"Ming." Tegur Tzuyu saat mereka tinggal berdua saja di ruangan serba putih itu.
"Biarin."
***
Y/N tidak dapat membendung lagi, air matanya kian meluruh seiring dengan langkah kakinya yang semakin cepat.
"Y/N stop!" Panggil Jisoo yang sedari tadi berlari mengejar Y/N.
"Stop Y/N gue capek." Lanjutnya. Y/N menghentikan langkahnya menunduk sebentar kemudian berbalik menghadap Jisoo.
"Kenapa Jis? Kenapa harus gini?" Air mata Y/N kembali meluruh.
Jisoo langsung memeluk sahabatnya ini, benar-benar terlihat rapuh. Penantian yang ia tunggu-tunggu malah terbalaskan dengan sayatan tajam yang menusuk hingga ke relung hati.
Dengan sabar Y/N menjaga Mingyu namun berakhir dengan pengusiran. Y/N tidak menjaganya? Terus selama ini apa? Di depan mata Y/N Mingyu jelas terang-terangan memilih mantannya ketimbang Y/N. Sakit, sakit sekali rasanya.
"Sabar Y/N..." Jisoo mengusap punggung Y/N.
"Ini cuma salah paham, Mingyu juga masih belum pulih. Biarin aja dulu, nanti lo jelasin ke dia pelan-pelan pasti ngerti."
"Sakit Jis, sakitttt. Gue kira dia udah lupain mantannya." Ujar Y/N sambil sesegukan.
"Iya gue tahu, masa gitu aja lo nyerah sih? Jelasin semuanya ke Mingyu, heyy selama ini yang jagain siapa? Tzuyu? Bukan kan?." Y/N menggeleng kuat.
"Makanya lo gak boleh nyerah gitu aja, masa lo mau kalah sama dia yang udah bohongin Mingyu. Lo mau Mingyu lebih milih si pembohong itu daripada lo yang tulus ini?" Y/N kembali menggeleng.
"Oke sekarang biarin mereka dulu, besok lo dateng lagi. Lo harus bisa rebut Mingyu dari tangan dia. Dia itu bukan orang yang baik buat Mingyu, udah ninggal pas sayang-sayangnya sekarang dateng seenak jidat aja mau ngrebut Mingyu dari lo."
Y/N mengusap kasar wajahnya, membersihkan seluruh sisa-sia air mata yang menggenang di pipinya. Apa yang dikatakan Jisoo benar, dia tidak boleh menyerah begitu saja. Dia harus bisa menjelaskan pelan-pelan untuk membuat Mingyu mengerti. Jika dia menyerah apa gunanya perjuangannya mencintai Mingyu selama ini.
"Lo bener Jis, gue gak boleh nyerah." Jawab Y/N mantap. Jisoo ikut mengangguk menyemangatinya.
"Jangan nyerah Y/N, lo harus lebih tangguh dari si pembohong itu. Tapi kalau makan hati terus, lo boleh berubah pikiran." Itu suara Vernon. Setelah bercekcok dengan Mingyu dia keluar mencari Jisoo dan Y/N.
"Iya."
"Yaudah kita balik aja, gue anterin kalian berdua." Keduanya mengangguk lalu mulai berjalan menuju parkiran, memilih untuk pulang saja daripada melihat drama queen yang terus berakting.
***
Keesokan harinya Y/N kembali ke rumah sakit. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Mingyu, namun yang dia dapat malah Mingyu yang sedang disuapi makan oleh Tzuyu.
Setelah tahu Mingyu sudah makan dia langsung menyembunyikan bekal bawaannya di balik tubuhnya."Emm pp-pagi Gyu..." sapa Y/N lirih lirih, tapi Mingyu hanya meliriknya sebentar kemudian kembali menerima suapan dari Tzuyu.
Rasanya begitu canggung dan sulit dilakukan. Y/N ingin memperbaiki hubungan bukan menjadi obat nyamuk kembali nya dua sejoli ini.
Huffftt..... sabar Y/N sabaarr. begitu batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT BOY [END]
Fiksi Penggemar[PROSES REVISI] "Mencintai seorang the most wanted itu mudah kok, karena yang sulit itu mendapatkan hatinya." Kim Mingyu, siapa yang gak kenal sama the most wanted sopa yang satu ini? Ganteng? Oh udah pasti, terkenal? Gak mungkin gak, pinter? Dah la...