Bag. 1 Hal. 6

8 2 0
                                    

Ya, itulah hari dimana aku pertama kali bertemu Rona. Gadis pendiam, terlihat lebih kalem dan datar tapi sebenarnya cewek yang sama-sama mengejutkan ketika mengekspresikan sesuatu terutama terhadap sesuatu yang disukai. Sangat mirip denganku, coba saja tes tentang memilih barang kesukaan dan warna, pasti kami memilih benda yang sama, hihihi, dasar sejak awal pantas saja dirinya seperti selalu memagnet diriku, ternyata sudah bertemu kami malah sulit dilepaskan. Sekarang sudah ditambah dengan kehadiran Rama. Kami bertiga pokoknya sangat kompak, kombinasi teraneh yang pernah ada pokoknya, hihihi.

Dosen ini begitu membuatku mengantuk sekali, memikirkan kelas hari ini cepat kelar membuatku tidak sabar bertemu mereka bertiga, apalagi dengan Rama, mulutku sudah tidak sabar ingin komentarin seluruh aksi kocaknya yang tidak tahu apa dia ini emang benar-benar tidak tahu atau emang gak peka! Beda sama teman-teman di kelas sastra Indonesia, ditambah suasana kelas juga kurang cocok denganku, apalagi dengan keberadaan genk Parwati, cewek-cewek paling merasa terpopuler dikalangan cowok di sastra Indonesia. Genk itu terdiri dari lima orang, yaitu Parwati, Nindy, Inez, Mia dan Trias. Parwati ini cewek tomboy yang selalu ingin terlihat paling nomor satu dimata cowok, dia pandai bermain basket, masuk juara lomba basket putri satu kampus membuatnya sangat sombong kepada mahasiswi lainnya. Terlebih pujian-pujian yang dilontarkan kepadanya dari anak-anak cowok, membuat hidungnya makin pede saja mengembang. Hahaha, Aku sih, tidak perduli dengan kehidupanku di jurusanku, yang penting nilaiku bagus dan aku menjalankan perkuliahan dengan baik. Yang kedua Nindy, dia ternyata anak pejabat yang kaya raya, karena kekayaan nya membuat dia jadi bersifat seperti berkuasa. Dia selalu mengajak genk nya untuk jalan bersama dengan mobilnya kemana-mana, enggan makan di food court kampus, tetapi dia gak pinter-pinter amat, sih. Ketiga Inez, dia ini terlihat demen ngoceh, terkenal paling cerewet dan anak-anak cowok yang lain pun kurang menyukainya. Keempat Mia, dia cewek paling pintar diantara mereka, karena kepintarannya, maka dia terkenal juga dikalangan anak-anak cowok karena mereka suka menanyakan tugas kuliah pada Mia, Parwati yang mengetahui hal tersebut tidak mau ada saingan lain yang populer juga, maka Mia diajak menjadi genk nya. Terakhir Trias, dia adalah cewek baik, suka melindungi orang lain, dia jago bela diri, lincah, dan tomboy hanya saja kembarannya cowok yang merupakan mahasiswa juga di sastra Indonesia, dengan amat sangat terpaksa dia menerima tawaran Parwati yang memaksa untuk bergabung dengan genk, terlebih mengejar-ngejar nya terus sampai Trias muak. Sedangkan aku disini adalah satu-satunya orang yang paling dimusuhi Parwati, karena aku bisa dibilang pengharum nama universitas juga karena pernah mengikuti lomba vokal grup dalam acara mewakili paduan suara kampus. Eit, disini tidak ada bully membully, lho ya... Walau memang Parwati sangat menyebalkan sifatnya padaku, tapi dia maupun aku tidak bermain labrak-labrakan seperti hal nya di SMA. Aku selalu berbaik hati padanya, walaupun dia acuh dan seakan menganggapku tidak ada, padahal satu-satunya orang yang paling dia pikirkan adalah aku. Hahaha, jangan remehkan kami bertiga ya! Pokoknya sejak kompetisi vokal grup waktu itu... benar-benar merupakan memori terindah yang paling terindah dari kejadian lain. 

AROMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang