17. Bertemu Kembali

594 67 1
                                    

Aku melirik jam dipergelangan tangan kiriku sambil melihat sekeliling cafe.
Hannah belum juga muncul padahal sudah setengah jam aku menunggunya.

Hingga, sebuah tepukan mengagetkanku.

"Sofia!"

Aku berjengit kesal mendengar suaranya yang seakan tidak merasa bersalah akan keterlambatannya.

"Hannah! Kenapa kau tidak datang ditengah malam saja sekalian?!"

Hannah terkekeh manis lalu mengambil kursi didepanku untuk diduduki.

Setelah memesan makanan, Hannah mulai membuka topik dengan pertanyaan-pertanyaan. Well, wanita ini memang tidak berubah. Selalu menyukai gosip dan selalu update berita.

"Kau terlihat lebih dewasa. Apa karena kau bukan lulusan Canada High School melainkan Universitas di California?"

Aku menggeleng. "Aku bahkan hanya menyelesaikan skripsi atas nama kampus itu."

"Well, aku turut berduka atas Granny-mu."

Aku mengangguk.

"Bagaimana kabarmu? Bukankah California seterik itu? Kau terlihat tidak berubah dan malah semakin putih."

Aku mengernyit dan melihat kulit ditanganku, aku bahkan baru menyadari jika warna kulitku tampak semakin putih.

Akupun tersenyum. "Sunblock rutin."

Makananpun datang dan kami makan dengan segala perbincangan ringan yang dibuat Hannah.

"Aku senang kau kembali. Kupikir, kau akan menetap disana atau mungkin Florida, dimana kampung Granny berada."

"Tak ada bedanya. Aku hanya lebih menyukai hawa dingin bersalju dipegunungan. Setelah ku pikir-pikir, keramaian kota megapolitan tidaklah cocok denganku."

Hannah tertawa. "Sangat khas dirimu."

"Bagaimana dengan kabarmu?" Tanyaku.

Hannah terlihat lebih bersemangat. "Well, setelah kelulusan kemarin, aku menerima lamaran Benny." Ucapnya sambil menunjukkan cincin di jari kelingkingnya.

Aku yang sedang minum orange juice itupun tersedak saat melihat cincin putih cantik itu.
"Damn! You'll married.."

Hannah mengangguk bahagia.

"Apa tidak secepat itu?" Tanyaku.

"Kupikir juga begitu. Tapi Benny bilang, dia tidak akan menghambat atau membuatku terburu-buru untuk memiliki anak."

Aku tersenyum mendengarnya. Well, setidaknya Hannah memiliki seseorang yang akan menjaganya. Aku sangat bahagia mendengar kabar baik ini.

"Congratulation, Sweetie.."

"Oohhhh.. Thanks, dear."

Setelah makan, kami berjalan ringan keluar dari cafe menuju halte yang berada di ujung Cloud Venue Street. Kami saling mengeratkan mantel hangat sambil tertawa ringan.

"Kau tahu, bahkan John terjatuh setelah menggoda Linda. Kami benar-benar kehabisan napas untuk menertawakannya." Ucap Hannah sambil tertawa saat mengingat kejadian itu.

Aku ikut tertawa mendengar ceritanya dan membayangkan apa yang terjadi.

Hingga, Hannah menghentikan langkahnya dan terpaku pada apa yang ia lihat tepat dihadapannya.
Aku yang sedang menatapnya pun ikut menoleh dan kaget saat melihat siapa yang menghadang jalan kami.

"Hell, sedang apa kalian dimalam hari dingin seperti ini?" Tanya seorang pria berjenggot dengan tinggi sekitar 178cm, ia terlihat membawa sebuah kayu seukuran lengannya dan mengayunkannya dengan santai.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang