14. Someone New

648 66 1
                                    

"Ya, Dad. Sepertinya aku menginap dirumah Ansell. Baiklah, jaga dirimu."
Aku mematikan ponsel setelah meminta ijin pada Dad untuk tidak pulang.
Beruntung hari ini hari jumat, jadi aku bisa menetap disini dan kembali besok.

Ansell tersenyum sambil membawa nampan berisi susu dan sandwich kedalam kamar yang biasa aku tempati.
Well, pintunya memang sudah diperbaiki.
Dan beberapa perabot kamar ini pun sudah berganti warna yang lebih cerah.

Sepertinya, Ansell benar-benar memperhatikan permintaanku.

"Dad mengizinkanmu?"

Aku mengangguk.

"Ya, lebih baik kau pulang besok. Malam ini beristirahat saja, sekalian menunggu pemulihan lututmu. Semoga lukanya tidak berbekas." Tukasnya.

Aku mengangguk kembali dan meminum susu yang dia bawa. Ah, rasanya seperti kembali tinggal dirumah granny. Biasanya, Granny selalu menyiapkan segelas susu untukku sebelum aku tidur.

"Thanks." Ucapku.

Ansell menggeleng. "Kau selalu terluka saat bersama kami."

"Setidaknya, aku tidak membawa luka parah sampai kerumah. Hanya pada saat pertama pertemuan kita saja."
Jawabku sambil tersenyum.

"Axelle baru saja pergi."

"Kemana?"

"Entahlah. Nick sedang ikut mengawasinya. Dia seperti lebih mudah marah."

"Terang saja. Dia baru saja kehilangan kekasihnya."

Ansell mengangguk.

"Akhirnya, dia merasakan apa yang kurasakan."

Aku dan Ansell mendongak ke arah jendela ketika mendengar suara Javier.
Dan benar, pria itu disana sambil tersenyum kearahku dan ikut duduk disamping ranjangku.

"Javier?"
Sapaku, aku senang dia selalu ada saat aku butuhkan. Dia juga yang menolongku saat Axelle meninggalkan dan tak memperdulikanku.
Padahal, Axelle adalah mate-ku.

"Bagaimana keadaanmu?"
Tanya nya.

"Jauh lebih baik. Berkat Ansell."
Ucapku sambil melirik Ansell yang sepertinya dicueki oleh Javier.

"Hi, Javier. Senang melihatmu tidak sekaku kemarin."

Javier hanya mengangguk tanpa membalas ucapan Ansell yang mencoba dekat. Aku hanya menghela napas.
Apakah setiap keluarga seperti ini?
Kenapa mereka seakan sulit untuk memaafkan?

Aku tidak memungkiri jika Javier memang memiliki dendam besar pada Axelle. Tapi, kenapa jadi semua anggota ia cueki?

"Besok aku akan mengantarmu pulang." Ucap Javier.

Ansell mengangguk membenarkan. "Kami akan pergi ke Demetrius karena pernyataan Aaric tidak diterima. Beruntungnya, Nick sudah mengamankan salah satu anak Curtis yang selamat."

Aku mengernyit. "Apa situasinya akan berbahaya?"

"Tidak. Demetrius hanya butuh saksi." Ucap Javier.

"Memang lebih baik Javier yang mengantarmu." Kata Ansell sambil berdiri.

"Kau mau kemana?"
Tanyaku.

"Aku akan pergi berburu. Rasanya, aku ingin menghisap darahmu jika berlama-lama disini." Kata Ansell sambil tertawa.

Aku tersenyum mendengar lelucon Ansell yang sedikit menyeramkan. Tak kusangka, aku melihat sebersit senyuman kecil pada bibir Javier, namun tidak terlihat jelas karena membelakangi cahaya lampu.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang