6. Meet The Collins

763 67 13
                                    


Ansell terus mengikuti kemana Axelle kira-kira lewat. Ia mencium bau pria itu dan terus berlari kencang. Memang, Axelle adalah Vampire tercepat dari antara mereka jadi, jangan salahkan dirinya sepenuhnya jika ia tertinggal. 

Tiba-tiba, Ansell menghentikan langkahnya dengan terhentak. Matanya melotot saat ia seakan mendapatkan sesuatu yang baru yang ia temukan. Ia menoleh kearah kanan dan kembali mencium aroma yang ia kenal. 

Ia memutuskan untuk berhenti mengikuti Axelle dan menyelidiki apa yang sebenarnya sedang terjadi. 

Ansell mengernyit heran. "Dakota?" 
Ia mencium aroma tubuh Dakota diantara dedaunan dan pepohonan disana.

Langkahnya semakin cepat dan akhirnya muncul dipinggiran hutan dimana sebuah rumah berada. Ia mencium bau tubuh Dakota habis ditempat ia berdiri. 

Namun, anehnya ia mencium bau samar Axelle dan juga bau darah yang menggiurkan. Sepertinya, ia kenal darah ini. 

Ingatannya begitu jelas saat ia tahu jika ini bau darah seorang manusia lebih tepatnya seorang gadis yang beberapa waktu lalu tergeletak ditanah karena ulah saudaranya. 

Ansell menatap rumah penduduk itu yang letaknya sedikit berpisah dari rumah lainnya.

Ia bersyukur sore hari ini lumayan gelap, sepertinya badai salju akan hadir malam ini. 

Mendadak Ansell merasakan perasaan gelisah. Bau darah itu semakin tercium kuat dan samar bau Axelle sedikit lebih nyata. 

Ia memandang sebuah jendela yang ia yakini itu adalah sebuah kamar. 

Ansell berlari ke balik pohon saat melihat seorang pria paruh baya keluar pintu dan masuk ke dalam mobilnya. Lalu, mobil itu melaju pergi keluar pekarangan. 

Kembali, ia penasaran. 

Ansell melompat ke jendela yang hanya ditutup gordyn itu tanpa suara sedikitpun, well, itu hal yang mudah bagi para Vampire yang sangat handal dalam berburu.

Matanya terkejut melihat manusia itu terbaring lemah dan berselimut tebal. Ansell bisa mendengar giginya bergemeletuk dan nafas yang terengah-engah. Gumaman gadis itu bagai ringisan yang menyayat hatinya. 

Ya Tuhan, apa yang terjadi?

Batin Ansell. Tiba-tiba, perasaan iba muncul dari lubuk hatinya. 

Bau darah itu berubah menjadi bau ciri khas keluarga Collins meski samar. Namun, ketajaman indera penciumannya itu bisa ia yakini. 

Ia tidak mungkin salah dalam membaca situasi dan keadaan. 

Ansell kembali terkejut atas pemikiran didalam otaknya. Apa gadis ini sudah di klaim oleh Axelle?

Bagaimana jika iya? Apa yang sebenarnya terjadi? 

Beribu pertanyaan membuatnya iba akan manusia lemah dihadapannya ini. Tangannya bergetar dengan sendirinya karena memaksanya untuk membantu manusia itu agar kondisinya sedikit membaik. 

Ansell mendekati ranjang gadis itu dan memegang keningnya. Matanya melotot melihat sekelebat aliran racun Axelle yang mengalir didalam darah gadis itu. Ia melihat kedalam tubuh gadis itu.

Namun, setiap sel darah gadis itu menerimanya dengan cepat. Hanya saja, sepertinya ada sedikit pemberontakan pada sistem imun gadis itu. Ini membutuhkan beberapa hari untuk sembuh.

Ansell memejamkan matanya dan melepaskan healing power nya melalui kening gadis itu. 

Tak lama, Gadis itu bergumam dan merintih. Matanya terbuka dan terkejut mendapati Ansell yang sedang memegang keningnya. Ia memegang tangan Ansell dengan lemah.

FATED (Finish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang