25. New Born

673 65 3
                                    

Aku membuka kedua mataku.

Hal yang kulihat pertama kali saat ku membuka mata adalah langit-langit rumah berwarna putih dan coklat tua.

Aku mencoba bangun dan melihat diriku yang ternyata berbaring di sebuah ranjang putih besar. Tubuhku dibalut dengan sebuah midi dress putih ketat yang berlengan hingga ke siku.

Kepalaku menoleh kearah jendela kaca yang bisa membuatku menatap langsung ke kulit batang pohon?

Tunggu!
Kuarahkan pandanganku ke arah pegunungan dan menyipit.
Lalu, mataku membelalak kaget saat aku bisa melihat ke sudut pohon, bebatuan, aliran kecil air dan dapat melihat beberapa pendaki sedang tertawa sambil membersihkan sepatu mereka.

Aku menggelengkan kepala sambil melihat kedua telapak tanganku.

Apa yang terjadi padaku?
Apa ini hanya mimpi?
Kenapa aku seakan merasa berubah?
Apa aku benar-benar.....

Aku tertawa geli teringat kembali akan novel yang pernah kubaca.
Tanda seorang manusia telah lahir baru dan berubah menjadi vampire abadi.

Tidak mungkin!
Aku tidak mau berubah menjadi seorang vampire.

Aku kembali bergelut pada pikiranku yang sedang berperang hingga suara pintu terbuka mengalihkan pikiranku.

Aku terkejut dengan refleks bokongku menabrak pinggiran meja rias.

"Awhhh!!"
Teriakku.
Bokongku terasa sakit.

"Are you okay?" Suara Axelle khawatir menghampiriku.

Tunggu!
Aku mengerutkan dahi berpikir.
Bokongku terasa sakit.
Sedangkan vampire, tidak akan merasakan sakit hanya dengan tersenggol pinggiran meja.

Pandangan mataku beralih keluar jendela. Aku mengabaikan pertanyaan pria itu dan kembali menyipitkan mataku kearah pegunungan tadi.

Aku terkejut.
Mataku tidak bisa melihat sejauh tadi.
Ku tatap ke arah pohon didekat rumah, namun aku tidak bisa melihat sampai ke pori-pori batang pohon lagi.

Ada apa ini?
Apa tadi aku salah lihat?
Atau tadi aku masih bermimpi?

Apa yang aku harapkan?
Apa aku berharap untuk berubah menjadi monster itu?

Tidak!
Ah, mungkin aku hanya bermimpi.
Tiba-tiba aku teringat perutku. Aku memegang perutku yang sudah rata dan terkejut.

Sebuah tangan memegang pundakku yang sedang menegang lalu mengusapnya lembut.
"Heii, are you okay?" Tanya pria itu lembut.

Aneh, dia seperti bukan Axelle.

Namun Axelle benar-benar terlihat khawatir tidak mendengar jawaban dariku.

"Am i dreaming? Who are you?" Tanyaku membuat dahinya berkerut.

"Sofia? Kau tidak kenal aku?" Tanyanya balik dengan wajah penuh keterkejutan.

Ia menyentuh dahiku dan memegang kedua sisi pipiku.
Aku menatap tepat kearah manik matanya yang terlihat berwarna merah gelap.

"Aku Axelle." Tambahnya sambil menatapku dalam.

Aku menepis tangannya membuatnya lagi-lagi kaget.

"Where is my baby?"

Axelle terdiam cukup lama menatap wajahku yang bingung. Jujur saja, aku sangat bingung. Apa aku sudah melahirkan? Benar-benar melahirkan?

"Answer me!" Bentakku.

"She is fine."
Jawabnya.

"She?"
Tanyaku mengetahui anakku adalah seorang perempuan.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang