Aku melihat embun yang menebal di kaca jendela bus sekolah. Ku hapus sebisa mungkin menggunakan telapak tanganku untuk melihat pemandangan yang sangat menarik perhatian.
Sungguh, aku menyukai pemandangan dimana tumbuhan mulai berwarna. Meski, Kanada adalah daerah yang selalu basah dan dingin walau ada sinar mentari.
Hari ini, matahari bersinar membuat pagiku semakin menyenangkan. Disini, sinar matahari bagai emas yang sulit ditemukan.
"Hei!"
Aku menoleh dari lamunanku menatap luar jendela. Aku tersenyum melihat seorang anak lelaki menyapaku dengan sikap yeah, dia memang terkenal keren.
"Hi." Sapaku, dia berniat duduk disampingku.
Aku melihat Hanna yang tadinya duduk disampingku sedang tertawa canda di kursi paling depan bersama teman lainnya.
Aku membenarkan topi kupluk abu-abuku dan sedikit menggeser agar dia duduk disampingku.
"Tidak bergabung?"
Aku menggeleng. Sebenarnya, aku menyukainya. Dia adalah anak lelaki yang bergabung dalam satu grup terkenal dan tentunya sangat diidolakan anak perempuan di sekolah.
Canada Senior High School, sekolah yang bagus dan terkenal akan anak-anaknya yang keren meski tinggal didaerah pegunungan yang beriklim dingin.
"Oh ya, selama 2 hari 1 malam kita camping jangan sungkan meminta bantuanku. Ehm, maksudku kami." Ucapnya menunjuk pada tim basket sekaligus tim kerennya yang memang sekelas denganku.
Aku terkekeh geli. "Akan kuingat, but thanks buat bantuannya."
Dia tersenyum. Aku sedikit salah tingkah melihat senyum manisnya yang mampu mengalahkan seorang Harry Style. Damn! Pantas saja semua orang tidak ada yang bisa menolak pesonanya.
"Kau tahu, maksudku mungkin ada baiknya kau sering bergabung dengan kami. Banyak membicarakan semua hal dan bersenang-senang." Tawarnya dengan wajah yang kurasa dia menginginkan kehadiranku diacara obrolan mereka.
Jujur, selama aku bersekolah aku tipikal orang yang tidak pernah bercanda berlebihan. Maksudku, aku tipe anak pendiam namun otakku cukup cerdas. Membuat semua orang menyukaiku, meski mereka tahu aku membatasi diri dengan pergaulan mereka.
"Terdengar seru. Aku akan mencobanya, lagipula sekarang bisa dibilang kita sedang liburan."
Dia terkekeh. "Liburan dengan sejumlah laporan diakhir nanti."
Aku tertawa. Pria itu bisa mencairkan suasana dan membuat orang nyaman berada didekatnya.
"Hei, Mike! Come here!"
Aku menoleh pada salah satu temannya yang kukenal sebagai Billy itu memanggilnya. Mereka memang berkumpul di kursi bagian paling belakang bus.Mereka melambai saat melihatku tersenyum ke arah mereka. "Hi, Sofia.." Sapa mereka.
Aku tersenyum dan melambai, lalu menoleh pada pria disampingku yang bernama Mike.
"Hhmm, sepertinya mereka sudah memanggilku." Ucapnya tidak enak membuatku sedikit geli.
"Ya, sudah malam. Orangtuamu sudah mencari." Godaku membuatnya tertawa geli.
"Mereka memang selalu menjengkelkan."
"Siapa? Mereka atau orangtuamu?" Tanyaku membuatnya malu. Ia mengusap lehernya dengan salah tingkah.
"Yeah.. Both.." Dia mengakuinya. Aku kembali tertawa. Dia pun berdiri dan pamit.
"Senang berbicara denganmu." Ucapnya membuatku sedikit tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (Finish)
FantasyKetika sebuah kesalahan membuat seluruh hidup dan rencana berubah tanpa diingini.. Ketika bunga bermekaran diwaktu yang tidak tepat.. Ketika, akhirnya daun kering jatuh dan terbang ke tempat yang tidak terlihat oleh mata.. Semua yang terjadi bukan t...