melihat sinar matahari sudah mencapai atap rumahnya, Mingyu pun terbangun dari tidur dan beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi terdengar suara Mingyu bernyanyi.

Tiba-tiba Mingyu terkejut.
Walaupun bangun tidur dengan muka berantakan, tapi wajah Mingyu tetap terlihat sangat tampan.

"Left and right left and right left and right rip it rip i- tunggu-tunggu."

Sambil memegangi dagunya Mingyu menautkan kedua alisnya dan berkata,

"Berantakan gini aja gue udah keliatan ganteng, apalagi kalo udah rapi. Hmm Mending gue ke cafe baca buku biar kepandaian gue sama sekali gak berkurang."

Mingyu pun melanjutkan mandi nya.

Setelah selesai melakukaj ritual pagi, dia bergegas berpamitan dengan mamanya yang sedang di depan rumah.

Lalu Mingyu membawa mogenya pergi ke tempat yang dia tuju. Cafe depan taman kota.

Saat di perjalanan, Mingyu merasa haus dan berhenti di swalayan terdekat untuk membeli minum.

"Panas banget, jadi haus kan gue." Mingyu membelokkan setir motornya ke arah swalayan.

Sesampainya dia di parkiran, dia langsung masuk dan mencari minuman dingin.

Setelah mendapatkan minuman, dia langsung meneguknya di depan kasir.

Melihat wajah Mingyu yang penuh dengan tetesan keringat dan terdengar sesekali suara tegukan air minum yang mengalir mulus ke tenggorokan Mingyu membuat penjaga kasir itu terpana melihatnya.

Selain tampan dia juga terlihat sangat seksi. Penjaga kasir itu terus menatap Mingyu.

Saat mingyu hendak pergi, dia memberikan satu kedipan kepada panjaga kasir tersebut. Seketika si penjaga kasir itu pingsan karena jantungnya serasa dibawa kabur oleh cowok blasteran malaikat yang tidak lain adalah Mingyu.

Mingyu memilih cafe yang biasa dia tempati sebagai tempatnya membaca buku. Dia selalu duduk di meja paling depan berhadapan langsung dengan jendela kaca yang sangat besar, sehingga dia bisa melihat keramaian dari dalam cafe.

Seperti biasa, dia juga selalu ditemani dengan segelas kopi latte di depan nya. Tidak lupa juga buku yang sedang di bacanya.

Sinar matahari yang melewati jendela sebelah meja tempat Mingyu duduk ditambah sinar lampu diatasnya membuat ketampanan Mingyu semakin tersorot jelas.

Tiba-tiba ada suara sesorang yang mengganggu konsentrasinya saat membaca buku.

"Mingyu kamu di sini?" Ada yang menyebut namnya dari kejauhan tetapi sangat keras.

Mingyu hanya melirik dan memastikan siapa yang memanggilnya.

Ternyata itu adalah suara Y/N.
Salah satu cewek yang dari dulu mendekati Mingyu namun dia hanya menganggap Y/N sebagai fans.

Mingyu tahu kalau dia sangatlah sempurna jadi bagi dia siapapun yang menyukainya adalah fans yang terobsesi dengan kesempurnaannya.

Mingyu pun melanjutkan membaca buku.

Terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arah mingyu. Tiba-tiba Y/N duduk di depan Mingyu.

Dengan malu-malu dia hanya diam dan memandangi Mingyu yang sedang membaca buku. Tak lama kemudian Y/N mencoba untuk bisa mengobrol dengan Mingyu.

"Ekhm Mingyu..." Y/N berusaha memulai obrolan nya.

"Hm?" Sahut mingyu sambil membaca buku yang menutupi separuh wajahnya itu.

"Kamu-." Belum sempat mengobrol, Y/N menghentikan perkataannya, pandangan dia tertuju kepada cowok dengan hoodie abu-abu dan earphone yang terpasang di telinganya, tak lupa buku yang ada pada genggamannya jua. Dia sedang berdiru didepan pintu cafe. Wajahnya sangat tampan dan sedingin es.

"Wahhh ganteng banget..."

"Yah emang dari lahir gue udah ganteng." Ujar mingyu.

"Hah? Maaf Gyu... maksud aku wonwoo bukan kamu."

Seketika Mingyu menengok ke arah cowok yang ketampanannya sebelas dua belas dengan Mingyu, "yang dimaksud Y/N ganteng cowok itu?".
Dalam hati dia berguman.

"Oh jadi murid baru itu namanya Wonwoo, hm.. dia ganteng sih tapi masih gantengan gue. Ngapain juga Y/N muji dia di depan gue padahal jelas-jelas gue jauh lebih ganteng."

Mingyu berpura-pura tidak mengenal cowok tersebut, padahal memang dia belum mengenalnya. Mingyu bertanya kepada Y/N.

"Wonwoo? siapa??"

"Dia itu murid baru di sekolah kita, bukannya dia sekelas sama kamu? Kok kamu gak tahu sih?" Mingyu hanya mengendikkan bahu acuh.

"Menurut aku nih ya dia itu ganteng kayak kamu. Dia juga punya kebiasaan sama kayak kamu, baca buku." Jawab Y/N

"Ooh"
Dengan penuh percaya diri Mingyu berkata,

"Meskipun menurut lo dia punya kesamaan sama gue, tapi aura kesempurnaan diri gue sama sekali gak ada di dia." Punten.

Y/N hanya merespon perkataan Mingyu dengan anggukan dan senyuman kecil. Benar juga sih, seganteng-gantengnya cowok itu tetap tidab bisa menggeser posisi Mingyu dihatinya.

Mingyu kembali membaca buku dan sesekali meminum kopi yang ada di depannya.

"Hm."

Dehem Mingyu menikmati kopinya sambil menutup mata dan merasakan kenikmatan kopi tersebut.

"Gyu-." Sahut Y/N.

"Apa?" jawab Mingyu sambil senyum-senyum sendiri.

"It-itu-."

"Apaan? Itu apaan? Gue tahu kopinya sempurna kayak gue." Ujarnya dengan penuh percaya diri.

"Bukan itu."

"Apa? Oh gue tahu, pencahayaan ruangan ini cocok banget buat cowok ganteng kayak gue."

"Kok ruangan sih bukannn, itu yang kamu minum kopi aku." Ujar Y/N sambil menunjuk kopi lattr di depannya. "Kalau ini baru punya kamu."

"Apa???" Batin Mingyu berteriak menahan malu.

"Sorry." Mingyu langsung terkejut dan meletakkan kembali kopi yang salah ambil itu ke meja.

Pipi Y/N tiba-tiba menjadi merah, karena menahan tertawa sekaligus tersipu malu karena kopinya di minum oleh cowok paling tampan di sekolah.

"Gak apa-apa kok beneran, gakpapa banget malahan." Y/N jadi kegirangan sendiri. "ini kopi kamu."

Dengan sedikit tersenyum Mingyu berterimaksih ke Y/N karena sudah mengingatkan.

"Makasih."

Mingyu kembali membaca buku dan sesekali melirik Y/N yang terus memandangi Wonwoo yang duduk di meja sebelah pintu cafe.

"Kayaknua Y/N suka sama Wonwoo. Gua gak akan biarin ini terjadi. Y/N gak boleh suka sama Wonwoo. Apa jadinya kalau satu fans gue pindah kelain hati? Bisa-bisa yang lain ikut-ikut an."

Tiba-tiba Y/N pergi menghampiri wonwoo. Dan meninggalkan Mingyu sendirian dengan bukunya di meja tempat mereka mengobrol tadi.

"Aku samperin wonwoo dulu ya."

Mingyu hanya diam dan melanjutkan membaca buku. Dia terlihat acuh. Namun sebenarnya dia sangat khawatir jika Y/N akan menyukai Wonwoo dan tidak ngefans lagi dengan nya.

"Gue harus cari cara biar Y/N tetep suka sama gue dan jadi fans setia gue."

Bersambung......

THE PERFECT BOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang