16. Desire

586 67 12
                                    

Aku menatap setiap orang diruang keluargaku dengan pandangan tajam namun kosong.

Tidak benar-benar memandang mereka. Namun, aku tahu semuanya hadir. Bahkan, Nick yang sedang berada diluar kota menyempatkan untuk datang.

Aku bahkan melihat kehadiran Javier dan Violleta, yang sama sekali tidak kuundang.

Orang pertama yang berbicara padaku adalah Aaric.
"Sofia, bagaimana kabarmu?"

"Cukup buruk. Tapi masih bisa kuatasi. Terima kasih sudah bertanya keadaanku." Ucapku dingin membuat aura dingin semakin mendominasi ruangan ini. Ditambah, para vampire yang memiliki auranya tersendiri.

Ya Tuhan, sadarkan aku jika saat ini hanya akulah manusia disini. Di Ruangan kecil, dengan para vampire didalamnya. Bukankah aku bagai cemilan yang sangat empuk?

"Sayang, kau ingin mengatakan sesuatu?" Tanya Amanda. Aku tersenyum karena suara lembutnya.

Kuharap aku memiliki sosok ibu seperti dirinya yang selalu sanggup menggetarkan hati hanya dengan mendengar suaranya.

Lalu, aku mengalihkan tatapanku pada Aaric. Senyum diwajahku menghilang tak bersisa.

"Aku ingin memutuskan hubungan dengan kalian."
Ucapku to the point.

Aaric bangkit berdiri dari duduknya, diikuti dengan Nick yang terkejut.

Aku bisa merasakan tatapan tajam Axelle yang berdiri diujung ruangan. Namun, aku mencoba mengabaikannya.

Begitupula Javier yang menatapku dengan tatapan tidak dimengerti.

"Apa yang kau katakan, Sofia?" Tanya Amanda kaget.

"Maafkan aku. Tapi, ini adalah keputusan yang harus kuambil agar aku bisa menata hidupku kembali dan tidak menjadi ancaman bagi siapapun."

"Ini tidak menyelesaikan apapun. Ini bukan tentang keinginan kalian, tapi ini sudah takdir kalian." Ucap Aaric.

Aku berdecih. "Takdir? Mungkin ini takdir bagi kalian didunia kalian. Tapi tidak diduniaku. Aku yang memutuskan bagaimana takdirku."

"Sofia, kamu tidak bisa melakukan ini." Ucap Ansell.

"Aku sudah mengatakannya padamu, Ansell." Hardikku.

Aku menatap tajam mereka semua dengan emosi yang menggebu-gebu. "Aku hanya ingin mengatakannya secara resmi. Karena baik aku maupun Axelle tidak ada yang menginginkan ikatan ini."

"Demetrius?" Tanya Nick.

"Aku akan berbicara dengan mereka bahwa aku akan tutup mulut tentang keberadaan kalian dan pergi dari kota ini."

"Kau pikir Demetrius datang untuk berdiskusi?"
Javier berbicara.

Aku tersenyum mendengar suaranya. Akhirnya, ia mengeluarkan suaranya dan berbicara padaku.
Aku menoleh padanya.

"Tidak usah pedulikan diriku. Pikirkan saja cintamu itu." Ucapku tajam membuat Javier terbelalak terkejut melihat sisiku yang terlihat bengis.

"Ini tidak bisa terjadi, Sofia." Lirih Aaric sambil memijat keningnya.

Aku bersidekap.
"Aku tidak ingin melihat kalian lagi. Kuharap ini terakhir kali kita bertemu. Aku tidak akan menyapa kalian meski suatu saat akan bertemu atau berpapasan. Aku tidak akan pernah menganggap vampire ada dan membocorkannya pada siapapun."

"Cukup! Apa tidak ada yang menanyakan pendapatku?"

Aku terkejut mendengar hentakan suara Axelle. Aku melihat senyuman anehnya yang menatapku  seakan berkata, kau lemah dan bodoh.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang