Setelah satu bulan berlalu, tepatnya hari dimana kompetisi ini diadakan, kami bertiga jadi mengetahui sifat masing-masing. Terutama sifat Rama, dugaanku dahulu waktu pertama kali bertemu dengannya memang tepat. Dia memiliki sifat yang halus dan sopan. Rama dan orang tuanya adalah orang Jawa. Tidak pernah sedikitpun Rama marah pada kami jika kami meledeknya, terutama padaku, tidak pernah sekalipun dia memasukkan kedalam hatinya jika mulai pertengkaran kami yang saling meledek. Habisnya, Rama ini...bisa dibilang menggemaskan tapi menjengkelkan, sih. Kalau Rona, dia lebih pendiam, nyeletuk hanya sekali dua kali, selebihnya dia tampak berekspresi datar, namun dia orangnya seperti yang aku analisa di awal pertemuanku dengannya dulu, jika ada sesuatu yang dia inginkan atau sukai, ekspresi nya bisa berubah 180 derajat menjadi beda dan sangat excited sekali. Makanya pada awalnya ku kira anak ini jutek, ternyata jika sudah mengenalnya, kau akan bilang "GUBRAK!" hihihi. Rona juga bukan tipe perempuan yang pemarah, seperti biasa, dia pasti menanggapi sesuatu itu secara datar. Kuakui kestabilan emosinya bagus. Rona benar-benar merupakan teman pertamaku di kampus ini, walau Rama merupakan orang pertama yang berbicara denganku. Arggh! Kalau ingat-ingat kejadian dia ngemis agar-agar ku dulu, aku jadi agak dongkol sekarang, karena ia jadi kebiasaan ngiler makanan yang kubeli. Dipikir-pikir... emang iya sih, kalau orang mau minta tidak selalu makanan yang kita tidak suka, bahkan makanan yang kita suka sekali pun bisa jadi dimintai, dan setelah lama berteman dengan mereka, kini kejadian di gedung serba guna dengannya dahulu, bisa dijelaskan. Nah, sifat Rama satu lagi ini yang paling plis deh banget itu, yaa apalagi kalau bukan ketidak peka-an! malu-maluin banget kadang. Hihihi, lucu sih, tapi saking tidak peka nya, kalau kita sedang makan siang, seperti yang sudah kuceritakan tadi, dia mempunyai kebiasaan meminta makanan kami dengan alibi nyicip, entah disengaja olehnya atau tidak, pokoknya, yang diambilnya adalah bagian terempuk dan tanpa nanggung sekali nyendok banyak. Hahaha kadang sampai sekarang pun dia masih selalu seperti itu, tidak berubah. Mengingat Rama menjadi orang baru yang menjadi temanku, aku jadi teringat pada orang yang menyarankan pertemanan ini terjadi, yaitu kak Nana. Selagi kami bertujuh orang sedang siap-siap di belakang layar menunggu giliran tampil, aku yang teringat kepada kak Nana baru menyadari bahwa sedari tadi dia tidak ada di sini. "Aku ingat sekali waktu sebelum masuk ganti kostum ada kak Nana diluar." Gumamku dalam hati. Dengan ekspresi kebingungan mencari-cari kakak berambut keriting kecoklatan itu, aku bertanya pada Rona.
"Bep, kak Nana dimana?" Tanya ku kepada Rona.
"Oh iya bep, mana?" Tanya nya balik dengan wajah bingung.
"Bukannya tadi ada, kan bep?" Timbalku balik.
Sepakat aku dan Rona mau mencari kak Nana, mungkin dia sedang berada di toilet, karena waktunya sangat sempit, sebentar lagi giliran grup kami yang tampil, maka aku bergegas lari dengan Rona.
"Rama! Kasih tau ya kalo dah mulai!" Teriakku kepadanya, dia juga khawatir dengan kak Nana juga dengan penampilan yang sebentar lagi akan dipanggil ini.
Ternyata benar kak Nana ada di toilet wanita. Kulihat dia duduk tersungkur di pojok lantai dekat dengan washtafel, seraya kami berteriak kencang.
"KAK NANAAAAA!" teriak kami.
"Kakak kenapa? Ada apa kak?" Ucap Rona dengan wajah datar nya.
"Kenapa kalian disini?" Ucapnya seperti dalam kenyerian di perutnya.
Kulihat kak Nana memegang perutnya sangat erat, berbicara pada kami dengan wajah pucat pasi tapi masih berusaha untuk terlihat baik-baik saja dengan memberikan senyum kecilnya, dan ketika ku pegang bahunya dingin sekali, sekujur tubuhnya dingin, seperti kaku tak dapat bergerak, apa gerangan yang terjadi kepada kak Nana.
"Kak, kakak jawab dulu kenapa? Kakak sakit, biar aku panggil koko ya." Kataku gelisah.
"Jangan, jangan... kalian sebentar lagi konser, cepet sana kembali ke belakang, kakak mah cuma lagi datang bulan aja, maaf ya kakak gak bisa lihat kalian tampil hari ini." Ujarnya kepada kami.
Jujur sih cara berbicara kak Nana agak sedikit terbata-bata seperti kesulitan. Pada waktu itu, aku percaya saja, mungkin memang iya perempuan lagi datang bulan itu sakit banget. Dengan berat hati dan terburu-buru, kami langsung ke belakang panggung lagi. Disana, Rama sudah bisik-bisik memanggil seakan menyuruh kami cepat-cepat datang dan menceritakan ada kejadian apa. Rona menceritakan kepadanya bahwa kak Nana tidak bisa lihat konser karena lagi datang bulan mendadak yang membuat perutnya perih. Rama langsung mengiyakan tanda mempercayai hal tersebut sambil bertanya "kak Nana itu siapa?" lau Rona bertanya padaku "bep, si Rama udah dikasih tau tentang kak Nana?" lalu aku menjawab "belom sih, ah udahlah ntar juga tau" jawabku malas menceritakan kepada Rama, sebab dia kalau dikasih cerita, pertanyaan nya lebih panjang dari ceritanya, hahaha. Dipikir-pikir tentang kak Nana tadi, memang agak aneh, sebab, kenapa sakit perut karena datang bulan sampai dingin sekujur tubuh seperti itu ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
AROMA
ChickLitTiga sekawan Aline, Rona dan satu orang cowok cupu, norak, plus kolot yaitu Rama menjadikan kombinasi persahabatan yang kompak dan paling kocak satu kampus. Kombinasi ini pun membuat mereka jadi mengenal satu sama lain, Aline cewek yang terkesan aga...