Bag. 1 Hal. 3

18 1 0
                                    

Sekitar pukul 5 sore hari, mahasiswa baru mulai dipulangkan. Betapa senangnya aku di universitas baru ini, karena aku sangat menyukai sekolah dan lingkungan dalam sekolah. Tak luput aku pun bersyukur sekali dalam hati bisa melanjutkan sekolah lagi, belajar dan belajar lagi. Jurusan Sastra Indonesia adalah jurusan yang ku pilih, aku yakin penentuan hidup ku ini tepat dan tidak menyesal, karena betapa aku sangat menyukai kesusastraan terutama sastra Indonesia. Di sepanjang perjalan pulang, aku selalu berkhayal tentang mata kuliah yang sangat menyenangkan nanti, dan selalu tidak sabar untuk menunggunya. Tapi sebelum kesana, mungkin ada baiknya aku memikirkan bergabung dengan kegiatan mahasiswa dahulu. Sebenarnya aku ingin mencari klub-klub puisi, tapi kudengar klub seperti itu tidak ada dikampus, mungkin para pemerintahan mahasiswa berpikir klub seperti puisi itu boring lagipula sudah pasti dipelajari di fakultas sastra kenapa harus ada klub lagi. Tapi, mau bagaimanapun, aku harus tetap mencarinya besok, untuk memastikan apakah benar klub puisi itu tidak ada.

Hari kedua ke kampus, suasana masih pengenalan mahasiswa baru. Pagi-pagi aku sudah datang dan seperti biasa ikut baris berbaris dengan fakultas lain, mendengar arahan lalu masuk gedung serbaguna. Sekali lagi aku dikumpulkan sesuai fakultas masing-masing, tapi itu kemarin, hari ini dikumpulkan sesuai jurusan masing-masing untuk pembagian jadwal mata kuliah dari akademik melalui kakak-kakak mentor. Aku tersadar sesuatu ternyata cewek berkuncir ekor kuda kemarin tidak ada di barisan jurusan sastra Indonesia, sepertinya dia jurusan sastra yang lain. Di universitas ini ada empat jurusan sastranya, yang pertama Inggris, Jerman, Jepang, dan terakhir Indonesia. Gadis berkuncir ekor kuda kemarin mungkin ada di antara keempat jurusan tersebut. Kuterima jadwal matakuliahku, awal-awal semester memang tidak terlalu banyak perkuliahan, yang itu berarti aku bisa melakukan me-time atau melibatkan diri kepada kegiatan mahasiswa yang kupikirkan semalam tadi. Setelah menerima jadwal, ternyata baru terdengar diluar sorakan kakak senior dari sejumlah kegiatan mahasiswa tengah membuat stand-stand pendaftaran anggota baru. Sedangkan kami didalam disuguhkan dengan beberapa adegan demo dari bermacam-macam klub yang ada di kampus ini. Ada banyak klub-klub hiburan seperti barongsai, teater, fotografi, dan cosplay. Dari bidang olahraga ada sejumlah bela diri, cheerleader, badminton, futsal dan basket, namun ada juga klub-klub yang lebih mengutamakan keorganisasiannya daripada hobinya seperti Himpunan Mahasiswa sesuai jurusannya masing-masing, bahkan klub mahasiswa yang menyukai kegiatan berniaga juga ada.

"Tuh kan bener!" ucapku setelah melihat seluruh demo yang telah disuguhkan tidak ada satupun klub yang kuinginkan jika klub puisi tidak ada. Tidak lama setelah itu, acara di dalam gedung serba guna akan berakhir, sisanya tinggal para calon mahasiswa memilih akan bergabung dengan kegiatan yang mana. Tak lama dari itu sebagai penutupan terakhir acara pengenalan mahasiswa baru, kami disuguhkan penampilan terakhir.

Suara itu terdengar sangat lembut, pelan tapi ritme nya pas. Suara itu terdengar dari ujung panggung itu... Inilah suara piano, penampilan terakhir ditutup oleh klub paduan suara ternyata. Mereka bernyanyi seirama dengan frekuensi yang stabil, secara tak sadar, penampilan mereka telah menghipnotis semua calon mahasiswa termasuk aku, seakan kami semua terbawa suasana dengan alunan lagu yang diiringi musik piano yang merdu, dihias dengan beberapa macam jenis suara falsetto yang menjadi puncak kepuasan pendengaran bagi audiens maupun para penyanyi nya sendiri. Kupikir, aku tertarik menjadi bagian dari mereka, terlebih kemarin sudah menemukan ruangan dimana mereka latihan, dilihat dari papan nya yang meriah, sepertinya mengasyikan dapat menjadi salah satu dari mereka, menyanyi diatas panggung, membuat orang lain bahagia mendengarnya, dan inilah aku mulai berkhayal lagi. Sudah kuputuskan akan mengikuti klub ini, setelah acara berakhir, aku berniat mendatangi stand klub paduan suara.

AROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang