14

1K 79 0
                                    

Ara segera berlari dari kantin. Memilih menyendiri di taman sekolah, ia benar-benar kecewa dengan dirinya sendiri, karena dirinya teman-temannya menjadi bertengkar.

"Aahahh dasar! Ara! bodoh! bodoh! bodoh!." ia terus memukuli dadanya sendiri, sesak yang ia rasakan.

"Hentikan."

Ara mendongak saat tangannya dicekal seseorang, orang itu segera memeluknya.

Ara yang merasa risih, terus meronta ingin dilepaskan tapi namja itu, tetap memeluk Ara dengan erat.

"Yakk! Taeyong lepaskan." ronta Ara tapi Taeyong terus memeluknya.

"Diamlah bodoh." kata Taeyong sembari menepuk-nepuk pungung Ara pelan.

Ara menjadi diam namun isakan kecil keluar dari bibirnya. Mungkin memang ini yang ia butuhkan saat ini, ketenangan dan sandaran.

"Apa kau percaya padaku?." tanya Ara disela-sela isakannya.

"Tentu, bodoh."

Dari kejauhan tampak Jaehyun dan Johnny melihat mereka tengah berpelukan. Sembuat kemarahan tercetak diwajah Johnny. Johnny melangkah ke arah mereka tapi Jaehyun melarangnya.

"Berhenti biarkan saja mereka, biarkan Ara merasa tenang." ucap Jaehyun pada Johnny, Johnny tanpa berkata apapun pergi meninggalkan tempat itu.

🐥🐥

.

.

Rooftof Apartemen.

"Apa yang harus aku katakan pada eomma nanti Chenle?." tanya Ara sambil mengotak atik handphonenya.

"Kau jujur saja nonna, eomma pasti akan mengerti nanti. Ulang tahunku juga sudah lewat, seharusnya mereka pulang, tapi Eomma masih beralasan tidak bisa pulang. Masa masalah lebih penting Appa dan Eomma tidak pulang." jawab Chenle.

"Kau benar Chenle,, akan ku telephone sekarang." ucap Ara menjadi bersemangat.

"Hallo eommaa."


"Ahhh,,, anak eommaa ada apa huh?"


"Apa eomma bisa pulang?."


"Maafkan Eomma eohh, Eomma dan Appa benar-benar tidak bisa pulang sekarang, mungkin beberapa bulan lagi, Appamu baru saja membeli saham baru yang lumayan besar jadi pengurusaannya tidak bisa ditinggal begitu saja.. Maafkan Eommaa eohh.."


Chenle yang mendengarnya mulai menyahut. "Sebegitu pentingnya yahhh?! Tapi eomma sudah melewatkan ulang tahun Chenle tahun ini."

"Eomma benar-benar mintaa maaf huh? Eomma dan appa juga sudah mengirim hadiah untuk Chenle kan, jadi-."

"Jadi apa? Eomma pikir itu membuatku bahagia! Tidak sama sekali Eomma." teriak Chenle dan pergi meninggalkan rooftop.

"Yaakk, Chenle jangan berteriak pada eomma. Hai kau mau kemana hah? chenle!!." teriak Ara yang tak dihiraukan adiknya itu sama sekali.
Ara. Ara tersentak saat telphone itu berbunyi suara lembut Appanya.

"Yaa appa?."

"Appa mohon padamu Ara, berilah pengertian pada Chenle. Appa dan Eomma benar-benar tidak bisa pulang. Kau harus tetap rajin selama Appa tinggal, dan jangan pernah membuat masalah hemm... Appa dan Eommaa sayang padamu dan  juga Chenle,, sudah dulu yaa Ra, Appa masih sangat sibuk."

"Nee, Appa."

Tutt tutt tutt.

Sambungan telphone itu mati, Ara begitu gusar saat ini, ia memilih kembali ke dalam apatermennya, saat ingin membuka pintu, ia melihat Taeyong hendak pergi bekerja.

"Taeyong." panggil Ara.
Membuat sang pemilik nama berhenti melangkah.

"Apa?." jawab Taeyong malas.

"Kau mau pergi bekerja?."

"Menurutmu?."

"Aku boleh ikut?."

"Tidak boleh, untuk apa kau ikut denganku hah?." 

"kumohon Taeyong, aku sangat bosan hemm... boleh yahhh aku tidak akan menganggumu, aku akan menunggumu sampai selesai."

"Apa kau sakit? Sebaiknya kau istirahat saja." kata Taeyong sambil mengusir Ara, mana mungkin ia bekerja dengan membawa teman.

"Taeyong kumohon." ucap Ara melas sambil menahan lengan Taeyong. Ia begitu frustasi saat ini mungkin ikut menemani Taeyong bisa membuatnya lupa dengan masalahnya.

Taeyong menatap gadis itu dan tampak berpikir. "Yaa sudahh ayo tapi kau harus berpakian lebih dewasa." ujar Taeyong membuat Ara melotot.

"Ha? Yakk kau bekerja dimana huh? Kenapa harus begitu?."tanya Ara. 

"Kalau tidak mau yaa sudah. Aku tidak menyuruhmu berpakaian seksi, hanya dandannya saja lebih dewasa."jelas Taeyong.

"Siap." sahut Ara dengan hormat dua jari.

Ara segera melesat masuk ke apartemennya dan menganti bajunya sesuai yang diinginkan Taeyong.

Setelah beberapa menit Ara keluar dengan dandanan super anehnyaa,
, ia stylenya sudah sama dengan Taeyong sekarang hiphop tapi lebih mirip celep five.

"Eeyyy Yoo.... Yoo.. Yoo TY Track... apa aku sudah keren?." tanya Ara sambil bertingkah Swag.

"Anehh. sudah ayoo aku nanti terlambat." ucap Taeyong dan berjalan lebih dulu.

"Yahhh menyebalkan. Sudah seperti ini, jawabannya sama saja... percuma aku maling kemeja kebesaran milik Chenle... bilang cantik, keren, imut atau kau pantas memakainyaa, apa susahnya. Anehh yang benar saja, apa susahnya bilang begitu." gerutu Ara.

"Hai ayoo kau mau bicara sendiri terus disitu?" tanya Taeyong sambil menoleh ke arahnya.

"Iyaa Boss." teriak Ara dan menyamakan langkah kakinya dengan Taeyong.

🐥🐥

.

.

Hana House.

"Hana, kau sudah tidur?." tanya Lucas dari balik pintu kamar Hana, tidak biasanya Hana sudah tidur, jam juga baru menunjukan pukul 7.

Lampu kamar telah mati, Lucas melihat Hana yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Hana, kau masih punya persediaan kaos kaki? Hana?." sedari tadi ia tak mendapatkan jawaban. Ia membuka selimut Hana, dan yang ia temukan hanya sepasang boneka yang dijajarkan.

"Astagaaa kemana anak itu? Tidak biasanya ia tak berpamitan, apa terjadi sesuatu padanya?."

Lucas segera mengambil handphonenya, ia segera menghubungi Hana, tak ada jawaban sama sekali darinya.

Lucas yang begitu gusar akhirnya, ia kembali ke kamarnya, mengambil jaketnya dan pergi mencari Hana.

TBC

You [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang