Bag. 2 Mendekat

8 2 0
                                    


"When the world seems for beyond me,
and I have no place to go.
When my life seems cold and empty,
and I feel I'm all alone.
Then a song that I remember
helpas to ease my troubled mind,
and I find the strength within me
to reach out just one more time.
For as long as I have music,
as long as there's a song for me to sing,
I can find my may, I can see a brighter day.
The music in my life will set my spirit free."

Pada waktu itu setelah aku dan Rona mengenal satu sama lain, kami berlatih menyanyi bersama dengan anggota lainnya, tes itu ternyata bukan bertujuan untuk menyeleksi, tapi untuk pembagian jenis vokal. Kakak senior berkata seperti itu karena kebutuhan klub. Klub membutuhkan anggota yang memiliki kepercaya diri tinggi, sebelum bergabung, anggota harus dipastikan memiliki semangat ingin masuk seleksi. Aku mendapatkan suara Sopran 2, sedangkan Rona mendapatkan suara sopran 1. Sopran merupakan jenis suara tinggi dan bisa dibilang penyanyi utama. Tapi, sopran 1 yang tertinggi, suara ini dimiliki oleh temanku Rona dan hanya sedikit yang mempunyai jenis suara ini. Jenis suara terbanyak adalah Sopran 2 dan Alto. Tak kusangka juga bahwa anggota cowok nya lumayan banyak. Dalam Paduan suara cowok, jenis vokal mereka ada bass, dan tenor. Lagu yang selama seminggu ini kami latih merupakan lagu berjudul As Long As I have Music, sebagai lagu pengenalan kepada dunia paduan suara. Suara dentingan piano yang dimainkan, sehingga membentuk musik yang harmonis dan selaras membuatku benar-benar makin larut diantara dunia sadar dan dunia alam bawah sadar. Kadang kami latihan selalu lupa waktu, tapi pulang menjelang petang sudah biasa bagi kami anak kuliahan. Setelah latihan, koko mengumumkan sesuatu kepada semuanya bahwa ada sebuah kompetisi nasional vocal group, dan setiap universitas di wajibkan untuk berpartisipasi mengikuti kompetisi tersebut. Dengan menggunakan teknik paduan suara, maka kampus meminta klub ini untuk berpartisipasi. Grup vokal minimal terdiri dari tiga anggota. Yap, begitulah kata koko waktu itu. Aku dan Rona sangat antusias sekali mendengar pengumuman tersebut dan berkeinginan mengikuti kompetisi tersebut. Karena anggota yang lain merasa masih malu-malu untuk ikut, sepertinya yang benar-benar berkeinginan mengikuti ini hanya berjumlah tujuh orang. Pokoknya pada waktu itu terkumpullah 5 orang. Pada waktu itu juga aku suka menceritakan kakak senior yang aku sukai di klub, tapi kakak itu selalu terlambat kumpul, mungkin kelasnya padat, sehingga setelah anggota baru sudah selesai dan pulang, kakak itu baru datang di depan pintu. Setiap kami kumpul klub, benar saja kak Nana selalu datang dipaling akhir, yaa langsung saja aku memperkenalkan temanku pada kakak senior kami yang paling ramah dan peduli kepada aku dan Rona ini, namanya kak Nana, kakak berambut keriting dan berkulit kecoklatan. Kak Nana memiliki jenis suara yang unik dan jarang sekali dimiliki oleh cewek, yaitu suara kontralto. Kontralto merupakan jenis suara rendah dan lebih rendah dibawah alto. Kelebihan suara kontralto ialah dapat menahan suara rendah lebih lama, biasanya nafas juga bisa tahan lebih lama dalam keadaan bersuara. Maka dari itu kontralto juga memiliki kemampuan menyanyikan nada tinggi dan menahannya. Aku menebak, tak salah lagi anggota klub yang paling disukai koko sebelum kami pasti kak Nana, karena suara kak Nana unik. Walau aku berkata begitu, tapi kak Nana selalu tidak mengakui bahwa kak Nana merupakan kebanggaan klub paduan suara dikampus ini.

"Alright! Ayok bep, segini juga gak apa-apa sih." Ucap Rona kepadaku.

"Wokeey." Balasku.

Kami berdua memimpin latihan, dibantu kak Nana setiap latihan sudah bubar. Setelah dipikir-pikir, grup kami kekurangan satu anggota cowok. Kami sangat membutuhkan satu orang lagi bersuara tenor. Anggota cowok klub paduan suara yang antusias mengikuti kompetisi hanya tiga orang, sisanya anggota cewek, maka aku selalu meminta pendapat dengan kak Nana.

"Kak, gimana nih? Kayaknya kurang satu anggota cowok." Tanyaku kepada kak Nana.

"Bep, lu dah nyoba nanya belom ke yang lain?" Kata Rona menyarankan kepadaku.

"Gak bisa lah bep, orang udah gak mau dipaksa mau gimana lagi?" Jawabku menandakan bahwa aku sudah mengajak tapi tetap tidak ada yang mau ikut.

"Saran kakak sih, lebih baik kalian cari satu anggota lagi dari luar. Sayang banget lho, kalau kita menang, hadiahnya bisa dua kali lipat, selain membanggakan universitas, dan mendapatkan hadiah utama, kita juga bakal disambut sama biro kemahasiswaan." Ucap kak Nana menyarankan kami agar supaya berusaha mencari anggota dari luar klub demi mengikuti kompetisi.

Entah mengapa, perkataan kak Nana begitu menyemangati kami, khususnya kepadaku dan Rona, membuat kami harus berpikir keras menentukan siapa target kami. Sebagai leader kompetisi, kami harus menyusun langkah-langkah yang efisien untuk latihan, sebab waktu tinggal dua bulan lagi menuju kompetisi.

AROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang