Tibalah keesokan hari nya yaitu hari aku libur perkuliahan. Dipagi hari yang buta ini, aku telah membulatkan tekadku untuk berlari pagi di pusat kota. Memakai sepatu kets warna merah muda favoritku. Aku berlari-lari kecil sendirian. Setelah berlari-lari kecil hingga ke luar gerbang perumahanku, aku merasa sangat sakit di perut. Memang sih, biasanya aku suka mengalami sakit perut dipagi hari. Tapi yang ini aneh, saking sakitnya sampai menyerang ke punggung ku, hingga punggungku juga ikut kesakitan. Karena sudah terbiasa mengalami sakit perut dipagi hari, aku abaikan saja dan terus berlari. Untuk mengalihkan rasa sakit perutku, aku membutuhkan seseorang untuk mengalihkan perhatian agar aku tidak terlalu merasa kesakitan. Kupikir, mengajak Rama lari bersama pagi ini akan menyenangkan, terlebih mengingat sifat Rama yang tiada kehabisan ide membuatku tertawa dengan tingkah konyol dan ketidak jelasannya. Aku ber-jogging ke arah rumahnya. Pagi itu masih pukul setengah 6 subuh, langitpun masih gelap kebiruan. Jalan raya sudah ramai saja pagi buta seperti ini. Tiba-tiba setelah sampai di daerah belokan kerumah rama sekitar 100 meter lagi sampai dirumahnya, aku berhenti sejenak karena rasa sakit di perutku sudah tak tertahankan lagi. Jangan-jangan... aku dapet! Ucapku dalam hati. Aku baru ingat kalau ini adalah akhir bulan. Tanggal bulananku memang diwaktu akhir bulan. Aku agak panik, mencari-cari warung di dekat sana tapi masih belum buka sesubuh ini, apalagi minimarket. Terpaksa aku harus menaiki angkutan umum. Tapi di daerah rumah Rama tidak ada angkutan umum yang jalannya kearah rumahku. Terpaksa aku mencari tumpangan abang-abang ojek, tapi tak kunjung datang. Mungkin masih pagi ya? Ucapku lagi dalam hati berpikir kembali alasannya karena waktu sekarang masih pagi yang gelap. Aku terbujur kaku menahan sakit perut yang amat sangat menusuk-nusuk, bahkan untuk berdiripun aku tidak kuat.Terpaksa aku menunggu sampai matahari mulai menampakkan sinar terangnya. Siapa tahu sakit perutku mereda.
Semenit, 5 menit, hingga 10 menit aku menunggu menahan sakitnya hari pertama haid ini, membuat jari-jari kakiku kedinginan, bibirku pucat dan aku mulai khawatir jika memang tidak ada siapapun yang bisa menolongku disini. Sudah dari tadi aku berjongkok di pinggir pagar dekat jalan raya. Kapan aku bisa berjalan setidaknya sampai menemukan warung saja. Tak heran beberapa hari ini aku menjadi sangat sensitif dan lebay menghadapi beberapa masalah, terutama masalah orang lain yang pada akhirnya mereka menemukan titik terang itu sendiri. Wajar pula mengapa seluruh badanku pegal-pegal tidak karuan, ternyata, semua pengalaman yang terjadi pada kehidupan temanku kak Nana telah membuatku lupa penanggalan bulananku. Seolah semua gairah dan semangat olahragaku hari ini hilang seketika bagaikan diterbangkan angin. Kini, satu-satunya hal yang ingin kulakukan hanya pulang dan berbaring ditempat tidur sampai sakit melilit tak tertahankan ini reda. Pada waktu itu, ada kejadian menarik yang benar-benar kebetulan. Dipinggir jalan tempat aku jongkok merintih kesakitan tapi tetap berharap ada seseorang yang menolong antarkan pulang itu, tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki, menggunakan motor yang suaranya terdengar tidak asing lagi, dari kejauhan, semakin nampaklah seseorang itu, dia yang berjaket kusam biru hitam keabu-abuan, berhenti di tempat aku mengemis tumpangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AROMA
ChickLitTiga sekawan Aline, Rona dan satu orang cowok cupu, norak, plus kolot yaitu Rama menjadikan kombinasi persahabatan yang kompak dan paling kocak satu kampus. Kombinasi ini pun membuat mereka jadi mengenal satu sama lain, Aline cewek yang terkesan aga...