11

1.1K 75 0
                                    

"Akh.... kenapa jadi begini? Aku sungguh keterlaluan padanya." rengek Hana, yang masih berada di kelas Ten.

Hiks hiks hiks.

Ia terus terisak, sia-sia saja jika ia harus melawan Ten.

"Aku harus bagaimana?." rengek Hana kembali.

"Berhentilah menangis, dan menyalahkan diri sendiri kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan."

Hana segera menoleh ke arah sumber suara sambil mengusap air matanya.

"Kun?"

Hana tersentak, dan malu telah ketahuan menangis di kelas, apalagi Kun yang melihatnya.

"Hana, Kau sedang ada masalah?." tanya Kun dan menghampiri gadis itu, menyeret kursi dan duduk di depan gadis itu. Hana hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Memangnya apa masalahmu, mungkin aku bisa membantumu?." tanya Kun sambil tersenyum.

"Aku,, hekk-." belum selesai Hana berbicara ia sudah sesegukan karena masih belum bisa bergenti menangis. Kun mendekatkan kursinya kembali ke depan Hana, dan memeluknya.

"Sudah... tenangkan dirimu dulu hemm. Apapun itu, aku yakin kau bisa menghadapinya." ucap Kun lembut sambil menepuk pungung Hana, membuat hana sedikit tenang.

"Teen... ayo kita pulang!." teriak Yuta saat memasuki kelas Ten, malah ia melihat adegan orang berpelukan.

"Kun? Dan siapa?." ucapnya saat melihat Kun berpelukan dengan seorang gadis, ia tak dapat melihat gadis itu karena membelakanginya.

Saat Kun melihat Yuta datang ke kelas itu, ia melepas pelukannya pada Hana. Hana juga menoleh ke arah pandang Kun.

"Hana!."

Yuta saat tahu bahwa gadis itu adalah Hana. Ia segera melangkah ke arah Hana dan menyeretnya pergi dari Kun.

Kun yang tidak terima Hana dibawa begitu saja, ia juga menahan tangan kiri Hana.

Kun dan Yuta saling bertatapan sinis. Hana jadi ingat kata-kata Lucas, jika ia sudah dekat dengan Kun dan Yuta bisa-bisa dia dipermainkan.

"Lepaskan." sentak Hana, melepas cekalan mereka berdua. Melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

"Hana, tunggu!." tahan Yuta dan Kun berbarengan.

"Apa hah? Kalian mau mempermainkanku huh? Itu tak akan pernah terjadi." sahut Hana dan meninggalkan mereka berdua yang masih bingung dengan maksud perkataan Hana.

🐥🐥
.

.

"Akhirnyaa." ucap Ara setelah ia menyelesaikan hukumannya.

Byurrr.

Ara tersentak saat semua daun kering itu menguyur tubuhnya. Ia mendongak ke arah pelakunya.

"Yeri! kau keterlaluan sekali huh?!." teriak Ara.

"Kenapa? Hah? Tidak terima?." ejek Yeri.

"Yakk Yeri, kurang ajar!." teriak Ara hendak menghampiri Yeri.

Byurr.

Lagi-lagi ia disiram kali ini dengan air.

"Hahahh, bagus Yuri. Dia sedang kepanasan sekarang, ayo kita pergi, itu hanya peringatan karena kau tadi mengejekku Ara. Selain itu karena kau terus menempel pada Jaehyun." ucap Yeri dan meninggalkan Ara yang basah kuyup.

Ara menghela nafas kasarnya. "Aakh.. menyebalkan. Dasar wanita gila!." teriak Ara pada mereka yang tak dihiraukan sama sekali.

Matanya tiba-tiba memanas menahan kesal sekaligus air matanya, sambil memunguti daun itu kembali.

You [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang