19

1K 77 0
                                    

Rooftop apartemen.

"Aaaahhh kenapa gambarnya jadi Johnny sihh." ucap Ara sambil menyobek-nyobek gambar itu dan membuangnya asal.

"Aaaaakkk." teriak Ara saat ia merasakan dingin di pipinya.

"Minum." ucap Taeyong dan menyodorkan satu kaleng soda padanya.

"Kau sedang apa?." tanya Taeyong. Ara masih menatap Taeyong aneh tidak bisanya orang itu mendekatinya.

"Kenapa? Terpesona melihat namja tampan memberikan minuman padamu?." tanya Taeyong.

Ara segera merebut soda itu. "Cihh." decih Ara dan membuka kaleng soda itu dan meminumnya. Ia tak menghiraukan Taeyong yang ada di sebelahnya, toh Taeyong juga sibuk sendiri dengan handphonenya.

Ia kembali sibuk menggambar seorang namja yang duduk termangu di dekat jendela.

Membuat Taeyong penasaran dan mendekatkan wajahnya pada gambar itu. Ara yang merasa diperhatikan menoleh ke arah samping.

"OMG! Taeyong! kenapa kau mengagetkanku hah?." teriak Ara.

"Sini lihat." kata Taeyong mengambil buku itu, ia melihat gambar Winwin terpampang kembali di sana. Ia menatap Ara dan gambar itu secara bergantian, mungkin jika ada Winwin saat ini, mereka bisa berkumpul sekarang.

"Kembalikan." seru Ara merebut kembali seketsanya. Tapi Taeyong malah menghindar. Ara yang melihat handphone Taeyong yang ada di kursi segera meraihnya.

"Wahh sepertinya ini lebih mahal daripada seketsa itu." ujar Ara dan memainkan handphone Taeyong.

"Wahhhh... kau menonton Park Jimin juga? Dia memang saat keren saat dance." celoteh Ara.

"Sini kembalikan."

"Tidak mau... ini lebih menarik." ejek Ara.

"Ini seketsamu dan kembalikan handphone ku." kata Taeyong, Ara segera merebut buku itu tapi ia tak memberikan handphone Taeyong.

"Etsss, tunggu dulu... coba kau dance seperti Park Jimin." perintah Ara.

"Tidak mau."

"Yaa sudah, ini untuk ku sajaa..  Ohh Park Jimin." ucap Ara berlebihan  dikalimat akhirnya.

"Ayoo lakukan." perintah Ara dan mengeraskan volume di handphone Taeyong.

"Ahhh menyebalkan." grutu Taeyong.

"Ayoo."

Taeyong segera menyesuaikan ketukan yang pas ia segera bergaya free style, Ara segera mengambil handphonenya dan merekam Taeyong.

Dentingan musik itu berhenti, Taeyong pun menyudahi dancenya, ia mengatur nafasnya yang naik turun dan mengusap keringatnya.

Ara segera mengirim video dance itu ke Appanya, sebelum Taeyong melihat.

"Waahh kau keren sekali Taeyong, kau tak berniat masuk agensi?." tanya Ara.

"Hah? Aku belum pantas untuk itu, sini." jawab Taeyong dan merebut handphonenya kembali.

"Ara Nonna." teriak Chenle dari arag pintu, menghampiri Ara dan Taeyong.

"Ada apa Chenle?." tanya Ara.

"Nonna, bukankah ini sudah waktunya belanja bulanan, kulihat semua persedian sudah habis." jelas Chenle.

"Begitu yaa, Ya sudah aku siap-siap, kau mau mengantarkanku kan Chenle?." tanya Ara.

"Ahhh,, aku harus mengerjakan tugasku." bohong Chenle padahal ia sudah janjian dengan Renjun.

"Yahh kau ini, siapa yang membawa belanjaannya nanti hah?."

You [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang