Hari ini weekend yang menurutku sangat menyenangkan.
Sabtu kemarin, aku berjalan bersama Mike seharian. Menonton, makan, berjalan malam hari, berbincang ringan, membuat kedekatan kami semakin erat.Bahkan, Mike sudah menembakku. Aku ingin menerimanya dengan senang hati. Ia adalah pria yang tepat untukku. Tetapi, entah kenapa aku belum yakin untuk menjalin hubungan dengan siapapun.
Well, sebulan berteman dekat denganku membuatku yakin untuk menjalani sebuah hubungan yang lebih intens lagi. Tidak salah bukan?
Hanya saja, hari minggu ini aku akan lebih memilih menghabiskan waktu dirumah.
Mike akan pergi bermain bersama temannya seharian, dia sudah ijin padaku meski sebenarnya itu tidak diperlukan. Namun, entah kenapa Mike melakukan aku secara khusus meski aku sudah menolak pernyataan cintanya.Sedangkan Dad, ia ada acara memancing bersama teman-temannya.
Aku memilih mencuci semua pakaianku dan Dad lalu mengeringkannya dijemuran pantry belakang rumah.Saat aku menjemur pakaian, aku melihat sesosok bayangan yang selalu bersembunyi di balik pohon yang menghadap jendela kamarku.
Rasanya, seperti dimata-matai beberapa hari belakangan. Aku sudah mengatakan pada Dad untuk memasang CCTV dirumah, namun sepertinya Dad belum mau membelinya.
Aku menghempaskan cucian baju terakhirku agar air sisa perasan berkurang. Setelah menjepitnya di jemuran, aku berjalan melangkah perlahan berharap bisa memergoki siapapun yang selalu mengendap disekitar rumahku.
"Hei! Keluarlah! Aku sudah melihatmu." Teriakku saat melihat seseorang berpakaian serba hitam mengkilat yang berdiri dibalik pohon.
Aku terkejut saat melihat sosok wanita yang sama yang tempo hari aku lihat rebah ditanah dengan pisau diperutnya. Ia menyengir menatapku dengan perasaan bersalah.
"Ha-hai.. Maaf, aku tidak sengaja membuatmu terganggu."
Aku bersidekap heran. Ku tatap ke arah perutnya yang datar. Sepertinya, wanita itu tidak kesakitan sama sekali. Meskipun memang habis dioperasi, pasti belum bisa berjalan atau berkeliaran seperti ini bukan?
"Jadi, selama ini yang memata-mataiku adalah dirimu?"
Wanita itu mengangguk sambil menggaruk belakang lehernya yang aku yakin tidaklah gatal.
"Hell! Termasuk didanau?"
"Danau?" Tanyanya heran. Aku jadi merasa bingung akan pertanyaan baliknya.
Aku mengangguk.
"Tidak. Aku memata-mataimu semenjak kau menolongku waktu itu."
Otakku berpikir sejenak. Jadi, sosok itu bukan wanita ini. Aku penasaran siapa yang aku lihat waktu itu. Apa hanya kebetulan belaka? Bisa saja keluarga wanita ini yang melihatku waktu itu.
"Apa ada lagi yang memata-mataimu selain aku?" Tanya wanita itu.
Aku terhentak dan menggeleng. Untuk apa menjelaskan pada wanita itu? Bahkan, ia tidak mengenal manusia dihadapannya ini.
"Bukan urusanmu. Apa yang kau lakukan disekitar rumahku? Apa kau pencuri?"
Aku terkaget melihat wanita itu tertawa kencang hingga memegang perutnya.
Aneh, kenapa disaat setiap orang tertawa akan terlihat jelek tetapi wanita ini sangat memancarkan kecantikan alami?Apa dia bidadari?
Apa dia reinkarnasi ibunya?"Ini tidak lucu!" Sergahku menghentikkan tawanya. Ia terdiam sambil mengusap matanya geli.
"Lumayan menghiburku. Tetapi, apa tampangku seperti seorang pencuri?"
"Dijaman maju seperti ini, tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan, pembunuh pun bisa memakai seragam kantoran."
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED (Finish)
FantasíaKetika sebuah kesalahan membuat seluruh hidup dan rencana berubah tanpa diingini.. Ketika bunga bermekaran diwaktu yang tidak tepat.. Ketika, akhirnya daun kering jatuh dan terbang ke tempat yang tidak terlihat oleh mata.. Semua yang terjadi bukan t...