Bag. 2 Hal. 5

6 1 0
                                    

Tiba saatnya giliran kami yang maju untuk menampilkan hasil latihan kami. Tegang dan gelisah sudah menjadi kewajaran bagi setiap orang yang akan menampilkan bakat di depan publik, terlebih ini merupakan konser pertama. Walau memang sudah pasti kami semua gugup, tapi tidak segelisah yang ditunjukkan oleh wajah dan gerak-geriknya Rama, membuat semua orang ingin tertawa melihat gelagatnya. Hahaha, baguslah Rama, itung-itung penyejuk pikiran sesaat buat kami. Nama grup kami akhirnya dipanggil juga, sesuai dengan nama klub paduan suara di Universitas kami, dengan penuh percaya diri kami melangkahkan kaki kedepan tirai merah menuju bagian depan panggung, pakaian dress berwarna peach yang kami pilih kini melenggang dengan elegan kedepan. Tanpa rasa takut tapi sedikit gemetar karena terlalu excited, tiba-tiba saja ada suara aneh memanggilku beberapa kali, tak lain dan tak bukan, tentu saja itu Rama yang masih kasak-kusuk tidak jelas.

"Paan sih lo!? Demam panggung lo ya?" Ucapku agak sedikit menyentak. Kupikir bercanda ledek-ledekan seperti biasa yang selalu terjadi antara aku dan Rama akan terjadi juga diatas panggung ini, tapi sekali lagi aku akan mengacuhkannya kali-kali, deh, walau bibir ini gregetan melihat tingkah lakunya. Karena bibir ini lebih siap untuk bernyanyi bukan untuk meledeknya kali ini, seolah-olah aku berkata, maaf Rama. Dalam hati.

"Udah lo gak usah malu-maluin gue, praktekin aja apa yang udah di hapalin." Kataku berbisik penuh sentak kepadanya dan seperti biasa, Rama ini tipe cowok yang mesti di suapin, alias mesti di sentak sedikit langsung bisa bersikap normal lagi. Bahkan bisa juga jadi kelebihan normal alias lebay.

"Ogh iya iya siap." Balasnya sambil berbisik.

Kembali kami diam menunggu koko memberi aba-aba. Ku menoleh sedikit kearah Rama sekali lagi untuk mengecek apakah dia sudah membaik sekarang, ternyata dia menahan kegugupan nya dengan mengeluarkan banyak sekali keringat, sehingga wajah hingga bahunya terlihat seperti basah kuyup. wkwkw pake pomade, sih.. kayak bapak-bapak aja. Ledekku dalam hati.

AROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang