20

994 76 1
                                    

Brakkk.

Dughh

"Hyung akan kalah huh!." teriak Jaehyun sambil menatap layar televisi dan terus menekan stick game, jagoannya bisa melumpuhkan jagoan milik Taeyong.

"Kau pikir aku akan kalah begitu saja hah?!." ucap Taeyong dan terus menekan stick gamenya juga.

Mereka terus bermain game tak ada yang mau mengalah satu sama lain. Hingga mereka tertidur bersama di sofa.

🐥🐥
.




.

School.

"Johnny, tolong kau bagikan ini." ucap Kyung So songsaenim.

Johnny dan mengambil hasil ulangan kemarin dan membagikannya.
"Wahh Hana, nilaimu sempurna, Selamat yaa." kata Johnny dan memberikan kertas itu.

"Thanks John." jawab Hana, ia senang saat tahu nilainya sempurna, ia menoleh ke arah Jaehyun dan menunjukan hasil yang ia dapatkan. Jaehyun yang melihatnya memberikan jempol pada Hana.

"Ini punyamu." ucap Johnny datar saat memberikan hasil ulangan milik Ara. Setelah selesai Johnny kembali ke bangkunya.

"Nah, kalian sudah mendapatkannya kan? Oh yaa Yuta, kenapa nilaimu terus menurun hem?."

"Maaf... Songsaenim."

"Bukan maaf yang aku inginkan. Kau harus kembali belajar. Ohh yaa Hana tolong kau ajari Yuta." ucap Kyung So songsaenim.

"Dia?." tunjuk Yuta pada Hana.

"Aku? Kenapa harus aku? Kan masih ada yang lain." protes Hana tak terima.

"Kau murid terbaik di kelas ku jadi aku minta kau saja yang mengajari Yuta, aku tak mau ada murid yang nilainya jelek di kelasku." ucap Kyung So songsaenim.

Hana hanya mengangguk setuju, jika dia menolak itu sama saja membangunkan kemarahan singa, karena sertiap perkataan Kyung So songsaenim itu mutlak.

Tet tet tet.

Jam istirahat telah tiba. Hampir semua murid di kelas sudah pergi ke kantin. Hana menghampiri meja Ara yang ada dibelakangnya tampak Ara masih sibuk mencatat.

"Ara." panggil Hana. Ara pun mendongak ke arah Hana dengan tatapan malas. Ia menutup bukunya dan mulai menatap Hana.

"Apa?." tanya Ara ketus.

"Aku ingin bicara sesuatu padamu, tapi sebelum itu. Ini untukmu minumlah." ujar Hana memberikan susu green tea pada ara. Ara segera mengambil botol itu membukanya dan meminumnya mana mungkin ia menolak.

"Ara." panggil Hana kembali.

"Hemm." jawab Ara yang sambil meminum susu itu.

"Ra.. kau memang pantas membenciku, tapi itu membuatku tidak nyaman. Apa kau mau memaafkanku?." tanya Hana hati-hati.

"Jadi susu ini, sebagai sogokan agar aku memaafkanmu begitu hah?." jawab Ara ketus membuat Hana terdiam.

"Hah?! Yang benar saja... Hana... Hana." ejek Ara. Hana masih terdiam karena ia berfikir Ara sanggat kecewa padanya.

Ara melihat ekspresi serius sahabatnya itu membuatnya tertawa.

"Yakkk...  kenapa wajahmu serius sekali hah? Aku hanya bercanda." tawa Ara membuat Hana lega.

"Jinjja, kau memaafkanku?." tanya Hana dengan mata berbinar.

"Emmm bagaimana yaa...  Jika kau tambah satu botol susu lagi aku mau memaafkanmu." jawab Ara.

"Dasar maniak susu." ucap Hana.

"Maafkan aku juga Hana." ucap Ara menahan air matanya yang mulai keluar dan merangkul Hana.

Hanapun membalasnya."Aahhh maafkan aku juga Ara... Maaf." ucap Hana yang sama terisaknya dengan Ara.

"Wahhh kalian sudah akur?." tanya Jaehyun, yang ternyata sedari tadi memperhatikan mereka dibalik pintu.

Hana dan Ara melepas pelukan mereka, Jaehyun memberikan tisu kepada mereka berdua dan menghapus air mata masing-masing sambil tertawa.

"Ahh,, kurasa aku menganggu kalian yang baru baikan. Sebaiknya aku ke perpustakaan saja, bye." pamit Jaehyun sambil melempar senyum pada mereka berdua.

Dua gadis itu mengangguk, terus tersenyum hingga pria berpunggung lebar itu hilang dari pandangannya.

"Tampan dan sempurna." ucap mereka berdua, mereka saling berpandangan terdiam sesaat dan kembali tertawa saat tahu menyukai namja yang sama.

"Ayoo kita makan, aku lapar." ajak Ara.

"Kajja." ucap Hana bersemangat.

Hana bercerita pada Ara bahwa selama mereka marahan banyak kejadian yang terjadi pada dirinya, dari insiden penyiraman Yuta sampai jadi budaknya Ten, sampai ia tahu jika Yuta itu saudaranya Kun sekarang. Ara pun juga begitu semua masalahnya ia ceritakakan pada Hana.

🐥🐥🐥
.



.

Bel pulang telah berbunyi.
Ara menghampiri Johnny yang sibuk mengemasi bukunya.

"Johnny." 

"Apa?."

"Kau bisa ikut denganku?."

"Maaf Ara aku sibuk, aku duluan." ucap Johnny meraih tasnya dan meninggalkan kelas.

"Ahhh... kenapa dia jadi dingin padaku, menyebalkan." grutu Ara cemberut, saat Johnny pergi meninggalkannya.

"Ayo Ra... pulang denganku saja." ajak Jungwoo.

"Maaf Zeus, aku harus ke ruang seni dulu. Kau duluan saja." jawab Ara.

"Iyaa sudahh." kata Jungwoo memilih puoang lebuh dahulu pulang duluan.

Setelah mengambil beberapa kertas dari ruang seni, Ara melangkah untuk segera pulang, sekolah juga sudah sangat sepi saat ini, ia segera mempercepat langkahnya.

Saat berada di lorong ia mendengar suara rintihan kesakitan dan meminta ampun, Ara mencari sumber suara itu hingga sampai ke lorong arah gudang.

"Astagaa." ucap ara saat tahu pemandangan di depannya.

TBC😊

You [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang